"Ma," panggil Minji saat ia berdua saja dengan ibunya.
"Hm? Kenapa, Ji?" ibunya kini tengah sibuk membaca majalah di ruang tamu.
Hari ini hari Minggu, hari dimana mereka santai di rumah setelah pergi ke gereja di pagi hari tadi.
"Minji mau ngomongin sesuatu"
"Bilang aja"
Ibunya Minji memang agak cuek kalau sedang asik dengan dunianya—membaca majalah. Jadi Minji merasa gugup sekarang.
"Ini masalah benang merah..."
"Iya? Terus?" sahut ibunya, masih terpaku pada isi majalah.
"Minji udah nemuin benang merah Minji"
Baru kali ini ibunya mengalihkan pandangan untuk menatap sang anak.
"Yang benar kamu? Siapa orangnya?"
"Duh, Minji gak punya fotonya, Ma"
"Aish, Mama jadi penasaran. Kamu deketin gak orangnya? Kamu nemunya dimana deh?" cerocos ibunya.
"Dia satu sekolah sama Minji, adek kelas. Minji coba buat deketin dia sih, Ma. Tapi belum jadian" jelas Minji.
"Walah dalah. Hm, cepet juga ya takdirmu menemui kamu. Mama dulu ketemu papa pas di umur dua puluh tujuh. Bayangin, dua puluh tujuh tahun sebelum ketemu papa, Mama jomblo gara-gara menunggu benang takdir Mama" Ibunya sok dramatis ketika mengucapkan kalimat itu.
Minji pun menggaruk kepalanya yang tak gatal itu sambil meringis. "Ya... gimana ya, itu kan hidup Mama" ujarnya sekenanya.
"Eh, lambemu ya, Ji"
Minji tertawa. Ia dan ibunya memang kerap bercanda layaknya teman walau di kondisi tertentu keduanya dapat memposisiskan diri sebagai anak dan ibu.
"Ma," panggilnya lagi.
"Hm? Kenapa lagi?"
"Minji kan gak pernah deket sama siapapun. Gimana ya caranya supaya Minji bisa dekat sama Hanni"
"Oh, namanya Hanni, ya? Kayaknya anaknya lucu ya, soalnya namanya aja lucu" ujar ibunya.
Minji mengangguk. "Iya, Ma. Lucu banget malah"
"Duh, beruntung kali kamu. Kalau gitu sini Mama kasih kamu tips. Karena Mama ini dulunya cegilnya papa" ujar ibunya sambil mengisyaratkan Minji agar mendekat padanya.
"Loh, Mama tahu istilah cegil darimana?" tanya Minji heran.
"Gini-gini Mama main Tiktok loh, Ji. Mama update berita apapun" sahutnya dengan bangga.
Sudut mata kanan Minji berkedut mendengarnya. Ia lalu mendekati ibunya dan mendengar tips apapun yang ibunya beri agar PDKTnya pada Hanni berhasil.
***
Hanni baru bangun dari tidurnya. Ia terkejut saat mengecek jam di ponselnya. Ia telat bangun karena malam tadi ia susah tidur entah kenapa.
Segera ia sibakkan selimut dan mengambil handuk untuk pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Saat sudah menggunakan seragam, ia lalu pergi buru-buru ke arah depan.
Ia tak sempat sarapan, jadi nanti saja ia makan di kantin sekolah. Tapi karena buru-buru, ia tidak sadar bahwa ia tidak membawa uang sama sekali karena dompetnya tertinggal di atas meja.
Biasanya Hanni naik bis, pada jam segini sudah pasti ia akan telat ke sekolah. Tapi betapa terkejutnya ia bahwa saat membuka pintu rumah, terlihat Minji yang sedang ada di depan rumahnya sambil duduk di atas sepeda motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cutest Pair | Bbangsaz
FanfictionPernah mendengar teori benang merah? Inilah yang terjadi diantara Hanni dan Minji. Hanni, adek kelas yang mulai tertarik dengan Minji, sang ketua osis yang ramah namun sulit didekati. Keduanya saling kenal karena tragedi Hanni yang datang terlambat...