Shine. 10√

862 133 127
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


bangkeci kamu terniat sekali 🥳
Cipok dulu sini, Mmmmuuuaaachhhh

Makasiih dulu kaleeeen!!
.
.
.

Ghara mengantar Shine kembali ke apartemen belum lewat dari jam 10 malam.

Sepanjang perjalanan, Shine tak banyak bicara. Bahkan hanya menyahut seperlunya ketika Ghara bertanya.

Sudah sejak tadi Alpha itu dirundung resah, takut kalau-kalau ternyata tindakannya barusan membuat sang omega tak nyaman.

Lamunan Shine buyar ketika Ghara menepikan mobil.

"Ada apa, Tuan?"

"Sepertinya kita harus kembali karena ada yang tertinggal."

"Apa itu?"

"Senyummu."

Shine melebarkan mata.

"Saat berada di sana tadi kamu terlihat bahagia dan tak henti tersenyum, bahkan ibu dan nenek sangat menempel padamu. Kupikir mungkin senyummu tertinggal karena kamu jadi lebih pendiam saat ini."

Seketika Ghara melihat senyum itu lagi, ditambah kekehan kecil.

"Kita kembali?" tanya Ghara masih ingin menggoda.

"Tidak lucu, Tuan..." sedikit merengek tapi tak terlalu ketara.

Si Alpha beralis tebal memberanikan diri meraih jemari Shine, menatap tepat ke irisnya dengan tatap memuja yang tak pernah surut akan keinginan membara.

"Katakan jika kamu tidak suka dengan perlakuanku, katakan jika kamu tidak nyaman, jangan sungkan, agar aku bisa memperbaikinya dan menjadi seperti apa yang kamu mau." Meski berucap serius, tapi pandangan itu selalu teduh di mata Shine.

"Se-sebenarnya tidak ada yang salah, saya hanya tidak menyangka akan disambut dan dirayakan seperti ini."

"Aku akan merayakan tentang kamu apa pun itu mulai sekarang."

Shine bergeming.

"Shine..., aku tidak memaksamu mencintaiku, tapi aku akan menunjukkan keseriusanku agar kamu yakin bahwa aku tidak bermain-main."

"Um, saya bisa merasakannya, Tuan. Hanya saja, saya takut kehilangan lagi."

"Kupastikan aku tidak akan meninggalkanmu kecuali Tuhan mengambil nyawaku."

"Tuan..." Shine kehabisan kata, hal-hal semacam ini selalu membuatnya emosional dan mudah sekali meneteskan air mata.

Ghara mengusap lelehan kristal bening di pipi Shine. "Setelah ini, aku tidak akan pernah membiarkan air kesedihan mengotori wajah cantik Omegaku lagi."

SHINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang