Hari sudah malam, suasana begitu gelap. Salsa yang sudah bisa berbaring meski tangan masih terikat sempurna itu akhirnya terbangun.
Salsa mengubah posisinya menjadi duduk, ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Salsa yakin kalau Keenan sudah tidur saat ini.
Semoga berhasil.
Dengan segenap keberanian yang ia tanamkan, Salsa dengan hati-hati melangkah.
Langkah kecilnya dengan pasti berjalan hingga berhasil keluar dari pintu depan. Mata Salsa membelalak ketika mengetahui sekitaran rumah itu hanyalah pohon besar yang rimbun.
Anjir! Gue di hutan? Salsa terkejut karena tidak ada rumah siapa pun selain rumah kayu yang terlihat begitu tua dari luar.
Nggak tau, deh! Yang penting kabur dulu.
Salsa yang masih beruntung karena perutnya belum membuncit itu dengan sekuat tenaga berlari. "Nggak papa ya, nak. Mamah ajak lari jarak jauh dulu." Salsa mengelus pelan perutnya.
Entah sudah berapa lama Salsa berlari ia terus melaju sampai-sampai ia lupa bahwa kakinya masih terluka dan tidak memakai apa pun.
"MAU KE MANA SALSA?!"
Teriakan itu membuat tubuh Salsa bergetar ketakutan. Salsa semakin mempercepat langkahnya dalam berlari hingga tak sadar akan batu yang kecil yang membuatnya tersandung.
Bruk!
Salsa terjatuh dengan kaki yang penuh dengan luka. Ia menatap sepasang kaki yang berdiri di hadapannya, kepalanya mendongak dan mendapati Keenan yang menyeringai dengan sebuah kapak di tangannya.
Salsa yang belum siap, merasakan sakit yang luar biasa ketika tubuhnya menghantam pohon besar akibat ulah Keenan. Lehernya dicekik hingga rasa sakit yang dirasa bertambah.
"Mau ke mana kamu, hah?!"
Dengan sekuat tenaga Salsa mencoba melepaskan cengkraman pada lehernya. "L-lepas..."
Seringaian kembali terlihat di wajah Keenan. "Aku memperlakukanmu dengan baik, Salsa! Kamu harusnya menurut!"
Salsa mendengar itu sembari merasakan sakit, ia tertawa. "D-dengan baik? Lo i-itu b-brengsek!"
Dor!—bunyi peluru yang dilepaskan begitu memekikkan telinga. Salsa yang memejamkan mata berhasil mendengar teriakan kesakitan dari Keenan.
"ARRGHHH!!!"
Daun telinga Keenan berhasil terkena peluru hingga cengkraman pada leher Salsa terlepas.
Tubuh Salsa yang lemah akhirnya terjatuh, ia batuk beberapa kali sembari memegangi lehernya yang terasa begitu sakit. Salsa menghirup udara sebanyak-banyaknya, ia harus cepat bangun dan berlari kabur. Namun, semuanya menjadi gelap. Salsa tidak sanggup untuk bangkit hingga akhirnya pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SALSA (LENGKAP✓)
Adventure[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ] "GUE? JADI ANTAGONIS? YANG BENER AJE LO!" - SALSA KAMANIYA SHAENETTE. "GUE SUDAH MENINGGAL, TAPI RASA GUE SAMA DIA TETAP TERTINGGAL, SLEBEW." - SALSA LESHAM JACQUELINE. Note : Mohon b...