Setelah kejadian kelaparan besar yang melanda Cina pada tahun 1960, perlahan keadaan Cina mulai membaik. Namun, tetap saja hal itu menimbulkan kesenjangan sosial. Para keluarga kaya raya mendapatkan hidup yang layak, sementara masyarakat kelas bawah harus berjuang lebih keras lagi. Hal itu juga menimpa Keluarga Hu yang terdiri dari Hu Lien dan putrinya Hu Yang. Mereka termasuk beruntung bisa bertemu dengan keluarga Xiao yang mau mempekerjakan mereka. Sementara di luar sana masih banyak yang hidup lebih susah lagi dari mereka.
Saat itu Hu Yang dan Xiao Yiye sama-sama berusia enam tahun, mereka berdua mulai menjadi teman. Tugas Hu Yang adalah melayani Tuan Muda Xiao. Meski begitu Yiye tidak pernah memperlakukan Hu Yang dengan kasar atau merendahkan. Melihat itu Tuan dan Nyonya Xiao merasa senang dan bangga karena anak mereka bisa bersikap baik tanpa memandang status seseorang.
Seperti biasa Hu Yang kecil akan membangunkan tuan kecilnya di pagi hari, ia mengetuk pintu kamar Xiao Yiye sampai terdengar jawaban dari dalam baru ia akan segera kembali membantu ibunya.
"Iya, Hu Yang. Sebentar lagi," sahut Yiye dengan nada malas.
"Cepat, ya Tuan Muda. Tuan dan Nyonya ingin mengajakmu pergi berjalan-jalan dengan keluarga Tuan He," balas Hu Yang mengingatkan.
"Iya Hu Yang, aku sedang berganti baju."
"Hao... aku pergi dulu ya."
"Huum...."
Tuan Kecil Xiao tidak lama keluar dari kamarnya dan langsung menuju ruang makan, kedua orang tuanya sudah menunggu. Ia pun langsung duduk bersama dengan mereka.
"Ye'er kenapa lama sekali? Kau tidak tidur larut malam lagi, kan?" tanya Xiao Mei-ibu Xiao Yiye.
"Tidak, Ma. Aku langsung tidur kok semalam," jawab Xiao Yiye sambil menampilkan senyuman dengan gigi yang masih belum rapi.
"Pintar. Ya sudah ayo kita sarapan lalu kita pergi ke rumah keluarga He."
"Iya, Ma. Oh, ya, apakah Hu Yang akan ikut juga?"
Xiao Mei terdiam dan menatap suaminya sejenak, kemudian Xiao San mengangguk yang artinya ia mengizinkan Hu Yang untuk ikut. Baru kemudian Xiao Mei menatap putranya kembali, "Iya, Hu Yang boleh ikut."
"Asyik!"
"Hmm ... sekarang kau habiskan sarapanmu dulu."
"Iya, Ma."
Xiao Mei yang sudah selesai makan lebih dulu pergi ke dapur menemui Hu Lien, "Hu Lien," panggilnya.
Hu Lien yang sedang mencuci piring dibantu oleh Hu Yang sontak menghentikan aktivitasnya dan segera menghadap sang nyonya. "Ya, Nyonya ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sambil mengelap tangannya yang basah.
"Saya akan membawa Hu Yang ikut bersama kami sekeluarga, kau bisa kan menyelesaikan semua pekerjaan sendirian?"
"Ya, Nyonya tentu saja bisa. Anda tidak perlu khawatir."
"Hao. Kami pergi dulu, mungkin kami akan pulang menjelang sore. Jadi pastikan saat kami pulang nanti semua pekerjaan sudah selesai, yah?"
"Tentu, Nyonya."
"Hmm, Hu Yang. Kau bisa berganti baju, Nak?" tanya Xiao Mei seraya melihat Hu Yang yang berdiri di dekat ibunya.
"Bisa, Nyonya. Saya akan mengganti baju dulu," jawab Hu Yang.
"Ya sudah. Kami tunggu kau di luar yah."
Hu Yang pun mengangguk lalu kemudian berlalu meninggalkan ibunya untuk berganti baju. Ia mengambil baju yang menurutnya masih terlihat layak, sebagai anak dari pembantu tentunya ia tidak mungkin memiliki banyak baju bagus. Baju yang ia pakai pun adalah hadiah ulang tahunnya terakhir kali yang selalu ia jaga dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love ( ZhanLu)
FanficPercayakah kamu bahwa cinta lebih abadi dari pada kehidupan itu sendiri? Ketika sosok yang dikasih telah tiada, cinta itu masih tinggal di dalam hati. Enggan pergi dan tetap di situ seperti akar pohon yang telah menghujam jauh ke dalam tanah.Bagaima...