JUNA & ISLA - 2 [18+]

6.1K 73 0
                                    

Jam menunjukkan pukul sembilan malam setelah Juna dan tim medisnya, termasuk perawat spesialis atau perawat operasional yang bertugas secara tetap untuk mendampinginya, Isla, baru selesai menyelesaikan operasi transplantasi hati pada salah satu pasien

Memang sebelumnya mereka berencana untuk melakukan operasi di pagi hari, hanya saja karena ada beberapa keadaan pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi, tim medis menunggu keadaan pasien tersebut layak untuk dioperasi, sehingga baru jam tiga sore mereka memulai prosedure operasi

Setelah operasi selesai, Juna menatap anggota tim-nya, meski menggunakan masker yang lain tahu bahwa dokter tampan itu tengah tersenyum

"Kalian semua telah bekerja keras, setelah ini saya akan bertemu dengan keluarga pasien untuk menjelaskan terkait keadaan pasien, baru setelahnya saya akan mengisi dokumentasi medis dan perawat Isla juga akan menuliskan intruksi pasca-operasi untuk menjadi paduan tim perawat"

"Baik, Dok"

Juna hanya mengangguk menatap Isla yang berdiri di sampingnya "Dan Isla, kamu juga berhak mendapat apresiasi, kinerja kamu hari ini benar-benar menggambarkan bahwa kamu adalah perawat operasional yang sangat berpengalaman, good job, Isla"

Perawat operasional yang dipuji itu hanya mengangguk malu sebelum kemudian Juna kembali bicara "Sekarang kamu bersiap, temani saya untuk berbicara dengan keluarga pasien"

Sekali lagi Isla mengangguk sebelum kemudian keduanya keluar dari ruang operasi membiarkan tim perawat bekerja, keduanya berjalan ke arah yang berbeda untuk kembali mengganti baju steril mereka dengan baju kerja, baru setelahnya bertemu untuk bertemu kembali untuk berbicara dengan keluarga pasien

Setelah selesai, keduanya berjalan berdampingan menuju ruang kerja yang sama di mana memang meja kerja Isla diletakkan di dalam ruangan pribadi Juna karena Isla sudah resmi menjadi tim medisnya yang berkedudukan sebagai perawat operasional tetap yang mendampinginya

Di tengah perjalanan, Isla sendiri bersuara "Dokter?"

"Iya?"

"Kalau dokter gak keberatan apa boleh saya permisi untuk makan malam terlebih dahulu? Baru setelahnya saya akan membuat intruksi pasca-operasi?"

Mendengar itu Juna tertawa kecil "Kamu gak perlu izin, lagipula saya yakin perawat lain juga sedang beristirahat sekarang, kamu boleh makan dulu"

Wanita itu terdiam beberapa saat sebelum kemudian kembali berbicara "Dokter bagaimana? Mungkin ada yang ingin dokter titip untuk saya beli di kantin rumah sakit"

"Terima kasih atas tawarannya, Isla, tapi saya masih ada bekal makan siang dari istri saya, mungkin nanti saya ke pantri saja untuk menghangatkan makan siang saya" jawab Juna ramah

Isla hanya mengangguk mengerti sebelum kemudian pamit untuk pergi, Juna sempat menghentikan langkahnya menatap Isla dengan tatapan yang sulit diartikan, entahlah, Juna hanya berpikir bahwa Isla sangatlah cantik, Juna bahkan daritadi berusaha mati-matian untuk tidak menatap wajah wanita itu, belum lagi kulitnya yang terlihat sangat cantik dan mulus

Pria itu pada akhirnya membuang nafas kasar, memaksa dirinya untuk membuang pikirannya sebelum kemudian berjalan menuju ruangannya. Pria itu mengambil ponselnya untuk mengabari sang istri bahwa malam ini dia tidak bisa pulang karena harus memantau keadaan pasiennya lebih lanjut

Setelah mengirim pesan, Juna bangkit dari posisinya berniat menuju pantri untuk membuat kopi dan menghangatkan makan siang yang istrinya buat, pria itu kembali ke ruangannya berniat melahap makan malamnya di sana, namun, Juna bahkan baru duduk ketika ponselnya berdering dan nama sang istri tertera di layarnya melakukan panggilan video

PREGNANCY STORIES 2Where stories live. Discover now