WB-Ni Jû Roku (二十六)

87 16 2
                                    

Duduk di tengah ruangan ganti di Show Pub dengan wajah begitu datar, penampilannya tampak begitu aneh dengan kepala botak yang terlihat palsu, kacamata bulat dan bulu-bulu halus di bawah hidung. Reaksi laki-laki, Uryuu, menunjukkan berapa ia tidak peduli dengan sekitarnya meski penampilannya telah berubah akibat kejenuhan Shizuka, Tsubakino dan Kembarannya sendiri, Seiryuu.

Seiryuu dan Tsubaki langsung menahan mulut mereka di kala tawa mereka hampir saja meledak. “Pfttt—” gumam mereka hampir serempak, mencoba menahan tawa namun justru semakin sulit.

Tsubakino mengibaskan tangannya di udara, tawanya langsung pecah karena tidak tahan untuk menahannya lebih lama lagi. “HAHAHA! COCOK BANGET DENGANMU!” seru Tsubakino yang tengah cekikikan.

“Pakai ke sekolah besok!” kata Seiryuu dengan nada mengejek, ia menepuk-nepuk punggung Uryuu guna meredakan humornya.

Tsubakino menatap Shizuka sambil menahan senyum. “Gimana, Shizuka? Bagus banget, ‘kan?” ujarnya sambil menunjuk penampilan aneh Uryuu.

Di tenaga situasi random itu, Shizika, yang awalnya terlihat ragu, akhirnya berkata jujur. “Uh ... Ya! Bagus!” Sambil berusaha memberikan pujian yang tulus, Shizuka tanpa sadar sedikit melencengkan perkataannya. “Pakaianmu terlihat sangat bagus hari ini, Tsubaki-chan. Apalagi dasi kupu-kupumu ...”

Diam.

Setelah Shizuka mengatakan itu, entah kenapa suasana yang tadinya penuh dengan tawa tiba-tiba saja menjadi diam dan agak canggung.

“U-uhh ... Eh, maaf, kita bicarain soal apa, ya?” Dengan polosnya Shizuka bertanya, perempuan itu belum dapat masuk ke dalam topik lawakan dari mereka.

Lalu, Seiryuu menjawab. “Penampilan baru Uryuu ...” katanya terdengar lembut.

“Aww, sungguh? Aku juga suka sama dasi kupu-kupu ku sendiri.” sahut Tsubakino menyadari perkataan Shizuka sebelumnya.

Seiryuu terdiam sejenak, mengamati sikap Shizuka yang tampak aneh malam ini sejak kepergian Roppo Ichiza dan bocah-bocah Fuurin. “Souka ... (Begitu ...).”

“Aku yakin Kamu pasti khawatir. Lagipula, Kanji pergi untuk ikut pertarungan. Tapi, hei ... dia tidak mungkin bisa dikalahkan dengan mudah,” Seiryuu tersenyum lembut, seperti malaikat.

“Kamu juga setuju, ‘kan? Jadi, Kamu tidak perlu terlihat murung.”

Shizuka diam, memproses ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh Seiryuu dan mencoba meminimalisir rasa khawatirnya terhadap mereka yang berlebihan. “B-benar, kamu benar juga.” jawabnya pelan.

“A-ah, aku juga khawatir kepada (Name)-chan yang belum juga kembali. Apakah (Name)-chan akan baik-baik saja ...?” Shizuka bertanya, selain ia menghawatirkan Kanji, perempuan itu juga ikut mengkhawatirkan sosok gadis berambut perak yang tidak kunjung kembali, padahal waktu sudah mulai larut malam.

Ting Ting—

Dentang singkat mengusik keheningan ruangan ganti, suara khas handphone berdering lirih namun cukup menggelegar di ruang yang sepi.

Di atas meja rias, layar ponsel berpendar, memantulkan cahaya lembut di antara setumpuk kostum muka atau bahkan sebuah kacamata yang tergeletak acak.

Getarannya membuatnya sedikit bergerak, meninggalkan bayangan samar di cermin di belakangnya. Pesan baru telah masuk, membawa harapan atau mungkin kekhawatiran, menunggu untuk dibuka.

Tsubakino meraih handphone miliknya dari atas meja rias, menelisik nama kontak yang tertera di sana. “Panjang umurnya.” celetuk Tsubakino selepas ia membaca nama kontaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗞𝗬𝗢𝗠𝗔𝗜 𝗔𝗜: 兄妹愛 ┆ Wind Breaker × Reader's┆NII SatoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang