meet u(end)

62 5 0
                                    

Baru saja Haechan ingin mengeluarkan suara nya, Renjun lebih dulu membuka suara dan berkata cepat dengan nafas tercekat, jangan lupakan mata yang berkaca-kaca, yang kapan saja liquid bening itu bisa terjun bebas, yang membuat Haechan khawatir sekaligus bingung setengah mati.

"A-aku pergi duluan" ucap Renjun dengan terbata dan berlalu dari sana dengan langkah cepat, yang membuat Haechan berteriak.

"YAAAK, HUANG!!!. KAU MAU KEMANA?!, INI BELUM SELESAI!!!" teriak Haechan tanpa malu walaupun orang sekitarnya menatap Haechan tajam. Haechan saat ini butuh penjelasan oleh kedua nya dan dari pria didepannya yang masih terdiam mematung.

Haechan lagi-lagi tidak bisa berkata saat ingin mengeluarkan suara nya, karena Jaemin sudah dulu berdiri dari duduknya meninggalkannya, yang membuat Haechan semakin bingung dan sangat kesal.

"NA JAEMIN!!!. ASTAGA, KAU JUGA MAU KEMANA?. TIDAK BISA KAH KALIAN BERDUA MENJELASKAN SITUASI SAAT INI KEPADA KU TERLEBIH DULU?!, YAAAK!!!" teriak Haechan lagi tanpa malu, mendengar teriak kesal dari Haechan Jaemin sedikit membalikkan tubuhnya dan-

"Haechaniee, aku pergi dulu. Dan itu, Renjun adalah mantan kekasih ku yang ku ceritakan kepadamu" ujar Jaemin meninggalkan Haechan dan berlalu dari sana.

Haechan menganggukan kepalanya tanda mengerti, mungkin.
"Oh, mantan kekasih" ucap Haechan belum sadar, selang beberapa menit.

"M-MWOOO?!" Teriak Haechan kebingungan dengan kedua bola mata membulat sempurna hampir keluar, lagi-lagi orang sekitarnya menatap Haechan tajam, tapi Haechan sama sekali tidak peduli.

Sedangkan disisi lain, pria mungil yang baru keluar dari caffe sedikit berlari dan menjauh dari area itu, bahkan payung nya yang ia pakai tadi ditinggalkannya begitu saja. Pria itu sedikit berlari dengan air mata yang mengalir deras dipipi nya dengan air hujan yang menutup kesedihannya. Pria mungil itu sama sekali tidak peduli dengan keadaan tubuhnya yang sudah basah, orang yang ia lewati tak jarang menatap pria itu khawatir dan menyuruhnya untuk berteduh, tapi tidak pedulikan pria itu. Yang ia butuhkan saat ini hanya tempat yang bisa menumpahkan seluruh kesedihannya, tanpa ada orang tau.

Jaemin juga keluar dari caffe untuk mengejar Renjun yang tidak jauh dari jangkauannya, dia berlari untuk mengejar Renjun, terkadang pria bergigi kelinci itu meneriaki nama Renjun dengan sangat kencang, tapi pria mungil itu sama sekali tidak mendengarnya. Tidak mendengar karena hujan deras yang mengguyur atau memang tidak ingin menemui Jaemin, tidak tahu.

"RENJUN-NAA, KU MOHON BERHENTI!!!"

"RENJUN-NAA, BIARKAN AKU MENJELASKAN KEPADA MU. KU MOHON BERHENTI, REN!!!"

Teriakan Jaemin sama sekali tidak didenger oleh Renjun, pria mungil itu seakan tuli. Dia tidak ingin menemui pria yang membuatnya tidak ingin mengenal cinta lagi, yang membuatnya membenci rasa cinta, TIDAK INGIN, batin Renjun menjerit.

"KU MOHON BERHENTI MENGEJAR KU, JAEMIN!!!"

"AKU SAMA SEKALI TIDAK INGIN MENEMUI MU" Teriak Renjun.

Renjun berlari sangat kencang diguyuran hujan, saat ingin menyebrang Renjun sama sekali tidak melihat kanan-kiri, yang membuatnya hampir tertabrak kalau tidak ditarik Jaemin.

Sreeetttt!!!

Bruuukk!!!

Renjun menubruk dada bidang Jaemin sangat keras, tangannya juga dicekal sangat erat sama Jaemin. Jaemin benar-benar khawatir sama Renjun sampai tidak bisa mengontrol emosinya.

"TIDAK BISA KAH KAU LIHAT SEKELILING MU, HUANG?!"

"KALAU AKU TIDAK CEPAT MENARIK MU, KAU BISA SAJA TERTABRAK TRUK ITU!!!"

Short story||Jaemren√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang