Kesabaran Smith membuahkan hasil, hingga tujuh hari kemudian dia berhasil mengajak Shine makan siang bersama meski lokasinya tak jauh dari butik, Smith tak peduli.
Alpha itu harus mati-matian menahan aromanya agar tak menguar karena dia sangat mabuk akan aroma Shine. Tak hanya aroma, semua yang ada di diri Shine membuatnya mabuk, terutama senyumnya.
"Boleh aku menanyakan sesuatu yang lebih pribadi?" tanya Smith memulai percakapan.
"Um, saya akan menjawab jika itu bisa." Shine menyuap, bahkan cara makannya pun membuat Smith tak berkedip.
"Apa sudah ada seseorang di sisimu?"
Semangat itu mengendur kala melihat Shine mengangguk, Smith merasa tak memiliki harapan.
"Si-siapa pria beruntung itu?"
"Ayah dan Ibuku, hanya mereka yang selalu berada di sisiku."
Jawaban Shine membuat Smith tercengang.
"Bukan seperti itu yang kumaksud."
Shine terkekeh, menampakan jajaran gigi putihnya. "I'm single, belum ada seseorang bergelar kekasih."
"Oh, syukurlah."
Lagi-lagi Shine terkekeh, Alpha di depannya terlihat lucu karena sejak tadi terlalu tegang.
Makan siang berlanjut dangan pembicaraan santai yang mengalir begitu saja. Smith memutuskan akan mendekati shine secara perlahan karena takut Omega itu tak nyaman jika dia terlalu agresif.
Mereka akan berpisah di parkiran, saat Smith membukakan pintu mobil untuk Shine, seorang wanita berpakaian sangat terbuka menyapanya.
"Sayang, aku menghubungimu berulang kali." Wanita itu memeluk Smith yang tubuhnya kini menegang.
Shine tetap tenang dengan senyum mengembang. "Terima kasih makan siangnya, saya permisi, Tuan."
Mobilnya melaju kencang bahkan sebelum sempat Smith menjawab. Dari spion Shine melihat terjadi perdebatan antara Smith dan wanita itu, Shine hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
***
Tiba di butik, seorang Alpha yang lebih cocok disebut bocah laki-laki tengah menunggunya dengan raut menyedihkan.
Bahkan langsung menumpahkan tangis di pelukan Shine.
"Hey, ada apa?"
"Kami bertengkar lagi."
Shine menghela nafas, menepuk-nepuk pelan punggung Arzhan untuk menenangkan.
"Kali ini apa lagi?"
Shine mengajak bocah besar itu duduk di sofa, tapi malah merebahkan kepalanya ke pangkuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINE [END]
FanfictionPerjalanan Shine mencari cinta sejati dan tentang Shine yang selalu bersinar.