Sandiwara satu kata yang dibenci oleh pria yang sedang berdiri sendirian ditengah keramaian orang-orang yang berlalu lalang diacara tersebut, matanya emang melihat kesana kemari tapi tidak dengan pikirannya yang melalang buana ntah kemana. Pria itu sangat membenci kata 'sandiwara' walaupun dia sendiri terkadang sering melakukan itu. Manusia itu manipulasi, palsu, bermuka seribu, sering berpura-pura dan suka bersandiwara. Manusia sering bersandiwara untuk memainkan banyaknya peran cerita didunia ini. Manusia sering memasang banyaknya topeng untuk menipu semua orang dari sifat aslinya dengan sifat palsu nya. Begitu pun, yang dirasakan pria mungil ini, dia sekarang sedang bersandiwara untuk memainkan perannya menjadi seseorang yang murah senyum dan membalas sapaan atau menyapanya dengan sopan dan santun dan ramah tamah nya. Jujur, dia membenci hal itu, kalau tidak karna paksaan dari kedua orang tua nya ia juga enggan melakukan semua hal tidak penting itu dan enggan juga untuk menghadiri acara yang tidak penting menurutnya, yang acaranya hanya dihadiri oleh keluarga konglomerat, yang mengharuskan semua anggota keluarga harus datang termasuk anak-anak mereka. Sebenarnya, pria itu bisa saja kabur dari acara yang membosankan ini seperti yang dilakukannya tahun yang lalu. Tapi sialnya, orang tua nya mengancam nya akan mengurungnya, dan juga dia tidak takut akan itu sebenarnya. Untuk kedua kali nya dia membatin sial karna kedua orang tuanya menyuruh orang suruhan ayahnya untuk menjaga semua sisi bangunan ini. Ok, sepertinya lelaki mungil hanya bisa pasrah sama keadaan yang membosankan ini. Acara kali ini berada di mansion keluarga 'Na'.
Siapa yang tidak mengenal keluarga 'Na' itu keluarga yang berpengaruh dia negeri ginseng, keluarga terkaya nomor satu di Seoul. Yang memiliki satu anak tunggal yang akan mewariskan semua kekayaan orangtuanya. Keluarga yang menurut nya sangat ramah didepan semua orang tapi kita tidak tau kalau ia dibelakang semua itu. Sekali lagi pria mungil itu jelaskan bahwa semua nya hanya sandiwara yang dimainkan oleh banyaknya peran didunia ini.
Pria mungil yang sedang melamun sendirian itu yang sesekali tersentak saat orang lain menyapanya dan membalasnya dengan senyuman sedikit kecil atau bisa dikatakan paksaan. Huang Renjun, siapa yang tidak mengenal lelaki mungil itu, yang memiliki paras tampan cantik secara bersamaan, kulit putih pucat, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah alami, senyum manis, dengan mata bulat yang bersinar terang didalam mata itu setiap orang yang melihat binar mata itu pasti seperti melihat bintang yang bertebaran didalamnya, satu kata yang cocok untuk lelaki mungil itu, SEMPURNA.
Siapa juga yang tidak mengenal Renjun sebagai anak dari Huang Chanyeol dan Huang Wendy, keluarga Huang yang kepala keluarga nya adalah sih Huang Chanyeol seorang aparat negara yang terkenal akan ketegasannya yang bikin semua orang menciut dan Huang Wendy seorang dokter kecantikan yang terkenal diseluruh Asia karna perawatan kecantikan yang tidak main-main dan budget juga tidak main-main, keluarga Huang juga dikenal sebagai orang konglomerat ketiga setelah keluarga Lee. Tidak jarang orang mengenal Huang Renjun sebagai pelukis terkenal diseluruh Asia, banyak orang yang memesan lukisan dari pria manis itu. Kenapa tidak?, lukisan yang dibuat oleh Renjun begitu indah, torehan dari kuasnya itu begitu nyata.
Renjun juga memiliki galeri lukis sendiri yang ia dirikan sudah hampir satu tahun atas kegigihannya, bantuan, dan dukungan kedua orang tua nya dana sahabatnya.Saat ini Renjun sedang beradu agumen dengan pikirannya sampai tiba-tiba suara berat menganggu acara lamunannya.
"Sepertinya, kau lelah harus berpura-pura tersenyum ramah dan menyapa setiap orang yang melewati mu?"suara berat nan tegas dari seorang pria asing menyapa indra pendengarannya dari belakang tubuhnya. Renjun sedikit tersentak mendengar perkataan pria asing yang berbicara tepat ditelinga pria mungil itu. Dan jangan lupa kan parfum yang begitu memikat siapa saja yang mencium harum maskulin dari parfum mahal itu.
Renjun, seketika tersadar ia pun sedikit membalikkan badannya dan lagi, Renjun terkejut melihat tampang lelaki itu yang begitu nyata didepannya yang sedang membungkukkan badannya didepan muka Renjun, karna tinggi Renjun cuma sebatas dagu lelaki itu, ia bisa merasakan hembusan nafas dari pria asing didepannya, dan juga hidung mereka berdua yang sedikit lagi bertemu. Renjun sedikit membola saat kedua mata nya bertemu dengan iris mata pria itu yang sedang tersenyum lebar kearah nya, yang membuat jantung Renjun berdetak lebih cepat karna senyuman lelaki itu terbilang manis dan memabukkan dengan wajah tampan dan rahang tegas, hidung mancung, bibir tipis yang tersenyum lebar, rambut hitam legam yang tertata rapi, dan jangan lupakan gigi kelinci pria itu.
'sialll, perasaan apa ini?' batin Renjun yang masih melihat wajah lelaki asing didepannya.
"Aku tahu, aku tampan"ucap pria itu lagi yang masih tersenyum lebar dan masih membukukan badannya.
Renjun sedikit tersentak mendengar ucapan pria asing itu. Renjun, seketika sadar akan jarak mereka yang begitu dekat. Sadar akan itu, Renjun sedikit menjauhkan tubuhnya dari tubuh pria itu yang sedang menegakkan tubuhnya dan memasukan kedua tangannya kesaku celana pria itu, lagi, pria itu masih tersenyum ke arah Renjun. Yang akhirnya Renjun membuka suara, walaupun deru jantungnya masih sedikit menggila.
"Astaga?, kau siapa?" Tanya Renjun sambil menormalkan deru jantungnya.
Sedangkan pria itu langsung merubah raut mukanya menjadi seakan akan sedih, sebab Renjun tidak mengenal nya, Renjun sendiri tidak mengerti akan raut wajah yang dibuat-buat oleh pria itu.'kenapa raut wajah pria ini?'tanya Renjun dalam diri nya.
"Kau serius? Tidak mengenal ku?" Ucap pria asing itu yang masih mempertahankan raut sedih nya, Renjun sedikit menganggukan kepala nya. Ya, Renjun bener-bener tidak mengenal pria asing yang tiba-tiba datang dari arah belakang tubuhnya.
"Jahat sekali" ujar pria asing itu sambil mengerucutkan bibirnya. Astaga!!!, ada apa dengan pria ini?!, begitulah batin Renjun.
"M-maaf" eh?, kenapa Renjun yang meminta maaf, astaga ntah lah.
"Tidak. Jangan meminta maaf, sepertinya kau memang tidak mengenal ku" ucap pria itu sedikit tersenyum kecil.
"Ah, kalau gitu kenalkan. Aku Na Jaemin" Renjun tertegun saat lelaki itu mengenalkan diri nya dan mengulurkan tangannya. Renjun? Dia tentu saja mengenal siapa Na Jaemin, yg bakal menjadi pewaris dari keluarga Na itu, tapi Renjun sama sekali tidak pernah menahu soal rupa lelaki didepannya itu, dia hanya mengenal namanya tidak rupa lelaki itu. Dia sering mendengar dari sahabatnya kalau anak tunggal marga Na itu tampan, tegas, dan manis, banyak wanita/pria manis diluaran sana yang ingin menjadi kekasih pria itu. Tapi Renjun sama sekali tidak peduli sama apa yang diomongin sahabatnya itu, yang ternyata ucapan sahabatnya itu benar bahwa pria bernama Na Jaemin itu amat tampan dan aura berkharisma yang mengguar. Sekarang Renjun tidak tahu ini garis takdir atau sekedar kebetulan saja lelaki bermarga Na itu sudah ada tepat di hadapannya tanpa harus repot repot Renjun mencari tahu tentang pria itu.
Jaemin menatap khawatir lelaki mungil didepannya yang tiba-tiba saja diam dan melamun saat dia memperkenalkan namanya, apa Jaemin semenakutkan itu atau ada hal lain yang membuat lelaki mungil itu tiba-tiba saja seperti itu. Jaemin dia berinsiatif untuk menyadarkan lelaki mungil itu dari lamunannya dengan sedikit menepuk bahu lelaki mungil itu. Renjun yang sedang beradu agumen dengan pikirannya sedikit tersentak saat ada tangan yang menepuk bahu nya dua kali dengan sedikit pelan, dia langsung tersadar dari lamunannya dan menatap pria didepannya.
"Ah, maaf mengejutkan mu. Tapi, apa kau baik-baik saja?, aku lihat kau tiba-tiba terdiam saat aku memperkenalkan nama ku. Maaf kalau aku membuat mu sedikit risih"ujar Jaemin dengan tatapan rasa bersalah, Renjun yang melihat tatapan bersalah itu langsung saja menggeleng kan kepalanya dengan pelan.
"Ah, tidak. Kau tidak salah, dan aku baik-baik saja, tidak perlu meminta maaf" ucap Renjun sedikit tersenyum tipis, Jaemin yang mendengar ucapan pria mungil itu langsung tersenyum kecil.
"Kalau gitu perkenalkan aku lagi, aku Na Jaemin"ucap Jaemin sambil mengulurkan tangannya, yang disambut baik oleh Renjun.
"Aku Huang Renjun"
"Aku tahu, senang bertemu dengan mu, Renjun. Dan aku tahu beberapa tentang mu"ucap Jaemin sambil tersenyum lembut, Renjun tertegun mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Jaemin, ia tak tahu kenapa jantung nya berdetak cepat saat mendengar kalimat terakhir itu dan senyuman lembut Jaemin. Saat Renjun ingin membuka suara nya tapi ia urungkan kembali, saat lelaki itu lebih dulu mengeluarkan suara nya.
"Eum, bagaimana kalau kita duduk disebelah sana. Tidak enak jika kita berbicara dengan berdiri seperti ini" ujar Jaemin sambil menunjuk meja yang tidak sedikit jauh dari keramaian dengan dagu nya. Renjun berfikir sesaat sebelum menerima tawaran pria itu dan pada akhirnya Renjun sedikit menganggukan kepala nya untuk menerima tawaran lelaki itu, tidak ada salahnya untuk menerima nya kan?, lagian Renjun juga sudah amat lelah kalau harus berdiri sendirian disini. Melihat anggukan dari Renjun, langsung saja Jaemin menarik pelan tangan pria mungil itu dan mengajak Renjun untuk berpindah tempat, Renjun sendiri bener-bener tidak tahu kenapa jantung nya berdetak sangat cepat saat pria bernama Na Jaemin ini menyentuh tangannya.
'Astaga, aku sebenarnya kenapa?' batin Renjun sedikit melirik pergelangan tangannya yang ditarik lembut oleh pria didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story||Jaemren√
Contoini tentang Jaemin dan Renjun dan beberapa kisah singkat mereka. jangan lupa follow dan vote ya!. #Jaemin: Dom #Renjun: Sub #Jaemren #bxb #boyslove