9. Pagi pertama

626 52 16
                                    

18+
...

Pagi harinya Andra bangun terlebih dahulu, ia mengecek jam, ternyata baru 04:30. Lalu melihat Naya yang masih anteng di pelukannya, ah perutnya serasa di hinggapi oleh beribu-ribu kupu-kupu. Ia tersenyum lalu mengelus lembut pipi, Naya. Naya yang terusik perlahan membuka matanya, cahaya di kamarnya remang-remang dan matanya sedikit burem, tapi kenapa badan dia terasa berat? Lalu Andra dengan jailnya mengusap mata Naya, dan mencium keningnya.

"Selamat pagi, istri" bisik Andra.

"AAAAHHHHH!" teriak Naya.

Dugh!

Andra jatuh kebawah setelah di tendang oleh, Naya. Naya kaget, panik, takut. Perasaan itu bercampur aduk di hatinya.

"Awsh! Nay, kenapa di tendang sih" rintih Andra

"Hah?" Naya masih setengah sadar, dia belum sadar bahwa yang memeluk dan yang di tendang tadi adalah suaminya.

Andra bangun dengan perlahan, dan duduk di ranjang sembari menyenderkan punggungnya ke headboard "Kenapa nendang aku?" tanya Andra.

"Maaf kak, aku kaget, tiba-tiba ada yang ngucapin selamat pagi dan nyium kening aku. Kan biasanya aku tidur sendiri, jadi belum sadar yang ngelakuin itu semua tadi, Kak Andra."
jelas Naya sambil menunduk

"Oke, gapapa. Sekarang sana gih ambil wudhu, bentar lagi subuh" titah Andra.

Naya menyodorkan tangannya "Apa?" tanya Andra.

"Minta maaf" ucapnya, lalu mengambil tangan Andra dan di ciumnya, setelahnya Naya pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

"Ada-ada aja, baru hari pertama nikah, malah ada kejadian kek gini" gumam Andra.

"Kak, Naya udah selesai. Sana gih gantian kamu yang ambil wudhu" ucap Naya .

Dan hanya di balas anggukan Saja oleh, Andra. Lalu Naya menyiapkan peralatan untuk sholat, ia menggelarkan sajadah, menyiapkan sarung dan kopiah untuk, Andra. Lalu Naya memakai mukenanya dan duduk di atas sajadah, menunggu Andra. Setelah selesai mengambil wudhu, segera saja Andra mendirikan sholat bersama Naya.

"Assalamualaikum warahmatullah" ucap Andra menoleh ke kanan dan ke kiri, tanda telah berakhirnya sholat. Dan begitupun dengan Naya. Di lanjut dengan dzikir pagi dan doa. Andra membalikkan badannya menghadap Naya, lalu menyodorkan tangannya, yang di terima baik oleh Naya. Ia cium tangan itu yang di balas dengan ciuman di keningnya.

"Maaf ya kak untuk tadi, Naya bener-bener kaget, jadi refleks nendang Kaka deh"

"Gapapa, Nay. Gausah di pikirin yah" ujar Andra dengan lembut dan mengusap pucuk kepala, Naya.

"Kamu masih ngantuk ga?" tanya Andra.

"Lumayan ngantuk sih, kenapa?"

"Tidur lagi yuk, aku masih ngantuk banget"

"umm boleh deh, tapi Naya beresin ini dulu yah. Kaka duluan aja naik ke kasur"

"Beresin bareng-bareng, naik ke kasurnya juga bareng-bareng"

"oke" jawab Naya.

selesai membereskan peralatan bekas sholat, Naya dan Andra langsung naik ke kasur.

"Nay" panggil Andra.

"Iya, kak?"

"Aku mau tidur, boleh peluk kamu ga?"

"Oh iya, aku mau nanya dulu"

"Nanya apa?"

"Kenapa pas aku bangun tidur, aku malah meluk kamu"

"umm jadi semalam tuh pas kamu udah tidur, kan aku juga mau tidur, tapi aku insiatif untuk cium kening kamu dulu. Pas aku udah selesai cium kening kamu, dan aku mau tiduran, tapi tiba-tiba kamu malah peluk aku. Jadi yaudah deh dibiarin aja sama aku, dan aku bales pelukan kamu, lalu aku tidur" jelas Andra dengan cengirannya

Hadirnya Melengkapi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang