[sepulchre]: Chapter 10

11 2 0
                                    

Termenung dengan secangkir teh yang mulai dingin di atas meja makannya, Sirius kembali teringat akan perkataan Charon kala pelelangan waktu lalu tengah diporakporandakan dengan serangan misterius. Pemuda itu mempercayai, kalau serangan yang terjadi dikarenakan oleh sang dewan tinggi warlock tersebut. Namun, ia belum mengetahui dengan jelas akan alasan yang menjadi motif di balik kekacauan itu.

Sirius mengingat ketiga kartu tarot yang dibuka oleh Charon di atas meja.

'Roda Keberuntungan', 'Kematian', dan 'Pria yang Digantung'. Ketiganya sarat akan makna perubahan dan hal ini membuat Sirius berandai-andai. Perubahan apa yang sebetulnya didambakan oleh Charon? Apakah itu terkait dengan kabar pemberontakan dari komunitas vampir yang belakangan ini dirumorkan tengah memperbanyak koloni di kalangan manusia? Apakah perubahannya terkait dengan komunitas warlock sendiri? Atau ada hal lain yang diincar oleh sang ketua?

Tidak ada yang pernah mampu menebak jalan pikiran dari warlock yang usianya telah mencapai separuh milenia itu, selain mendiang kekasihnya yang gugur dalam Peperangan Konstantinopel.

Sejauh yang Sirius tahu, Charon telah menginjak usia remaja ketika peperangan itu pecah di tanah Eropa. Jauh bahkan sebelum ibu Hecate bertemu dengan seorang pria bernama Darius Holzer —mendiang ayah dari Sirius— di perbatasan hutan tanah Salem pada akhir abad kedelapan belas. Sang dewan tinggi warlock itu pernah bercerita tentang kisahnya di masa muda akibat dari buaian alkohol dalam perjamuan pesta kepada beberapa warlock muda yang tertinggal di meja. Kebetulan, salah satu dari mereka adalah Sirius. Mereka mendengarkan kisah kasih yang diselingi dengan aksi menegangkan di masa silam warlock tinggi itu.

Sirius dapat memahami betapa besar kasih yang dicurahkan oleh Charon kepada kekasihnya —yang ia ingat bernama Hector Klein— yang berakhir gugur di medan perang. Air mata yang menetes pada cawan berisi anggur merah itu menjadi satu dari sekian saksi, bila kehidupan yang berjalan lama tidak selalu menjanjikan kebahagiaan semata.

Ingatan ini membuat warlock yang belakangan mencapai dua seperempat abad masa hidupnya mengingat perbincangan mereka mengenai mantra pemanggilan arwah beserta tata caranya yang paling ampuh dan akurat. Seperti tutup toples yang akhirnya melekat dengan sesuai, pemuda itu bergegas bangkit dari kursi lalu menyambar jaket kulit dan kacamata hitamnya. Tangannya terangkat dan membuat gerakan melingkar dengan mengucap sederet mantra untuk membuka portal menuju ke area terdekat dari tempat yang hendak ia kunjungi.

Sayup-sayup, suara musik menggema dari dalam bangunan. Dentumannya terdengar seperti mengajak irama jantung pendengarnya untuk berlari dengan alunan musik. Kedua kaki jenjang Sirius melangkah maju, bergerak keluar dari gang sempit nan remang-remang menuju ke permukaan jalan besar yang padat oleh pejalan kaki. Tepat di arah kanan dari tempatnya berdiri, terdapat antrean mengular dari pengunjung kelab malam yang menjadi sumber dentuman musik tersebut.

Kakinya terus melangkah melewati antrean panjang dengan dihadiahi tatapan ketidaksukaan dari orang-orang yang tidak kunjung diizinkan untuk masuk. Sesampainya di depan pintu, telunjuk Sirius sedikit menekan turun bagian tengah kacamatanya. Seorang penjaga bertubuh kekar dengan kepala bersih mengkilat di pintu lekas mempersilakannya masuk setelah melihat pendaran kilau kepingan kuning menyala pada permukaan bola mata pemuda tersebut.

Hawa pendingin ruangan menerpa tubuhnya bersamaan dengan campuran dari beragam aroma yang membuat keningnya mengernyit tidak nyaman. Pupil matanya mengedar ke setiap penjuru dari balik kacamata hitamnya.

Sirius akhirnya menemukan figur pria yang dicarinya tengah duduk bersandar di salah satu sofa sembari menyesap sebuah minuman dari gelas di tangannya. Kedua netra pria itu menatap balik ke arahnya tanpa ekspresi, seakan-akan ia telah menduga dan menunggu kedatangan pemuda itu.

Namun, kakinya urung melangkah saat seseorang memanggil namanya dengan nada yang terdengar sedikit terkejut.

"Mikael?"

[ yungi au ]: 𝐕𝐄𝐍𝐀𝐓𝐎𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang