Sebuah Keanehan

108 16 0
                                    

Sebagai pasangan yang baru saja jadian, Minji dan Hanni tentu masih malu-malu kucing, pun tidak ingin terpisah satu sama lain. Setiap pagi Minji pasti akan menjemput Hanni ke rumahnya agar bisa berangkat sekolah bersama dengan membawakan bekal yang selalu disiapkan oleh ibu Minji untuk calon menantunya. Hal tersebut tentu membuat Hanni tersentuh. Ia tak bisa memasak, namun karena telah jadian sama Minji, ia diam-diam belajar masak agar bisa gantian memberikan Minji bekal untuk sarapan.

"Ini apa?" tanya Minji saat Hanni menyodorkan sebuah kotak bekal padanya.

"Aku masakin kamu nasgor" jawab Hanni sambil tersenyum lebar.

Minji pun antusias, segera ia buka tutup kotak bekal itu agar bisa menghirup aroma masakan pacarnya.

"Baunya enak banget! Aku jadi gak sabar pengen makan" ujarnya sambil terkekeh dan mengelus perut langsingnya.

"Semoga kamu suka ya, sayang. Aku ke kelas dulu, ya? Bentar lagi bel bunyi. Nanti kita ketemu lagi diwaktu istirahat"

"Okey, sayang. Btw kissnya aku pagi ini mana?" goda Minji sambil menunjuk pipinya dan menaikkan alisnya.

"Ish, kita masih di sekolah, ya. Jangan macam-macam kamu. Aku gak mau ciuman disini, entar malah dipisah warga" tolak Hanni sambil mendorong badan Minji yang condong padanya, membuat Minji tertawa.

Akhirnya mereka pun berpisah sebentar untuk menuju kelas masing-masing. Omong-omong, walau sudah jadian sama Minji, Hanni tidak lupa untuk meluangkan waktu bermain dengan Wonyoung.

Sebagaimana yang dijanjikan Minji, Wonyoung dibantu untuk bisa dekat dengan Yujin. Namun keduanya masih dalam tahap PDKT. Jujur Hanni tidak sabar untuk menunggu momen dimana sahabatnya jadian dengan pujaan hatinya, agar mereka bisa double date kapan-kapan.

"Ciee yang barusan dimintain kiss sama ketos kece" goda Wonyoung saat melihat Hanni masuk kelas dan berjalan ke arahnya.

Wonyoung tentu melihat adegan Hanni dan Minji barusan karena hal itu terjadi di depan kelas dan posisi tempat duduknya ada di dekat tembok dan jendela kelas yang berhadapan dengan koridor.

"Eh, tadi nguping ya lo? Gak boleh gitu" Hanni merasa malu karena temannya memantau percakapannya dengan Minji barusan.

Wonyoung tertawa. "Santai aja kali, Han. Entar giliran gue juga deh kalo sama si itu jadian" ujarnya sambil terkekeh.

"Iyain dehh, semoga ntar jadian ya"

Hanni pun duduk disamping Wonyoung dan bersiap dengan mengeluarkan buku dan alat tulisnya di atas meja.

"Btw lo sama kak Yujin aman aja, kan?" tamya Hanni pada Wonyoung.

"Sejauh ini aman sih kayaknya Han, tapi entah kenapa gue kok ngerasa ragu ya?"

Hanni mengeryit. "Emang ragu kenapa? Kakaknya ada ngapain sampai bikin lo ragu?"

Wonyoung menghela napas berat dan menunduk. "Gue kemaren sempat diajak pulang bareng kak Yujin, nah sebelum dianter ke rumah, gue diajak jalan dulu sebentar ke taman buat jajan. Disana kita ngobrol banyak hal sekalian makan-makan di bangku taman. Entah kenapa gak lama kemudian kakaknya jadi buru-buru mau pergi dari sana, padahal kita baru duduk sekitar sepuluh menitan. Kayak... ada yang dia lihat gitu, gak tahu siapa, tapi itu bikin kelakuannya jadi kayak orang aneh"

Hanni jadi makin heran dan bingung. "Emang kenapa dah jadi begitu?" ujarnya spontan.

"Gak tahu deh, gue juga bingung. Dah lah, ntar lagi aja kita cerita. Bentar lagi bu Mina masuk soalnya"

***

Saat istirahat pun tiba, seperti biasa, Minji pasti menjemput Hanni dengan datang ke kelas pacar mungilnya untuk makan bersama. Kali ini Minji datang bersama Yujin yang pastinya juga ingin bertemu dengan gebetannya, Wonyoung.

"Hai, Hanni, Wony. Istirahat di kantin bareng, yuk?" ajak Minji.

Baik Hanni ataupun Wonyoung mengangguk. Keduanya lalu beranjak dari tempat duduk dan mendatangi Minji dan Yujin yang sedang berdiri di depan pintu kelas.

Sepanjang jalan, Hanni dan Minji asyik mengobrol, berbeda dengan Yujin yang tengah diam, padahal Wonyoung sudah beberapa kali menengok ke arahnya, berharap agar Yujin mengajaknya untuk bicara.

"Kakak kenapa? Kok kayak sedih gitu?" Wonyoung beranikan diri untuk bertanya.

"Eum, gak papa" jawab Yujin singkat.

"Kakak udah sarapan belum tadi?" tanya Wonyoung lagi, berusaha positif thingking kalau Yujin seperti ini karena belum makan pagi.

Yujin hanya menjawabnya dengan anggukan. Jujur, Wonyoung merasa dicuekin. Ia ingin bertanya 'kenapa?' pada Yujin atas kejadian kemaren dan gelagat tidak biasanya di pagi ini. Namun karena mereka bukan pasangan kekasih, rasa-rasanya Wonyoung tidak punya hak untuk memaksa Yujin untuk terus terang agar mengetahui hal itu.

"Duh, gue kayaknya lagi gak bisa deh ikut kalian ke kantin sekarang" ujar Yujin dengan raut wajah yang terlihat malas.

Percakapan antara Minji dan Hanni yang sedang berjalan di depan Yujin dan Wonyoung pun terhenti.

"Loh, kenapa tiba-tiba banget?" tanya Minji.

"Ngantuk, mau tidur sebentar di kelas" jawabnya, lalu langsung pergi meninggalkan mereka bertiga tanpa berpamitan.

Wonyoung memang melihat kantung mata yang kentara pada Yujin, bisa jadi Yujin akhir-akhir ini kurang tidur. Namun hari ini dan kemaren terasa aneh baginya, kenapa Yujin seperti ini dan terlihat sedang menutupi sesuatu darinya atau bahkan Minji yang notabenenya adalah temannya sendiri?

Namun Wonyoung berusaha untuk menahan diri kali ini, ia lalu mengikuti Minji dan Hanni yang tetap melanjutkan perjalanannya menuju kantin sekolah. Selepas ini semoga ada moment dimana ia bisa berbicara dengan Yujin akan hal ini nantinya.

A Cutest Pair | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang