𝐊𝐀𝐑𝐌𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 𝐊𝐔𝐑𝐌𝐀 : 𝟏𝟏

75 58 3
                                    

Tuhan memang maha adil, dia bisa menjatuhkan kepada siapa rasa itu akan hadir dan berlabuh, tak perduli seberapa kaya nya tuan muda, jika takdir hidup nya adalah mengangkat derajat istrinya, maka ia bukan mendapatkan nona muda, melainkan gadis muda.

Cakra buana berputar mengelilingi tempat-tempat dimana ia harus berhenti dan menetap, sebagaimana sebuah "Rasa" yang bisa saja muncul seiringnya masa.

Memikirkan tentang rasa, bagaimana kalau kita kembali mengingat lelaki muda yang buta tentang cinta?!, selagi pijakan nya adalah Buana, maka semesta masih punya banyak rahasia tentang hati, salah satunya adalah sebuah Karma rasa Kurma.

"Apa pendapat lo tentang cinta?. "

Hening, ruang tengah yang awalnya ramai dengan celotehan remaja-remaja lain, kini hanya menyisakan suara dari aplikasi mobile legend yang mereka mainkan.

𝐒𝐚𝐯𝐚𝐠𝐞.

Kenapa? Apa Karang salah bertanya? Bukannya hal lumrah bagi setiap remaja untuk membicarakan tentang cinta? Heh yang benar saja!!. Kini mereka hanya diam tanpa ada yang mampu membuka suara, mereka masih syok, masih shik shak shok akan pertanyaan ketua nya ini. Hingga akhirnya mereka tersadar akibat suara kekalahan dari permainan yang mereka mainkan.

𝐃𝐞𝐟𝐞𝐚𝐭.

"Shik shak shok sedikit, ngga ngaruh sayyy~"

"Bentar, emangnya lo lagi suka sama siapa bos? " ujar lelaki berlesung pipit yang tak lain adalah Fariz.

"Jangan bilang kalo lo suka ama Renjani?!. "

"Apa maksud lo Riz, jelas-jelas dia cuman pancingan kita buat ngehancurin Dream'z" timpal lelaki jangkung yang biasa kita panggil dengan sebutan, Alva.

Karang, lagi-lagi ia hanya bisa menghela nafas nya pelan. Sampai kapan ia harus membohongi hatinya sendiri, jujur saja ia bahkan sudah jatuh cinta kedalam pesona seorang Renjani, walau kadang dendam itu tiba-tiba hadir ketika ia melihat wajah cantik nya itu, tatap saja bola mata indah milik Renjani mampu menenggelamkan semua masa-masa kelam seorang Karang.

Sadar dari lamunan nya, kedua matanya itu kini mulai mencari dan menelisik ke semua penjuru, hingga pandangannya jatuh ke salah satu anggota nya, dia Alister Galen Pratama. Satu-satunya manusia yang mampu membawa senja nya pergi ke tengah-tengah laut, hingga senja nya itu merasa nyaman dengan bisingnya derungan ombak.

Merasa ada yang memperhatikan, Galen kembali menatap Karang dengan tatapan yang sulit di artikan, entah itu menunjukkan rasa benci, marah, atau cemburu. Karang benar-benar tidak faham dan tidak tahu apapun tentang kehidupan seorang Alister Galen Pratama.

"Gal, pesenin makanan dong! Gw lagi ngga ada voucher Shopee nya. "

"Halah, orang kaya jejadian lo. "

"Ngomong apaan lo Samin?! Sini muntahin lagi bala-bala gue" kesal Fariz pada manusia jejadian macam Alva.

Acara kejar-kejaran antara Fariz dan Alva- pun tidak bisa dihindari, mereka memang terlahir dengan kekurangan adab dan akal, jadi yang seperti kita tahu, bahwasanya mereka setelah lahir, jadinya hanya mempunyai separuh otak manusia, selebihnya mereka memakai otak udang.

"Kayak biasa ajah Gal" perintah karang dan ia pun duduk di samping Galen.

Jari-jari berurat itu kini sibuk menari di atas keyboard, guna mencari beberapa menu spesial di aplikasi orange tersebut. Hah, membicarakan soal makanan Galen jadi teringat dengan manusia boncel nan gembul si penyuka sushi itu, apakah ia sudah makan? Baiklah, mungkin setelah ia memesan makanan untuk temannya ia akan memesankan bermacam-macam makanan Jepang untuk bayi besarnya.

Dia, dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang