Chapter 11 - What's happening on Sunday? (2)

103 28 18
                                    

Sampai di rumah Michelle, Wilona segera duduk diatas karpet berbulu dan menyimpan gabus stearofoam yang dia bawa di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di rumah Michelle, Wilona segera duduk diatas karpet berbulu dan menyimpan gabus stearofoam yang dia bawa di hadapannya. Bahunya naik turun tak beraturan seolah dia baru saja menyelesaikan perjalanan yang mengerikan.

Yah, apa yang dikatakan Michelle tentang jalanan menuju rumahnya dalam grup kelompok adalah benar. Dua kali Wilona dan Mahesa melewati jalanan rusak disertai tanjakan yang curam. Saat melewatinya, dia selalu berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari musibah kecelakaan. Baginya, itu sungguh pengalaman perjalanan yang mengerikan.

Di sisi lain, Antonio dan Gavin segera menghampiri Mahesa yang membawa kantong plastik berisi makanan. Pada akhirnya, Mahesa tetap membelikan makanan titipan mereka meskipun sebelum pergi dia merasa enggan.

"Mana bubur gua?"

"Kerang ijo gua mana?"

"Duitnya dulu, baru gua kasih makanan lo berdua."

"Santai, gua juga gak minat punya utang."

Michelle menghampiri Wilona dengan membawa segelas air. Dia tertawa tanpa suara saat melihat keadaan Wilona yang terlihat lucu di matanya.

"Nih, Wil, minum dulu."

Wilona menerimanya dan mulai meminumnya hingga setengahnya.

"Thanks, Chel. Pemerintah ngapain aja sih? jalanan rusak parah gak dibenerin juga. Ngomong-ngomong, keren juga ya lo, setiap hari harus lewat jalan yang rusak kayak gitu."

"Gue sih muter jalan ke belakang, meski lebih jauh yang penting ban motor sama ban mobil gak cepet rusak karena lewat jalan jelek terus-terusan."

"Lo gak bilang, Chel. Tau gitu gua lewat sana aja tadi," sahut Mahesa yang sedang memberikan titipan makanan pada Antonio dan Gavin.

"Sorry, abisnya lo gak nanya sih."

"Mau mulai sekarang gak?" tanya Wilona.

"Cepet juga semangat lo balik, padahal belum ada semenit lo ngomel. Istirahat dulu lah. Istirahat sebentar juga gak bikin waktu lo terbuang sia-sia."

"Lo bisa istirahat waktu mati nanti. Di dunia ini waktunya belajar dan kerja keras."

Mahesa mengerjap ke arah Wilona saat dia berbicara dengan tajam. Dia mengalihkan pandangannya dengan susah payah sambil menghela nafas.

Merasakan atmosfer yang berbeda dari sebelumnya, Gavin yang berdiri di sebelah Mahesa mengeluarkan candaan untuk memecah keheningan.

"Mama sama Papa jangan berantem dong, Adek gak mau jadi anak broken home."

Mahesa yang telah berjuang menahan emosinya yang meningkat segera menoleh dan menatap tajam pada Gavin setelah mendengar kata-katanya yang keluar secara tiba-tiba.

"Lo mending diem."

Dengan langkah yang berat, Mahesa menghampiri Wilona dan duduk di sampingnya. Ekspresi menyerah mempertahankan keinginannya untuk beristirahat dan berdebat tercetak jelas di wajahnya.

ABCDLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang