Wilona berjalan meninggalkan toko sambil berbincang ringan dengan Harris yang sedang membawa paper bag berisi sepatu. Dia tidak menyangka hari Minggu dengan jadwal yang cukup padat ini akan berakhir juga.
"Sekali lagi thanks ya, Wil, udah temenin gua beli hadiah buat ulang tahunnya Amanda."
Wilona menggeleng sambil menyunggingkan senyumnya yang manis pada Harris.
"Gue yang harusnya berterima kasih karena lo udah traktir gue makan siang hari ini. Serius deh, Har, gue bisa pingsan kalau lo gak ngajak gue makan dulu sebelum nyari hadiahnya."
"Santai aja, Wil. Gua juga ngerti lo pasti capek abis kerja kelompok, lanjut les, terus temenin gua. Keterlaluan kalau gua gak ngajak lo makan dulu."
Di tengah perbincangan ringan mereka, seorang perempuan berjalan menghampiri dengan langkah yang terburu-buru seolah takut melewatkan sesuatu. Dia berhenti dan tersenyum di hadapan Wilona yang sedang memandangnya bingung.
"Teh Wilona ya? Tetehnya masih kenal saya gak?"
Wilona terdiam sesaat. Wajah perempuan itu tampak tak asing. Dia mencoba mengingat kapan dan dimana dirinya pernah bertemu. Namun, sebelum sempat untuk mengingatnya, perempuan itu kembali berbicara.
"Kita pernah bikin konten bareng sama pacar teteh waktu promo jaket couple itu."
Mata Wilona perlahan melebar, dia kembali mengingatnya setelah mendengar penjelasannya.
Sementara itu, perempuan dihadapannya menatap Harris dengan dahi yang sedikit berkerut, kemudian kembali menatap Wilona dengan tatapan yang penuh tanya.
Wilona menggigit bibirnya, entah mengapa pada situasi ini, dia merasa dirinya seperti sedang tertangkap basah telah berselingkuh dengan Harris.
"Oh, iya, Kak, aku inget! Kakak ada keperluan kah di sini? Aku sama temenku baru aja mau pulang."
Wilona tersenyum canggung, perempuan itu menghela nafas lega.
"Oh, temennya ya. Lega banget dengernya, aku kira teteh putus sama pacarnya yang kemarin."
Ingin sekali Wilona mengatakan "Apanya yang putus? Pacaran juga nggak," secara terus terang. Namun, dia urungkan niatnya dalam-dalam karena tidak ingin raut wajah perempuan itu yang saat ini terlihat ceria, berubah menjadi kecewa secara tiba-tiba.
"Nggak kok, Kak. Pacarku juga tau aku lagi temenin dia beli sepatu buat orang yang dia suka."
Wilona berbicara sambil sesekali bertatapan dengan Harris, dia juga tidak menyangka lidahnya akan lancar dalam mengatakan kebohongan.
Perempuan itu mengangguk seolah mengerti, kemudian dia membuka tasnya untuk mengambil dua kertas kecil yang tersimpan di dalamnya. Dia menyerahkan dua kertas kecil itu pada Wilona.
"Karena konten kemarin viral sampai dapet dua ratus likes lebih, saya punya voucher yang bisa dipake buat teh Wilona sama a Mahesa belanja di Solace. Lumayan ini voucher-nya, kalian juga bisa pilih jaket yang bukan edisi couple. Untungnya tadi teteh bilang belum putus, kalau beneran putus sayang banget nanti gak bakal kepake voucher-nya. Tolong terima ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABCDLOVE
Ficțiune adolescențiIni adalah kisah empat orang remaja yang memiliki kehidupan berliku yang dipenuhi oleh tawa, persahabatan yang tak terduga, dan cinta.