7. Abang

326 29 13
                                    

"Mah" ujar Andra yang turun dari kamarnya, menuju dapur saat melihat mamahnya sedang membuat sarapan

"Apa?"

"Tinggal berapa hari lagi?"

"Apanya?"

"Andra nikah sama, Naya"

"Tinggal seminggu lagi, kenapa?"

"Gapapa, nanya aja. Tapi aga takut dikit, Mah"

"Takut kenapa?"

"Takut nanti gabisa jadi suami yang baik buat Naya"

"Ya namanya manusia mau berjanji jadi orang baik sekalipun, pasti selalu akan melakukan kesalahan, tinggal kamu pilih, mau membuat kesalahan sebagai suami dan ayah, nanti. Atau mau belajar jadi suami dan Ayah yang baik. Mamah sama Papah pun gapernah ngajarin kamu jadi cowok brengsek, jadi cowok yang suka mainin cewek dan lainnya. Mamah sama papah selalu berusaha ngajarin kamu jadi cowok yang baik, bertanggung jawab dan ga pengecut,"

"Jadi nanti pas udah jadi suami, tolong kamu jadi cowok yang bertanggung jawab, kamu pemimpin harus bisa membawa keluarga kamu ke jalan yang benar. Rumah tangga itu seperti kapal laut, nahkoda harus bisa bawa kapal untuk sampai ke tempat tujuannya. Nah, Kalo nahkodanya gatau jalan dan gabisa bawa kapalnya? bagaimana bisa dia membawa penumpangnya ke tujuan yang di tuju?" ucap Mamah Adel menasehati anak lelakinya itu.

"Iya yah, Mah. Kan kalo rumah tangga tujuannya itu surga, gimana kalo kepala keluarganya aja gabisa ngebimbing atau ngebawa istri dan anak-anaknya ke jalan yang benar"

"Itu kamu tau, jadi berusaha ya untuk jadi suami dan Ayah yang baik dan bisa membawa keluarga ke surga-nya, Allah."

"In syaa Allah mah, Andra akan berusaha semaksimal mungkin untuk jadi kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab.". jawab Andra dengan sungguh-sungguh

"Wededew, lagi apa nich, seru banget kayanya" ucap Dira berjalan ke meja makan saat melihat mamah dan abangnya sedang ngobrol serius

"Ck, ganggu momen aja lu, bokem"

"Dih, siapa juga yang mau ngeganggu, orang aku kesini mau sarapan. Wlee"

"Udah, jangan ribut di meja makan, tunggu papah sebentar yah. Mau mamah panggil dulu" ucap Mamah, Yang hanya di balas anggukan kepala saja oleh Andra dan Dira.

"Abang ganteng" panggil Dira sambil tersenyum manis

"Mau apa? jangan sok manis gitu"

"Hehehee minta duit dong, nanti setelah selesai kuliah, aku mau ke mall sama temen-temen aku"

"Udah" jawab Andra setelah men-transfer ke rekening adiknya

"Wih, terimakasih banyak abang aku yang paling ganteeengg" ucap Dira sambil memeluk Abang nya, yang memang duduk di sebelahnya

"Sama-sama adek Abang yang paling jelek" ledek Andra sambil mengucek rambut Dira

"Ish, nyebelin banget sik jadi Abang!" ucap Dira sambil mencebikan bibirnya.

"Kalo ngeselin, berarti nanti jangan minta duit lagi ya ke Abang?"

"Gamau, Dira akan tetep minta duit ke Abang."

"Apalah kalian ini, pagi-pagi malah ributin duit" ucap Mamah yang baru tiba ke dapur

"Udah selesai ributnya. Ayo sarapan" lerai Ayah

Mereka pun sarapan bersama, setelah selesai sarapan, Ayah dan Andra siap-siap ke kantor dan Dira siap-siap ke kampus. Andra di kantor ayahnya menjabat sebagai COO, Ayahnya belum pensiun bekerja, sehingga masih menjabat menjadi CEO di kantornya. Nanti kalau Ayah Andra sudah pensiun, maka Andra yang akan menggantikan Ayahnya jadi CEO.
...

"Bun" panggil Naya

"Kenapa, dek?"

"Abang kok blum pulang si, katanya mau minggu kemaren pulangnya, tapi sampe sekarang belum pulang-pulang"keluh Naya dengan wajah cemberutnya.

"Mungkin masih ada kerjaan yang belum selesai, Dek"

"his, udah tau Adeknya mau nikah, dia masih ngurus kerjaan terus" gerutu Naya

"Assalamualaikum"

Naya berbalik badan saat mendengar salam dari suara yang sangat ia kenali.

"Abanggg" teriak Naya berlari lalu memeluk Abang nya

"Duh anak kecil ini" ucap Nando meledak Naya sambil membalas pelukan, Naya.

"Ish, aku udah gede, bukan anak kecil lagi."

"Ngga ah, di mata Abang kamu tetep anak kecil"

"Ih baru geh datang, udah nyebelin aja" ucap Naya dengan cemberut lalu mengalihkan perhatianny kepada Bila, kakak iparnya. Sedangkan Nando berpelukan dengan Bunda.

"Kak, apakabar" ucap Naya sambil memeluk Bila

"Baik, Nay. Gimana kabar calon pengantin ini" goda Bila

"Ih jangan gitu, aku malu"

"Hahahaa onty bentar lagi nikah"

"Kok onty sih? OH! apa bentar lagi aku jadi onty?" tanya Naya dengan excited

"Iya, Nay"

"Aahhh aku seneng banget, iii di perutnya ada adek bayi" ucap Naya dengan mengelus perut Bila.

"Bunda mau punya cucu?" tanya Bunda

"Iya, Bun. Baru 8 Minggu usianya"ucap Bila sambil menyalimi Bunda dan berpelukan

"Alhamdulillah, sehat-sehat ya kalian. Semoga nanti di permudah"

"Aamiin, makasih Bun" ucap Bila sambil melepas pelukannya

"Kenapa baru ngasih tau sekarang?"

"Hehehee gapapa Bun, biar surprise aja pas pulang kesini"

"Yaudah, sekarang kalian istirahat aja sana di kamar"

"Iya, Bun. Kita istirahat dulu" pamit Nando sambil menggenggam tangan Bila.

"Ma syaa Allah, kebahagiaan Bunda  double banget. Kamu mau nikah, Bila sama Abang kasih cucu ke Bunda. Aahh seneng banget, tinggal nanti nunggu kamu yang ngasih cucu ke, Bunda."

"Bunda! nikah aja baru mau minggu besok, di tagih cucunya malah dari sekarang"

"Ya kan Bunda cuma ngomong, kalo mau langsung punya anak nanti, kamu sama Andra. Ya Alhamdulillah, kalo ngga juga gapapa"

"Naya mau pacaran halal dulu sama kak Andra. tentang anak, sedikasihnya aja sama Allah"

"Iya, belajar mengerti karakter satu sama lain dulu. Kalo langsung punya anak, takutnya blum ngerti satu sama lain, tapi nanti malah jadi masalah karna langsung punya anak. Tapi maksud Bunda bukan menyalahkan kehadiran anak, hanya saja kan nanti kalo mengenal satu sama lain pas belum punya anak, enak. Beda kalo udah punya anak, pasti kalian harus saling ngertiin satu sama lain, nah kalo harus saling ngertiin satu sama lain, sedangkan kalian belum sama-sama mengerti tentang satu sama lain. Gimana jadinya? yang ada paling saling adu egois dan emosi."

"Iya, Bunda. Itu maksud Naya kenapa mau pacaran halal dulu. Biar ga jadi masalah nanti di masa depannya,"

"Yaudah deh, Naya mau ke cafe ya, Bun"

"Minggu depan udah nikah, ngapain masih ke cafe. Diem di rumah sampai nanti nikah" omel Bunda

"Ih, Bunda. Masa gitu?"

"Ya gimana, emang harus gitu, Nay."

"Ih, yaudah kalo gitu Naya mau ke kamar aja, tidur"

"Yaudah sana, persiapkan diri" goda Bunda

"Persiapkan diri? untuk apa?" tanya Naya bingung

"Untuk? apapun"

"Bunda gajelas. Udah Naya mau ke atas aja, bay, Bun."

"Iya"
        
                           ✨✨✨

Terimakasih yang udah baca. Vote dan komen, ogheyy👍

Hadirnya Melengkapi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang