01. Janji yang Mengikat

1.9K 196 37
                                    

"Kalau ada typo di chapter ini atau chapter lainnya beri tahu saja, karena saya sudah bosan dengan tempe."

***

Shofia si gadis ceria berusia empat tahun itu tampak berlari kecil di taman istana. Mata hitamnya menyusuri sekitaran taman yang terlihat asri dengan bunga-bunga bermekaran.

Wajahnya dengan polos menatap kupu-kupu yang terbang di atasnya dan ia meloncat mencoba menggapai kupu-kupu itu.

"Kemari!" Shofia berteriak dan berlari mengejar kupu-kupu itu.

Kaki kecilnya melangkah dengan riang dan tertawa dengan senyum manis berusaha menggapai kupu-kupu itu.

Bruk!

"Aduh!" Shofia mengaduh kesakitan saat ia jatuh karena kakinya terkilir.

"Ibu! Sakit!!" gadis kecil itu menangis sesenggukan hingga membuat siapa pun akan merasa kasihan sekaligus gemas.

Shofia semakin manyun dan kembali mengeluarkan air matanya karena tidak ada siapa pun yang datang menolongnya. Ia tidak bisa bangkit karena kakinya sungguh-sungguh sakit.

"Dasar cengeng!"

Shofia mendongakkan kepalanya dan menatap seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun menatapnya dari atas. Anak laki-laki itu tepat melindungi tubuhnya dari sinar matahari, membuatnya tidak terlalu sulit untuk menatap ke atas.

"Kak--" Shofia langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya sembari melotot.

"Kenapa?"

"Maaf, Pangeran Louis." Shofia menunduk sangat dalam dan tidak ingin menatap wajah anak tampan itu.

Pangeran Louis, si putra mahkota kerajaan yang berusia tujuh tahun itu mengangkat sebelah alisnya mendengar perkataan Shofia.

Louis merasa heran karena panggilan Shofia untuknya berbeda setelah awal pertama mereka bertemu. Waktu itu Shofia memanggilnya dengan sebutan 'Kakak'.

Louis berjongkok, ia berniat menyentuh kaki Shofia yang terkilir namun gadis kecil itu terlebih dahulu menolak dengan menarik kakinya.

"Jangan, Pangeran."

Tangan Louis yang hampir menyentuh kaki Shofia menggantung, rahangnya mengeras namun ia berusaha tersenyum.

"Ada apa? Kenapa kau seperti takut padaku?" tanya Louis heran dan dengan wajah yang terlihat sedih.

Shofia menggeleng pelan. "Ibu berkata kalau aku tidak boleh berteman dan berdekatan dengan Pangeran," ujar Shofia.

Mata Louis langsung berubah menjadi tajam, kilatan amarah terpancar dalam mata merahnya. Tapi kemudian, ia kembali meneduhkan pandangannya dan kembali menatap Shofia dengan senyum manis.

"Kenapa ibumu berkata seperti itu?" tanya Louis.

"Ibu berkata kalau Pangeran adalah orang yang kejam dan jahat, jadi aku harus menj--" lagi, Shofia kembali membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangan.

Louis jelas mengetahui apa yang akan dikatakan Shofia selanjutnya, tapi ia berusaha tetap tenang dan mengendalikan emosinya.

"Aku jahat? Apakah kau bisa membuktikannya? Apa aku pernah menyakitimu?" tanya Louis beruntun dan terdengar marah.

Shofia lantas menggeleng.

"Berarti ibumu membohongimu," ujar Louis.

Louis langsung menangkap kaki Shofia yang terkilir dan memijitnya dengan sedikit kasar hingga membuat Shofia menjerit.

THE PRINCE'S DECEPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang