𝐒𝐄𝐆𝐈𝐓𝐈𝐆𝐀: 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝟏𝟒

124 66 34
                                    

Hahhhhhhh......

Helaan nafas berat terdengar diseluruh area markas Dream'z, makan udah, nge ghibahin Pheoni'x juga udah. Tapi kenapa rasanya ada yang kurang? Kopi ajah udah abis beberapa gelas, pizza udah abis 4 box, dan pertanyaan tetap sama, " kenapa kaya ada yang kurang? ".

"Anjir! " umpat rian, ia bosan guysss.

"Bener-bener ngga berguna ajakan nya bang haikal" sesal lelaki putih berdarah China, siapa lagi kalau bukan  Zehan Elaskandar, anak tunggal kaya raya dari pasangan pemilik tambang minyak di Dubai.

"Tutup mulut bau tanah lo, han. Gw juga sama ege, bosen~" ujar Haikal yang diakhiri dengan rengekan tak berguna.

"Kata gue juga apa, jangan ikutin omongan sesatnya si Haikal!! " timpal lelaki pendek yang tak lain ialah Rian.

"Lo juga ikut ya babik!! " protes Haikal tak terima.

Seperti yang kita ketahui, mereka yang tak lain ialah Zehan, rian dan Haikal. Kini berada di basecamp Dream'z, niat hati mereka hendak bolos dari pelajaran fisika dan kimia di hari Kamis berkah ini, namun entah darimana datangnya bujukan syaithon. Tiba-tiba Haikal mengajak Rian juga Zehan, untuk ke markas dengan dalih "istirahat bentar" halah bacot.

Dan pada akhirnya, mereka dilanda rasa bosan. Mulai dari Haikal yang kini tengah berguling-guling diatas karpet berbulu di ruang tengah basecamp, sampai dengan Rian yang sibuk menghitung pelet ikan mas milik Jisung, bagaimana dengan Zehan? Ia sibuk memilih warna untuk mobil barunya.

"Tetiba, gue pengen punya pacar spek yalili" ujar Haikal yang kini dengan tak sengaja menyuarakan isi hatinya.

"Kaya lirik lagu ngga sih bang? " balas Zehan dengan mengangkat sebelah alis nya pada Rian seolah-olah meminta jawaban.

"Apaan si, emang ada?! " sewot Haikal.

"Ada, bego!! " sarkas Rian, dan entah darimana asalnya bantal kelinci milik Khai yang tiba-tiba saja sudah ada di tangan Rian, dan siap melemparkan nya pada manusia tidak tahu diri jelmaan monyet macam Haikal ini.

"Namun semua, takkan mungkin iman kita yang berbeda~" nyanyi Rian bersama dengan Zehan, niat mereka baik kok, mereka kan cuman mau ngingetin kalo yang spek yalili itu anak Tuhan, kalo Haikal kan anak Bapak.

"Ya emang kenapa? Lagian kan gue anak Bandung" bela Haikal. Tolong di maklum yah, dia emang ngga kebagian pas pembagian IQ.

"Si bego, apa hubungan nya ama asal lahir lo. Setan!! " nampak nya Rian mulai frustasi menghadapi manusia setengah udang ini.

"Ya kan, anak bandung mah kece-kece. Buktinya ajah gue nih, tenang ajah bestihhh, Cinta juga butuh perjuangan."

"Anak nya bapak Mahmud emang geser otaknya!!, heh dengerin yah. Lo itu bukan cuman nentang perasaan doang, tapi lo juga nentang Tuhan, bego!! " omel Rian, nggak habis fikri sama pikiran nya Haikal.

"Tau bang, sini Zehan ingetin. Tuhan memang satu~ , kita yang tak sama~" timpal Zehan, dengan diakhiri oleh nyanyian yang penuh penghayatan.

"Terus gue harus nyari yang kayak gimana?" tanya Haikal yang mulai frustasi sendiri.

"Ya, nyari yang seiman! " bentak duo curut yang kesabaran nya hanya setipis tisu dibelah tujuh.

"Tolol!!."

"Bego!!."

"Taik lo berdua, ngomong ajah iri sama cewek kriteria gue" cibir Haikal, eyyyy dia ngga tahu ajah kalo kedua teman nya itu siap melakukan pembunuhan berencana.

        ╞═════𖠁𝔻𝕚𝕒, 𝕕𝕒𝕟 𝕃𝕒𝕦𝕥𖠁═════╡

Jam pelajaran pertama telah usai, kini saatnya siswa-siswi mengisi kosongnya perut akibat terlalu lama menelan banyak nya pelajaran yang berat. Nyatanya bukan hanya mengahadapi masalah saja yang bikin pusing tujuh keliling, ternyata kelas seni juga bikin pusing. Dan itu terjadi pada Renjani, ia paling tidak bisa menggambar, dan dengan entengnya pak Azat selaku guru seni di sekolahnya menyuruh kelasnya untuk menggambar bangunan sekolah ini, halahhhhhh, ya Renjani mabok dong.

Dia, dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang