[20%]

32 10 0
                                    

hari ujian telah datang. dan karena lova sempat menginap, ia melupakan seragam miliknya dirumah. sebenarnya, zayne bermaksud untuk mengambilkan seragam milik lova dirumahnya, tetapi gadis tersebut menolak tawarannya.

masalahnya adalah, zayne sedikit malas apabila nanti, lova akan terjerat masalah. maka itu akan menjadi penghalang untuk zayne. tetapi akhirnya zayne hanya bisa mengalah pada lova.

keras kepala gadis tersebut.. mirip sekali dengan keras kepala wanita itu.

meski begitu, pada akhirnya zayne mengalah. zayne sering kali melamun akhir-akhir ini. lebih tepatnya, berpikir tentang bagaimana ia harus menghadapi situasi disini sementara ia juga harus mencari jalan untuk kembali ke dunia asalnya.

setelah ujian hari ini selesai, zayne menghabiskan waktunya bersama dengan lova. zayne tahu persis bahwa lova sangat menyukai belajar dan membaca buku. gadis itu tampak seperti mendambakan ilmu pengetahuan yang belum ia ketahui.

meski begitu, zayne tahu bahwa mungkin lova memiliki alasan yang lebih dalam daripada hal itu.

"seperti nya kamu akan menikahi kertas dan buku pelajaran keesokan harinya" entah mengapa, rasanya zayne ingin sekali mengganggu lova disetiap kesempatan yang dimilikinya.

"tidak, aku menyukai manis tetapi tidak memakannya sesering yang kamu lakukan" zayne berfikir bahwa lova, lah, yang harusnya makan makanan manis saat ini, bukan dirinya. bahwa ia merasa kalau lova membutuhkan sedikit penghiburan dibanding dengan dirinya.

mereka sempat berbincang sebentar tentang kemajuan penyelidikan milik zayne. namun, seberapa keras pun zayne berusaha untuk fokus pada perbincangan mereka, dengan topik super penting yang dihidangkan, pikirannya malah kalang kabut karena gadis dihadapannya saat ini.

sebenarnya, kenapa lova dan siapa itu taraka lova?

pikiran itu terus berkecamuk dikepala zayne. tentang kenapa harus taraka lova, dan tentang bagaimana hubungannya dengan taraka lova terus berkembang.

meski begitu, zayne menjawab dan membagi fokusnya pada dua hal. pada lova, dan pada kemajuan penyelidikannya.

sejujurnya, zayne sudah mencoba segala cara untuk mencari informasi yang dia butuhkan. namun, bahkan pada titik terendah pun, zayne tidak dapat menemukan apapun. mungkin, itu karena zayne sedari awal sudah tahu, bahwa tidak ada cara baginya untuk kembali ke dunia asalnya.

kembali pada-nya.

zayne paham betul bahwa pembicaraan ini pada akhirnya akan mengarah pada 'astra'. sosok yang cukup kuat untuk melakukan intervensi pada garis dunia.

"bagaimana jika kamu mencoba untuk berdoa kepada dewamu?" perkataan lova menyadarkan pikiran zayne. benar, zayne tahu bahwa mungkin sebenarnya lova tahu siapa itu 'zayne' dan seperti apa dunia tempat zayne bermain opera.

zayne sadar, bahwa apa yang terjadi saat ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia.

bahwasannya itu diluar kekuatan manusia.

"aku akan mencobanya" zayne tidak mendengarkan penjelasan lova lebih lanjut. namun ia yakin bahwa semua ini ada kaitannya dengan 'astra'.

saat sedang berfikir, seorang guru tiba-tiba datang dan memarahi lova. sejujurnya, zayne bahkan tidak tahu kesalahan apa yang dilakukan oleh lova hingga ia pantas mendapatkan penghinaan seperti ini.

tetapi yang pasti, guru itu tampaknya sangat tidak menyukai lova.

lantas, kenapa zayne merasa marah atas hal itu?

kenapa zayne merasa kesal ketika lova tidak didengar seperti itu?

mungkin, itu karena lova terlihat mirip seperti wanita itu. benar, zayne melihat orang lain dalam diri lova. sosok yang selama ini ia rindukan begitu dalam.

tetapi, percuma saja. tidak peduli seberapa keras zayne mencoba untuk fokus dan berfikir rasional, ia tetap melepas dan meletakkan almamater sekolah miliknya pada lova.

'itu terlihat sangat kecil', pikir zayne. mungkin karena kebiasaan buruk lova yang selalu menunda jadwal makannya. bahkan almamater milik zayne terlihat akan memakan lova hidup-hidup.

***

pada akhirnya, zayne lah yang menggantikan lova untuk berlari mengelilingi lapangan. meski itu merepotkan, entah mengapa zayne sedikit bersyukur bahwa dia, lah, yang berlari dan bukannya lova.

guru aneh itu, menugaskan untuk berlari mengitari lapangan sekolah dengan jumlah yang tidak wajar. tentunya, bagi zayne itu mudah. tetapi yang tidak dapat dipahaminya adalah, mengapa ia harus merasa bersyukur bahwa dia lah yang berlari dan bukannya lova??

meski begitu, pada setiap kesempatan, zayne akan melirik lova dan memperhatikannya dari kejauhan. bahkan pada kesempatan tertentu, dia akan melupakan jumlah putaran yang telah ia lalui. rasanya aneh, bahwa dia terus melihat kearah lova bahkan saat ia berlari sekalipun.

meski begitu, senang mengetahui bahwa lova menunggunya hingga ia selesai berlari.

zayne meminum air mineral yang diberikan oleh lova. rasanya sangat menyegarkan. tetapi pemandangan dihadapannya jauh lebih menyenangkan daripada menyelesaikan putaran miliknya.

bahwa perasaan kurang ajar ini terus bertumbuh seiring berjalannya waktu.

meski begitu, zayne berusaha menyangkal. bahwa mungkin, itu karena ia terus melihat sosok yang disayanginya dalam diri lova. bahwa lova sangat mirip dengan wanita yang disayanginya.

jika memang itu alasannya, lalu mengapa zayne tidak pernah terimgat akan wanita itu setiap kali ia berhadapan dengan lova..??

bahwa, mengapa ia hanya terfokus pada lova dan bukan sosok yang dilihatnya dalam diri lova..??

meski banyak pertanyaan muncul, zayne harus tetap tenang. ia mengembalikan pikiran rasionalnya hanya dalam hitungan detik, kemudian berjalan beriringan dengan lova.

benar, ini hanyalah sementara.

tidak seharusnya ia terlena dengan 'pertunjukan' yang satu ini.

bahwa ada seseorang yang menunggunya didunia asalnya.

meskipun ia harus bertahan dan berbaur didunia ini, zayne tetap teguh mencari cara untuk kembali ke dunia asalnya. bahwasannya, itu adalah hal pasti yang harus ia lakukan.

namun, sepertinya zayne sudah menjadi gila. tidak, mungkin sedari awal, zayne memang sudah gila.

bahwa, perasaan kurang ajar mulai tumbuh dalam dirinya. zayne takut, bahwa perasaan sekecil apapun terhadap dunia ini akan berdampak padanya suatu saat ini.

bahwa itu mungkin akan membuatnya berubah pikiran dan tidak akan pernah kembali 'pulang'. ia takut, mungkin saja perasaan yang semula kecil ini akan membesar nantinya.

perasaan bahwa, ia ingin tinggal sedikit lebih lama lagi didunia ini.

meski begitu, zayne berusaha untuk menghapus perasaan ini. bahwa dia harus tegar dan menjadi 'mati rasa' untuk kembali kedunia miliknya.

bahkan sekalipun gadis dihadapannya ini tengah tersenyum lembut kepadanya dan terus mengoceh disepanjang jalan..

zayne harus membunuh perasaan ini.

Imagination | ZayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang