Sang guru baru saja mengakhiri mata pelajaran terakhir, seluruh penghuni kelas merapikan tas mereka untuk bersiap-siap pulang. Demikian juga dengan Xiao Yiye dan He Ke Fu. Biasanya Yiye selalu bersemangat jika pulang sekolah karena ia tahu akan belajar bersama Hu Yang, tetapi kali ini berbeda, Yu Shen Xin akan ikut bersamanya untuk mengerjakan pekerjaan kelompok mereka.
Satu persatu murid berjalan keluar dari kelas dan diikuti Xiao Yiye, He Ke Fu dan Yu Shen Xin. Mereka bertiga berjalan beriringan, dengan Yu Shen Xin berada di tengah-tengah. Tidak ada yang membuka percakapan hingga langkah mereka sampai di depan lorong sekolah yang berbatasan dengan parkiran sepeda.
"Yu Shen Xin, kau berangkat ke sekolah dengan apa?" tanya He Ke Fu yang lebih dulu membuka percakapan.
"Biasanya aku diantar dan pulangnya aku akan berjalan kaki karena rumahku tidak jauh dari sini. Hanya beberapa gang dari sini," jelas Yu Shen Xin.
"Aku dan Yiye kami bisa naik sepeda, kau mungkin bisa meminta bonceng pada Yiye karena sepeda Yiye lebih besar," kata He Ke Fu yang sebenarnya ingin menggoda sahabatnya itu.
Mendengar itu Xiao Yiye terkejut dan dalam hatinya merasa sangat tidak suka, ia memang suka membonceng Hu Yang dan itu pun hanya Hu Yang. Ia tidak mau ada gadis lain yang diperlakukan sama seperti itu. Namun, ia juga tidak enak menolak Yu Shen Xin. "Iya, ayo naiklah Yu Shen Xin," kata Xiao Yiye dengan sedikit canggung.
Yu Shen Xin yang memang sudah jatuh hati pada pemuda Xiao itu pun langsung merasa sangat senang. Bibirnya langsung membentuk senyuman, "Terima kasih Yiye," katanya.
Yiye dan Ke Fu mengambil sepeda masing-masing, He Ke Fu yang sendirian tidak membonceng siapa pun lebih dulu membawa sepedanya melaju. Sementara Xiao Yiye menunggu Yu Shen Xin untuk segera naik ke di belakangnya.
Yu Shen Xin tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, bibirnya terus membentuk senyuman sepanjang perjalanan. Tdak peduli walaupun memang belum mendapatkan jawaban dari Xiao Yiye saat dia menyatalan perasaan pada pemuda itu. Namun, ia yakin Yiye mau memboncengnya karena memiliki perasaan yang sama, sepertinya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, mereka akhirnya sampai di rumah Xiao Yiye. Seperti biasa Hu Yang langsung menyambut kedatangan Yiye, gadis itu tersenyum melihat Yiye memasuki rumah. Namun, ia terkejut melihat Yiye dan He Ke Fu tidak datang hanya berdua, seorang gadis lain ikut bersama mereka.
"Hu Yang, aku pulang. Oh ya aku, He Ke Fu dan Yu Shen Xin akan mengerjakan tugas kelompok bersama siang ini." jelas Xiao Yiye yang melihat Hu Yang dengan tatapan kerinduan.
Hu Yang hanya menjawab dengan anggukan lalu segera pergi dari hadapan mereka bertiga. Salam hatinya ia merasa kecewa, karena ia sudah membayangkan akan kembali belajar bersama Xiao Yiye, ternyata itu tidak terjadi hari ini. Ditambah Xiao Yiye datang membawa teman wanita baru.
Setelah melihat Hu Yang berlalu darinya, Xiao Yiye mengajak kedua temannya langsung ke taman belakang.
Melihat Hu Yang barusan, membuat Yu Shen Xin penasaran sehingga ia bertanya kepada He Ke Fu. He Ke Fu menjelaskan siapa Hu Yang yang merupakan teman mereka juga. Yu Shen Xin mengangguk saja, tetapi dalam hatinya ia merasa khawatir karena mengingat bagaimana Xiao Yiye dan Hu Yang saling berpandangan.
Mereka bertiga pun duduk di gazebo sama seperti waktu dulu bersama Hu Yang, hanya kini yang belajar bersama mereka bukanlah Hu Yang melainkan Yu Shen Xin.
"Kita mulai saja langsung, biar Yu Shen Xin tidak pulang terlalu malam," kata Xiao Yiye begitu ia mengeluarkan bukunya.
"Hao. Ayo kita mulai," jawab He Ke Fu dan Yu Shen Xin berbarengan.
Hu Yang pergi ke dapur hendak menyiapkan makanan dan minuman untuk Xiao Yiye dan teman-temannya. Ia membuat minuman dingin dan juga kue untuk menemani mereka belajar. Dibawanya makanan dan minuman tersebut ke gazebo dengan nampan. Ia pun sempat berdiri terdiam menatap ketiganya, entah kenapa ia merasa rindu sekaligus sedih. Dengan langkah perlahan Hu Yang menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love ( ZhanLu)
FanfictionPercayakah kamu bahwa cinta lebih abadi dari pada kehidupan itu sendiri? Ketika sosok yang dikasih telah tiada, cinta itu masih tinggal di dalam hati. Enggan pergi dan tetap di situ seperti akar pohon yang telah menghujam jauh ke dalam tanah.Bagaima...