spin the bottle game(2)

48 9 0
                                    

Pria yang jadi objek pembicaraan mereka saat ini sedang makan dengan tenang, walaupun keadaan sekitar sangat bising dan mengganggu, tapi pria itu tetap tenang. Yah, gimana?, telinga pria itu saja sudah tertutup oleh earphone yang sedang menyala.

Sebenarnya pria ini sedikit mendengar pembicaraan Renjun dan teman-temannya, yah cuma sedikit tidak terlalu banyak. Saat asik dengan dunia nya sendiri, tiba-tiba pria yang bernama Jaemin ini kedatangan seorang pria mungil nan manis, itu Renjun yang menatapnya sedikit dengan senyuman tipis. Jaemin mengerutkan dahi nya bingung, mau ngapain dia? Batin Jaemin.
Jaemin masih tetap diiam sama sekali belum ada niatan untuk mengeluarkan suara nya, Jaemin masih tenang memakan makannya hingga kandas. Saat Jaemin ingin berdiri tangannya lebih dulu ditahan oleh tangan Renjun, yang membuat dada nya berdesir hebat dan seluruh tubuh yang memanas.

Sial, ada apa dengan ku? Batin Jaemin.

Jaemin lalu melepaskan tangannya dengan sedikit menyentak, membuat Renjun sedikit kaget, lalu menatapnya dengan tatapan bersalah, karena sudah memegang tangannya.

"Ah, J-Jaemin-sii. Maafkan aku karena sudah lancang memegang tangan mu" ujar Renjun sedikit menunduk, lalu menatap Jaemin dengan tatapan teduh, lagi dada Jaemin berdesir dengan deru jantungnya yang menggila. Jaemin sedikit menormalkan deru jantungnya lalu berdehem singkat, dan mengangkat satu alis nya, seolah bertanya 'apa' melalui gestur itu. Renjun yang paham lalu berdehem singkat, dan menatap Jaemin dengan senyuman tipis.

"Jaemin-si, boleh aku berbicara sedikit dengan mu?" Tanya Renjun pelan, jantung Renjun saat ini sangat menggila tidak wajar, sial, karena permainan itu dan tantangan sialan ini, aku harus seperti ini batin Renjun.

"Ya, boleh" jawab Jaemin singkat dengan tatapan datar.

"Emm, jadi begini. A-aku i-ingin mengajak mu kencan, apa kau mau?" Ucap Renjun terbata, Renjun sangat malu saat ini, pipi nya bersemu merah karena melakukan hal memalukan ini. Jaemin yang mendengar ucapan Renjun, sedikit kaget lalu menatap Renjun dengan tatapan datar nan dingin.

"Tidak" tolak Jaemin, ntahlah jawabannya sama sekali tidak sesuai dengan isi hati Jaemin saat ini.

Renjun yang mendapatkan tolakan itu sedikit kaget, benar kata Haechan, Jaemin susah untuk ditaklukkan. Tapi, Renjun tidak kehilangan akal, dia sebisa mungkin untuk mengajak Jaemin kencan, walaupun dengan cara bodoh.

"Jaemin-siii, ku mohon sekali ini saja. Kau mau ya kencan bersama ku" mohon Renjun dengan binar yang bersinar terang, membuat Jaemin termenung melihat binar mata itu. Jantung Jaemin berdetak sangat kencang, saat melihat binar itu, tubuhnya seketika memanas. Jaemin tidak tahu dengan reaksi tubuh nya ini.

"Jaemin-sii" panggil Renjun sedikit berteriak.

Jaemin yang mendengar suara indah yang mengalun ditelinga nya, langsung tersadar dan menggelengkan kepala nya. Lalu berdehem singkat dan menatap Renjun dengan tajam, yang membuat Renjun menciut.

"Aku tidak mau. Kau tidak malu memohon seperti itu, kepada orang yang sama sekali tidak mau kencan dengan mu?. Apa emang kau tidak tahu malu?" Sarkas Jaemin, orang-orang sekitar yang mendengar ucapan Jaemin langsung menoleh kearah mereka berdua, begitu juga teman-teman Renjun yang kaget mendengar ucapan Jaemin. Renjun sendiri yang mendengar itu merasa sakit hati, saat perkataan itu keluar dari mulut Jaemin, Renjun sakit hati dan malu menjadi satu saat orang-orang berbisik tentang ia dan Jaemin.

Jaemin yang sadar akan ucapan nya langsung menatap Renjun, tapi, saat ia mau mengeluarkan suara nya Renjun lebih dulu mengeluarkan suaranya.

"K-kau kalau emang tidak ingin berkencan dengan ku ya sudah, tidak usah berbicara seperti itu kepada ku. Lain kali jaga ucapan mu dari mulut sialan mu itu" ujar Renjun bergetar menahan amarah nya, iya, Renjun marah juga malu semua menjadi satu. Kalau Renjun tahu akan seperti ini, ia tidak akan memohon kepada Jaemin, Renjun juga akan menolak keras tantangan itu, ia lebih memilih meminta uang lebih kepada ibu nya, walaupun akan diceramahi selama sebulan, Renjun tidak perduli.

Short story||Jaemren√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang