JUNA & ISLA - END

6.9K 105 14
                                    

Isla terbangun ketika ia merasakan rasa sakit bukan main menyerang perut bagian bawahnya, punggungnya juga nyeri bukan main dan ada rasa tak nyaman pada kemaluannya yang berkedut kuat. Wanita itu menarik nafas dalam, mencoba mengatur pernafasan seperti metode yang ia ketahui untuk mengatasi rasa sakit akibat kontraksi yang ia rasakan

Jika biasanya rasa sakitnya hanya akan terasa selama beberapa saat, kali ini rasanya berbeda, ia merasakan dorongan yang sangat kuat dari dalam perutnya seolah kedua anaknya memang sudah tidak sabar untuk keluar dari perutnya

Isla menoleh ke samping di mana Juna masih berkelana dalam mimpinya. Tidak berniat membangunkan waktu istirahat sang kekasih, Isla bangkit dari posisi berbaringnya mencoba menegakkan tubuhnya yang mana hal itu justru memperparah keadaannya, punggungnya semakin sakit dan perutnya kram bukan main, namun, saat terduduk ia merasakan sesuatu mengalir dari selangkangannya, dan Isla tak bisa untuk tak terkejut melihat cairan keruh yang mengalir dengan deras di antara kakinya, ketubannya pecah

Isla tak punya pilihan lain selain menoleh, membangunkan Juna untuk membantunya melahirkan "Mas Juna shhh mas bangun, mas..." butuh waktu yang cukup lama untuk Juna akhirnya mau membuka matanya menatap Isla yang kini memasang wajah kesakitannya, melihat itu Juna langsung tersadar, duduk untuk memeriksa kondisi sang kekasih

"Isla, kamu kenapa? Kamu--" dan perkataannya terhenti ketika melihat cairan keruh mengalir begitu banyak di antara kaki kekasihnya membuatnya terkejut bukan main "-- Isla, ketuban kamu pecah"

Yang ditanya hanya mengangguk, tak sanggup mengeluarkan suara lebih banyak. Mendapati hal itu, Juna segera berdiri memakai pakaiannya "Kamu tunggu sebentar, kita ke rumah sakit, okay?" Isla menggeleng menatap kekasihnya parau "Gak bisa, mas. Aku bisa ngerasain kepalanya, aku harus melahirkan sekarang"

Isla mulai menangis, bukannya apa, dalam kondisi menyakitkan seperti ini ada banyak hal yang menjadi tekanan untuknya, ini adalah pertama kalinya Isla menghadapi situasi seperti ini, meskipun ia pernah mengikuti pelatihan dasar persalinan, tetap rasanya dalam keadaan sakit seperti ini ia tidak bisa mengingat apapun, tubuhnya sakit, tapi banyak hal yang ia pikirkan, bagaimana jika ia tidak berhasil? Bagaimana jika ia tidak bisa membawa anak yang begitu ia nantikan ke dunia?

Sementara Juna bersikap tenang, meski tak bisa dipungkiri hatinya gelisah, tapi Juna tetap berusaha tenang, karena kepanikannya hanya akan membuat Isla semakin tertekan. Jadi, pria itu berlutut di hadapan Isla yang duduk dan menangis, sesekali merintih kesakitan karena dorongan kedua anaknya yang semakin kuat

"Dengar perkataan saya baik-baik--" dengan penuh air mata Isla menatap Juna yang menatapnya penuh kasih "-- saya tahu ini adalah persalinan kamu dan saya yakin pasti rasanya sangat sakit, kamu juga pasti mulai memikirkan hal yang gak seharusnya kamu pikirkan, tapi Isla, kamu harus tahu bahwa kamu adalah seorang ibu yang hebat--"

Tangan kekarnya terulur mengusap pipi lembut kekasihnya menghapus air mata yang terus mengalir dari mata indahnya "-- saya tahu prosesnya akan cukup sulit dan menyakitkan, untuk melawan semuanya kamu hanya perlu ingat bahwa sebentar lagi anak kita akan hadir untuk melengkapi cinta kita. Jadi, Isla saya minta dua hal sama kamu, percaya sama diri kamu sendiri dan percaya sama saya--"

Wanita itu terdiam menatap kekasihnya yang menatapnya penuh arti "-- percaya pada diri kamu sendiri bahwa kamu adalah perawat yang hebat, meski bukan di bidang khusus ini, saya yakin kamu bisa melakukannya karena di samping itu kamu adalah seorang ibu yang hebat, yang siap mengorbankan segalanya untuk anak kita, saya akan bertanggung jawab untuk persalinan kamu sekarang dan saya ingin kamu percaya bahwa saya tidak akan pernah menyakiti kamu dan anak kita--"

Kini kedua tangannya meraih kedua tangan Isla untuk menggenggamnya erat "-- kamu dan anak kita akan baik-baik saja, okay?"

Isla mengangguk dan Juna berdiri mencium pucuk kepala sang kekasih sebelum kemudian pergi. Setelah mendengar apa yang Juna katakan, Isla perlahan bisa lebih tenang dan mengendalikan diri, wanita itu mulai berhenti menangis kembali mengatur pernafasannya menunggu Juna yang kini sudah kembali dengan beberapa barang di tangannya

PREGNANCY STORIES 2Where stories live. Discover now