Sesuai yang dikatakan Minji sebelumnya, bahwa ia akan mendatangi kelas Hanni untuk mengantarkan novel yang ia pinjamkan pada gadis mungil tersebut..
Keberadaannya di koridor kelas Hanni tentu menarik atensi banyak orang. Saat tiba di depan pintu kelas, ia mengedarkan pandangannya pada seisi kelas, dilihatnya Hanni yang sedang mengobrol dengan Wonyoung.
Maka langsung saja ia menginjakkan kaki ke dalam kelas Hanni dan mendekatinya.
"Hai" sapanya sambil tersenyum.
Mendengar suara Minji, tentu saja Hanni dan Wonyoung yang sedang asyik bicara jadi terkejut.
"Kak Minji? Ngapain kesini?" tanya Wonyoung yang kebingungan dengan kehadiran Minji disana.
"Mau ketemu Hanni" jawabnya jujur.
Disodorkannya novel tersebut pada Hanni.
"Ini bukunya. Kembaliin kapan-kapan juga gak papa" ujarnya pada Hanni. Tapi hal itu membuat Wony memandang Hanni dengan tatapan yang asing, seperti tatapan tak suka.
"Eh, makasih banyak kak sudah datang kesini. Omong-omong, aku ada sesuatu buat kakak"
Hanni lalu merogoh sesuatu di dalam tasnya. Sedetik kemudian ia mengeluarkan sebuah bingkisan kecil dan memberinya pada Minji.
"Itu buat kakak sebagai ucapan terima kasihku atas yang kemaren. Bukanya nanti aja ya" ujarnya. Ia berusaha supaya bisa menahan rasa malunya karena perasaannya pada Minji sejak hari kemaren tidak bisa biasa-biasa saja.
Minji mengambilnya sambil tersenyum lebar. "Makasih banyak, ya. Nanti aku buka. Aku balik dulu kalau gitu. Lain kali hati-hati ya jalannya" ujarnya sambil melongos pergi, meninggalkan siswi-siswi yang berteriak histeris karena presensinya disana walau hanya sesaat.
Sungguh, Wonyoung yang melihat dialog antara Minji dan Hanni yang ada dihadapannya sekarang membuatnya merasa seperti nyamuk, tidak dihiraukan.
"LO DEKET SAMA KAK MINJI? Ih, kok gak kasih tahu??" tanya Wonyoung sambil sebal dan mendorong lengan Hanni.
Hanni jadi merasa bersalah karena tidak memberitahu Wonyoung masalah kemaren. Tapi rasanya ia tidak bisa menceritakan hal tersebut karena ia tahu kalau Wonyoung naksir dengan Minji. Ini situasi yang sulit.
"Aduh, nggak sebenarnya, Won. Gue-"
Belum sempat ia selesai bicara, Wonyoung pergi meninggalkannya dan berjalan keluar kelas.
Jujur kalau begini jadinya, Hanni jadi ingin menangis. Karena bagaimanapun juga Wonyoung adalah temannya sedari kecil. Mereka jarang bertengkar, tidak pernah berebut sesuatu sebelumnya.
Saat tahu bahwa Wonyoung suka dengan Minji, ia berusaha untuk tidak mau berinteraksi dengan Minji untuk menjaga perasaan Wonyoung. Ia juga jadi menyalahkan dirinya sendiri karena telah menyukai crush sahabatnya.
Maka tanpa ba-bi-bu ia langsung pergi keluar kelas, mencari Wonyoung. Ia mengedarkan pandangannya di setiap sudut sekolah sambil terus berjalan cepat. Ia sungguh-sungguh merasa bersalah dan ingin meminta maaf.
Kebetulan, ia melihat Wonyoung berjalan di sekitar lapangan volly. Dan disaat yang bersamaan ia melihat seseorang yang tengah melakukan smash, namun sayang karena nampaknya orang itu sedang berlatih, jadi pukulannya meleset jauh, jadilah bolanya mengarah ke Wonyoung.
"WONYOUNG, AWAS!" teriak Hanni dari kejauhan.
Karena mendengar ada yang memanggilnya, Wonyoung otomatis menoleh ke arah Hanni tanpa tahu bahwa dibelakangnya ada bola yang sedang menuju arahnya.
BAM!
Bola itu pun mengenai kepala Wonyoung. Karena lemparannya lumayan keras, ia jadi terhuyung dan hampir ambruk. Sesaat sebelum Hanni sampai saat mendekat ke arah Wonyoung, dilihatnya ada seseorang yang membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cutest Pair | Bbangsaz
FanfictionPernah mendengar teori benang merah? Inilah yang terjadi diantara Hanni dan Minji. Hanni, adek kelas yang mulai tertarik dengan Minji, sang ketua osis yang ramah namun sulit didekati. Keduanya saling kenal karena tragedi Hanni yang datang terlambat...