"Hanni pulang" Hanni mengucap salam. Itu adalah kalimat yang setiap kali ia ucapkan saat datang ke rumah.
Namun seperti biasa, tidak ada yang menyahut karena yang ada di rumah hanyalah ia seorang. Orangtuanya sibuk bekerja. Ia baru bisa melihat orangtuanya hanya di pagi hari atau menjelang tengah malam, begitu seterusnya sejak ia masih anak-anak dan berlanjut hingga kini.
Apakah Hanni bosan sendirian? Tentu saja. Ia akan melakukan hal apapun untuk menghilangkan rasa bosannya. Kalau ia tidak bisa mengajak Wonyoung untuk bermain bersama, ia akan bernyanyi di kamar atau bermain game di nintendo switch-nya.
Pernah suatu ketika saat ia duduk di bangku SMP, ia memberitahu orangtuanya bahwa ia ingin ikut les vokal karena ia suka menyanyi. Namun orangtuanya meremehkannya dan malah mengungkit nilai akademiknya yang selalu biasa-biasa saja. Padahal Hanni pikir setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Ia sudah mencoba sekuat mungkin untuk bisa meraih peringkat di kelas, namun hasilnya selalu sama, ia tidak bisa mencapai tiga besar seperti yang orangtuanya harapkan.
Mungkin kekurangannya ada pada bidang akademik, namun pada bagian seni, ia merasa punya bakat. Selain menyanyi, Hanni juga suka menggambar. Namun semua kelebihan itu akhirnya ia pendam seorang diri, bahkan Wonyoung pun tidak ia beritahu. Orangtuanya tidak pernah bangga padanya, jadi rasanya tidak ada yang perlu ia lakukan untuk mencari atensi dan validasi orang-orang, toh, usahanya tidak pernah dihargai juga.
Semua hal tadi membuat Hanni terbiasa jadi orang yang biasa-biasa saja. Ia tidak suka jadi pusat perhatian. Makanya ia tidak iri dengan Wonyoung yang selalu menarik atensi publik karena itu bukan hal yang ia inginkan.
Tapi sayangnya sejak Hanni memberikan air minum kepada Minji, namanya langsung melambung naik. Seluruh siswi yang menjadi penggemar Minji membicarakannya. Beredar banyak sekali gosip tentangnya dan Minji.
Darimana Hanni tahu? Ia diberi tahu oleh Rei, teman sebangkunya. Walau pertemanan mereka tidak sedekat dirinya dan Wonyoung, menurut Hanni, Rei adalah teman paling dekatnya selama sekolah di SMA.
"Han. Aduh, sorry kalau gue bilang gini, tapi rasanya gue gak bisa nahan ini dari lo" bisiknya saat keduanya duduk berdampingan di kelas.
"Emang ada apa?"tanya Hanni.
"Nama lo tiba-tiba jadi bahan omongan banyak cewek pemuja kak Minji gara-gara lo kasih dia minuman dan ngobrol di lapangan basket kemaren, ini gue tahu dari orang-orang juga ya" ujarnya dengan nada yang rendah.
Hanni terlonjak kaget. "HAH? APAAN DAH TIBA-TIBA?!" ucapnya dengan perasaan terkejut dan campur aduk.
"Tenang dulu, Han. Tenang. Gue belum selesai cerita"
Omong-omong, Rei ini selalu tahu berita-berita terbaru yang beredar di sekolah. Jadi sedikit banyak ia pun update dengan berita-berita yang ada karena disetiap harinya akan selalu ada gosip berbeda yang Rei ceritakan. Namun karena kali ini ia yang jadi bahan pergunjingan, tentu saja Hanni terkejut bukan main. Ini seperti mimpi buruk baginya karena tidak pernah terpikir olehnya akan mendadak populer melalui jalur yang tidak menyenangkan seperti ini.
Rei langsung menyambung topik mereka sebelumnya.
"Gue gak tahu ya ciwi-ciwi penggemarnya masuk tipikal yang bakal melabrak lo atau diem aja abis gosip barusan beredar. Tapi kayaknya sekolah kita bukan sekolah yang suka drama gitu, semoga gak ada cekcok, gue harap sih gitu yaa. Cuma intinya lo jadi bahan omongan ciwi-ciwi gara-gara kelihatan deket sama kak Minji"
Hanni berusaha buat tenang walau perasaannya sedang kacau. Kalau tahu begini, ia pasti akan menolak permintaan Wonyoung. Ah, andai saja waktu dapat kembali berputar, pikirnya.
"Terus gue harus gimana?" tanya Hanni yang sedang bingung.
"Aduh, gue juga gatau nih. Btw, maaf kalau gue nanya gini, seenggaknya untuk meluruskan aja, emang lo beneran deket sama kak Minji?" tanya Rei hati-hati.
Hanni langsung menggeleng. "Nggak, kita gak dekat, Rei, sumpah. Kemaren tuh gue disuruh buat ngasih air minum ke kak Minji"
"Disuruh? Emang siapa yang suruh?" Rei mulai kepo.
Tapi Hanni tak mengatakan siapa yang menyuruhnya karena mungkin bagi Wonyoung hal itu adalah privasi dan ranah pribadinya yang tidak boleh sembarang diumbar.
"Ada lah pokoknya. Huft, kaget rasanya pagi-pagi udah dapat kabar beginian" ujar Hanni sambil mengelus dada.
"Aduh, Han, gue minta maaf kalau berita barusan malah bikin lo gak nyaman" ucap Rei karena merasa tak enak hati pada Hanni.
"Enggak papa Rei, malah gue berterima kasih karena lo kasih tahu masalah ini. Kalau gitu gue gak mau deket-deket sama kak Minji lagi"
"Eh, kenapa? Padahal siapa tahu kakaknya interest sama lo"
Hanni menunduk dan mengulas senyuman tipis, "Gue gak suka diperhatiin sama banyak orang"
Apalagi kalau beneran dekat sama Kak Minji, sambungnya dalam hati
Baru kali ini ia merasa kesal dengan Wonyoung. Karena kejadian itu terjadi sebab Wonyoung yang memintanya agar memberikan minuman untuk Minji. Tapi kalau dipikir-pikir itu bukan sepenuhnya salah temannya juga. Harusnya ia bisa menolak kalau memang merasa tidak nyaman.
Ditengah kekalutannya, Hanni hanya berharap agar waktu bisa bergerak lebih cepat sehingga ia bisa segera pulang ke rumah dan mengurungkan diri di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cutest Pair | Bbangsaz
FanfictionPernah mendengar teori benang merah? Inilah yang terjadi diantara Hanni dan Minji. Hanni, adek kelas yang mulai tertarik dengan Minji, sang ketua osis yang ramah namun sulit didekati. Keduanya saling kenal karena tragedi Hanni yang datang terlambat...