"Aora, tangan lo kenapa?"
Aora cepat menyembunyikan tangannya ke belakang, ekspresinya sedikit terkejut, ia tak menyangka Aldelio akan menyadari luka ditangannya.
"Gak kenapa-napa, kok," Jawab Aora dengan suara pelan, kemudian bergegas ke dapur.
"Kenapa emangnya, Lio?" Azzilia menatap sang putra dengan tatapan bertanya.
"Tangannya kayak ruam gitu lho, Mi," Aldelio terdiam sejenak, "gak mungkin gara-gara dia dibully kan, Mi?"
"Hah, masa sih? Nanti Mommy tanyain deh."
🐰
Tiga hari berlalu, dan rasanya seperti hari yang sangat panjang bagi Jihan. Saat dirinya di hukum ditinggal sendiri di kamar oleh Papanya, Jihan hanya berguling-guling ditemani Aldelio lewat ponsel, kadang Johan juga mendatanginya. Jihan merenungi kesalahannya, dan meminta pada Nabil untuk mengakhiri hubungannya yang baru dua hari. Iya, Jihan memutuskan Nabil pada hari kedua.
Nabil juga tampaknya sedikit sakit hati, ia diberi harapan, apalagi digantung lumayan lama. Jihan hanya bisa meminta maaf dan merasa menyesal.
"Pengen liburan kemana?"
Jihan mendongakkan kepala mendengar suara familiar diambang pintu, seketika senyumnya mengembang dan bangkit dari ranjangnya memeluk sosok itu. Aldelio.
"Kok udah bisa kesini?"
Aldelio mengusak rambut Jihan pelan, sembari membalas senyuman lebar adiknya Aldelio menjawab, "iya, Papa yang nyuruh."
Jihan mengangguk mengerti, "Kak Lio barusan nanyain Jihan pengen liburan kemana ya?"
"Iya, Jihan pengen kemana?"
"Eum.. Kemana yaa... Jihan pengen ikut Kak Lio aja!"
"Daddy sama Papa udah rencanain tuh, mau pergi liburan bareng."
Ucapan Aldelio membuat Jihan bersemangat, dengan cepat gadis itu menemui kembarannya di kamar sebelah, tanpa mengetuk gadis itu menyelonong masuk membuat kembarannya yang tengah menonton film tersentak kaget.
"Jihan!"
"Jo! Kita bakalan liburan bareng sama Kak Lio, lho!" Begitu bahagianya Jihan, dengan antusias memberitahu Johan, sembari meloncat-loncat diatas kasur.
Sedari dulu, semenjak Aldelio pergi ke kediaman Kakek Neneknya, Jihan selalu berharap bisa pergi liburan bersama lagi, namun selama tiga tahun itu, mereka hanya pergi per-keluarga saja. Karena itu, saat mendengar akan liburan bersama, Jihan senang sekali, dia tidak akan hanya main berdua bersama Johan, namun ada Aldelio dan juga Nataya nanti.
"Heboh banget sih! Lagian cuma lu doang kali yang ketinggalan berita, gue udah tau ya!" Johan mendengus kesal, Jihan datang-datang memberantakan ranjangnya.
"Hah? Kok gitu?!"
"Ya lu gak dikasih tahu!"
"Ihhh, gak adil!!" Jihan merenggut, cemberut alis mengkerut dalam, ternyata dia bahagia sendiri hari ini.
"Udah-udah, Mama manggil kamu itu Johan, cepet turun."
Aldelio hanya bisa menegahi, meskipun gadis kecil di dekatnya tampak kesal mendekap tangannya. Jihan pasti akan mengamuk pada Mama dan Papanya.
🐰
Aora sedang termenung di dapur dengan segelas kopi di depannya, Aora semalam mendengar percakapan orang tua yang merencanakan liburan, Aora yakin Azzilia akan mengajaknya, mengingat Azzilia yang sangat baik padanya. Namun, Aora memutuskan untuk tidak ikut, Aora merasa lebih baik ia di rumah saja, tidak mau ikut untuk merusak suasana disana nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Persecond
Random"Jadi, semenjak pacaran Kak Lio udah sering di sun sama pacar Kakak? Berarti Jihan juga bisa dong!" "Jihan, jangan macem-macem." Jihan, Johan, dan Nataya adalah asuhan Aldelio sejak kecil. Terpaut umur tiga tahun dengan si kembar, dan empat tahun de...