Chapter 13.

36 5 0
                                    

hari ini adalah awal dari libur semester. aku tidak bisa mengerjakan soal apapun atau belajar. terlebih, aku merasa sedikit bosan dengan keseharian monotonku. tapi sepertinya tuhan memang menyayangiku, jadi dia mengirimkanku sebuah informasi bahwa disekitar rumahku, akan diadakan festival.

aku ingin pergi.. tapi sepertinya pergi sendiri bukanlah hal yang baik. meski begitu, aku tidak punya siapapun untuk diajak pergi. bahkan jika aku mengajak zayne, itu terasa sangat canggung setelah apa yang terjadi.

"tapi, bagaimana bisa dia adalah seorang pria yang penyabar..?" aku menggumam pelan.

pasalnya, bahkan jika zayne tidak mau memaafkanku pun, tidak masalah. karena aku sudah menyembunyikan informasi yang sangat penting darinya, serta mengingkari janji. meski begitu, zayne tetap meminta maaf dan bahkan datang untuk memberikanku sup pedas buatannya.

kalau begitu, aku tidak bisa mengganggunya.

jam menunjukkan pukul 5 sore. jadi, aku mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke festival seorang diri. aku menggunakan pakaian yang simple dan hangat, karena cuacanya cukup dingin akhir-akhir ini.

setelah menggunakan sedikit make up, aku mengambil sepatu ternyaman yang aku punya dan bergegas berjalan ke festival seorang diri. omong-omong, aku hanya menggunakan celana dan sweater yang dilapisi dengan coat. jadi, itu cukup hangat untuk seseorang yang mudah kedinginan seperti aku.

aku berjalan sedikit lebih lambat dari biasanya. menikmati udara dingin dimalam hari, serta beberapa daun yang mulai berguguran. sebentar lagi musim dingin, atau mungkin hari ini akan menjadi hari pertama salju turun. jarak antara rumah dan tempat festival diadakan tidak terlalu jauh. jadi, meskipun aku berjalan lambat seperti siput sekalipun, aku masih bisa sampai dengan tepat waktu.

beberapa menit berjalan dan aku akhirnya bisa melihat tempat festival nya dari kejauhan. itu baik karena banyak lampu yang menyala serta keramaian yang menyesakkan.

benar, memang seperti itulah festival.

aku menghembuskan nafas dan memasuki area festival. kupikir itu akan penuh dengan para grup berisi teman wanita atau anak kecil yang datang bersama keluarganya.

"sial, orang kasmaran ada dimana-mana" aku menghela nafas kasar. rupanya, itu malah dipenuhi oleh orang kasmaran yang datang dengan membawa serta pasangan mereka.

jujur saja, aku sedikit tidak peduli. pasalnya memang sedari awal aku tidak memiliki ataupun merasakan bagaimana rasanya berpacaran atau memiliki pasangan. beberapa kali sempat hampir dijodohkan oleh ibu, tapi pihak pria yang akhirnya memutuskan hubungan. tentu saja, itu karena aku mensabotase nya.

aku berjalan meski terhanyut dalam pikiranku, membuatku menabrak sesuatu.

"aw!!" itu cukup tinggi, mungkin tiang..?? tapi rasanya empuk– maksutku, jika itu tiang, bukankah akan berbunyi? aku menabrak cukup keras, loh?

"ah, maaf. saya tidak sengaja–?" aku mengusap dahiku dan menatap keatas untuk melihat siapa orang yang aku tabrak.

"lova?"
"zayne?!"

aku terkejut bukan main. tidak, tidak, kenapa ada zayne disini?! bukan, maksutku, memang benar tidak ada yang melarang bahwa zayne tidak diperbolehkan untuk masuk ke area festival. hanya saja, aku tidak berspekulasi kalau dia akan pergi kesini dengan kaki panjangnya seorang diri.

"apa kamu terluka?" zayne bertanya sembari menatap kearahku. aku menggeleng dan berhenti mengusap dahiku.

"tidak, aku tidak apa-apa. lebih dari itu, kenapa kamu kesini?" tanyaku. memang benar aku sedikit penasaran kenapa dia bisa sampai ter summon disini.

Imagination | ZayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang