Chapter 16.

52 7 0
                                    

Zayne akhirnya menemukan obat untuk demam dan dengan cepat membawanya kekamar. namun, ketika membuka pintu, dia tidak dapat menemukan sosok lova dimanapun.

sebelumnya, gadis tersebut mengalami demam dalam radius angka yang berbahaya, sehingga zayne dengan cepat mencari kotak obat dan menemukan obat dengan dosis yang kuat.

namun sekarang, dia bahkan tidak dapat menemukan sosok gadis tersebut dimanapun. zayne mencari disekitar kamar. zayne khawatir jika lova terjatuh dari atas kasur ataupun mengalami kecelakaan ringan saat berada dikamar mandi.

namun, dia tidak dapat menemukan sosok lova dimanapun. tidak didalam kamar, tidak didalam kamar mandi, tidak didalam apartment. zayne dengan sigap mengambil ponsel miliknya. namun yang membuatnya terkejut adalah, itu tidak berfungsi.

padahal, ia dapat menggunakan ponselnya beberapa menit yang lalu.

merasa ada banyak hal yang janggal, zayne meraih coat miliknya dan dengan cepat berjalan keluar. berharap menemukan sosok lova diluar kamar apartment.

setelah beberapa menit berjalan dan berkeliling, zayne merasa lebih panik dan gelisah. kemana pergi nya lova? dia bahkan tidak dapat mencari informasi apapun sekarang karena ponselnya tidak berfungsi.

zayne mengusap rambutnya, sedikit frustrasi. sebelum netra miliknya menangkan sosok penghuni sebelah yang anehnya, tampak lebih tua beberapa tahun dari yang diingat oleh zayne.

masa bodoh, zayne menghampiri tetangga apartment nya. berencana meminjam ponsel miliknya. sekadar mencari artikel terkait lova. salah satu pelajaran penting yang didapat oleh zayne adalah, bahwasannya lova adalah orang yang cukup terkenal. sehingga, sangat mudah untuk mengetahui informasi tentangnya.

itu sedikit aneh jika zayne harus mencari informasi lewat artikel-artikel terkait lova. padahal, gadis tersebut demam dan jatuh sakit beberapa menit sebelumnya, namun sekarang hilang entah kemana.

"permisi, apakah saya boleh meminjam ponsel anda sebentar?" tanya zayne dengan sopan.

wanita paruh baya tersebut berbalik dan menatap zayne sejenak, sebelum akhirnya tersenyum dengan ramah.

"ahh, kamu adalah penghuni baru apartment disamping saya, ya? tentu, tentu. kamu bisa meminjamnya. ini, tolong gunakan disekitar saya, ya" ucap sang wanita seraya memberikan ponselnya pada zayne.

zayne sedikit terkejut karena wanita tersebut memanggilnya 'penghuni baru'. zayne tahu betul bahwa ia sudah beberapa kali bertukar sapa dengan tetangga yang satu ini, namun kenapa dia dipanggil penghuni baru..??

"terimakasih" meski begitu, zayne tidak terlalu memikirkannya dan meraih ponsel yang diberikan. zayne menggunakannya tanpa berpindah tempat sedikitpun, dan dengan cepat menelusuri internet dan mencari keyword 'taraka lova'.

"nak, apa yang membuatmu terlihat khawatir?" tanya sang wanita paruh baya pada zayne.

zayne menggeleng dan tanpa sengaja mendapati salah satu informasi yang menarik perhatiannya. dengan cepat, zayne membaca informasi yang ada disana, sebelum akhirnya mengembalikan ponsel yang dipinjamnya.

"terimakasih" zayne dengan cepat berlari kearah salah satu rumah sakit. sebelum mengembalikan ponsel milik wanita tersebut, zayne terlebih dahulu membuka aplikasi map pada ponsel dan melihat rute kearah rumah sakit tersebut.

meski begitu, saat ini, zayne sangat panik. zayne tidak tahu, sebenarnya, apa yang salah dan apa yang terjadi saat ini? yang zayne tahu, dia berada beberapa tahun setelah bertemu dengan lova. kini, umur mereka sudah tidak lagi 18 dan 16 tahun. di tahun ini, umur mereka genap 27 dan 25 tahun.

zayne memasuki rumah sakit, dengan segera berjalan kearah resepsionis. zayne berharap, bahwa namanya tidak akan ada disini. tidak mungkin bahwa detak jantung yang semalam ia dengarkan, dapat berada ditempat seperti ini.

"karena alasan keamanan, data identitas beliau dirahasiakan disini" zayne terkejut. tidak, itu artinya mereka secara tidak langsung telah mengkonfirmasi bahwa dia ada disini.

hal-hal inilah yang membuat zayne menjadi gila secara perlahan.

"tidak, apa yang harus saya lakukan untuk mengetahui nomor kamar dari pasien?" tanya zayne, mencoba untuk tenang. ia tahu ini tidak akan mudah, ayah dari seseorang yang ia cari, mungkin tengah merahasiakan sebuah fakta dari dunia luar.

jika tidak, ia tidak mungkin menyembunyikan identitas putrinya seperti saat ini.

"kami mohon maaf. namun, tidak ada yang bisa anda lakukan." zayne frustrasi. bahkan saat ia bekerja sebagai dokter, ia tidak pernah mendapati kejadian seperti ini.

meski begitu, zayne dapat memahaminya. staff telah melakukan kesalahan fatal dengan secara tidak langsung mengkonfirmasi bahwa dia tengah dirawat di rumah sakit ini.

sebelum zayne sempat menjawab, seorang kakek yang berada dipertengahan usia 50 tahunnya, menghampiri dirinya dan menepuk pelan bahunya.

"nak?" tanya nya pelan.

zayne terkejut dan menatap kearahnya. kakek ini sedikit mengingatkannya pada seseorang. tidak, bolehkah dia memanggil seseorang dihadapannya ini sebagai kakek..??

"apakah kamu mencari.. putriku?" tanya nya dan zayne dengan pelan mengangguk. ia bisa tahu bahwa pria tersebut adalah ayah dari gadis yang ia cari karena kemiripan mereka.

pria paruh baya itu tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan secara tidak langsung meminta zayne untuk mengikutinya dari belakang.

banyak hal yang masih tidak dapat dicerna oleh zayne. sebenarnya, apa yang dia lakukan sampai semua hal disekitarnya berubah dengan cepat..?? meski begitu, sepertinya dia sedikit mengetahui jawaban dibalik semua hal aneh ini.

"nak, putriku suka sekali melukis kamu" tiba-tiba, pria paruh baya tersebut membuat pernyataan yang membuat zayne terkejut.

"ya..? apa maksut anda..?" zayne yakin betul bahwa dia tidak pernah melihat sosoknya yang sedang melukis sesuatu.

bahkan, zayne tidak pernah membayangkannya.

pria paruh baya tersebut mengangguk. sorot matanya terlihat sendu. seolah, dia merindukan sesuatu yang telah lama tidak dapat diraihnya kembali, serta penyesalan atas apa yang seharusnya bisa ia lakukan.

"nak, dia melukis kamu dengan benar. bahkan dari sudut terkecil yang kamu miliki.. kamu terlihat sangat mirip. seolah, kamu keluar dari lukisan tersebut" setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya sampai disalah satu kamar pasien.

zayne mengambil nafas pelan, mempersiapkan dirinya dengan apapun yang terjadi. bahkan jika ia telah mengetahui isi dibalik pintu dihadapannya ini, dia tetap ingin mempersiapkan dirinya.

beberapa detik kemudian, zayne membuka pintu dihadapannya dan memasuki kamar tersebut. hal pertama yang menyambutnya adalah, pemandangan seorang gadis yang terkulai lemas diatas kasur.

banyak peralatan medis terpasang ditubuhnya. sementara dekorasi kamar terlihat sangat monoton tanpa adanya warna selain putih. bau obat yang familiar menyengat dan memasuki indra penciuman milik zayne.

gadis tersebut tampak lebih kurus dari yang seharusnya zayne lihat dan ingat, kulitnya terlihat lebih pucat daripada sebelumnya. zayne bahkan dapat melihat tulang-tulang yang mencuat dibalik kulit tipis gadis tersebut.

"lova.."

zayne dengan perlahan mendekati kasur pasien dihadapannya. artikel menyebutkan bahwa hari ini adalah genap 4 tahun taraka lova terbaring koma. sementara, zayne bahkan tidak bisa mencerna satu pertanyaan sekalipun.

sebenarnya, apa yang terjadi..?

Imagination | ZayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang