greshan

1.5K 39 3
                                    

Gracia, seorang wanita muda yang cantik dan penuh gairah, duduk di pangkuan Sean, saling menatap dengan penuh hasrat. Tubuh mereka saling menempel, kulit mereka bersentuhan dengan lembut. Gracia dapat merasakan kejantanan Sean yang tegak dan keras mendesak di antara paha mulusnya.

Dengan gerakan yang anggun, Gracia mulai menggerakkan pinggulnya, menggesekkan vaginanya yang basah ke batang Sean yang kokoh. Sean mengerang pelan, tangannya meremas pinggul Gracia dengan kuat, membantu mengatur tempo gerakan pinggulnya.

"Oooh Sean... kau begitu besar dan keras," desah Gracia, suaranya penuh kemanjaan. Dia menundukkan kepalanya, menjulurkan lidahnya untuk menjilat dan mengecup leher Sean dengan sensual. "Aku ingin kau memenuhi diriku..."

Sean menggeram rendah, tangannya naik untuk meremas payudara Gracia yang sintal. Ibu jarinya dengan lihai mengusap puncak payudaranya yang menegang, membuat Gracia mendesah nikmat. Tanpa aba-aba, Sean mengangkat pinggang Gracia dan menurunkannya perlahan, menekan batangnya yang tegang masuk ke dalam vagina Gracia yang basah dan sempit.

"Aaaah!" pekik Gracia, kepalanya terlempar ke belakang saat ia merasakan kejantanan Sean menyusup masuk. Ia mulai menggerakkan pinggulnya naik-turun dengan tempo yang semakin liar, membuat Sean menggeram penuh gairah.

Suara decakan dan desahan memenuhi ruangan, menjadi musik pengiring bagi gerakan pinggul mereka yang saling bertemu. Keringat mulai membasahi kulit mereka, membuat tubuh mereka saling meluncur dengan lembut.

"Ya... terus sayang, kau begitu nikmat," bisik Sean parau, tangannya meremas pantat Gracia dengan kuat. Gracia mengerang nikmat, tubuhnya bergetar saat ia merasakan orgasme yang dahsyat menghampirinya.

"Oooh Sean! Aku... aku..." jeritnya, tubuhnya menegang sebelum akhirnya ambruk ke dalam pelukan Sean, merasakan cairan hangat Sean menyembur ke dalam dirinya.

Gracia terengah-engah di pelukan Sean, sisa-sisa orgasme yang dahsyat masih terasa di seluruh tubuhnya. Sean memeluknya erat, menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Untuk beberapa saat, hanya suara napas mereka yang terdengar memenuhi ruangan.

Perlahan, Gracia mengangkat wajahnya, menatap Sean dengan sorot mata penuh cinta dan kepuasan. Dia menggerakkan pinggulnya perlahan, membuat Sean menggeram pelan saat merasakan kejantanannya yang masih tertanam di dalam diri Gracia.

"Mmh, kau luar biasa, sayang," bisik Gracia, lidahnya menjilat sudut bibir Sean dengan sensual. "Tapi aku belum puas. Aku ingin lebih."

Dengan gerakan cepat, Gracia mengangkat tubuhnya, membuat Sean meluncur keluar dari dalam dirinya. Dia kemudian berbalik, memunggungi Sean, dan perlahan menurunkan tubuhnya, menyodokkan kembali kejantanan Sean masuk ke dalam vaginanya yang basah.

"Aaahh!" mereka berdua mendesah nikmat saat tubuh mereka kembali menyatu. Gracia mulai menggerakkan pinggulnya naik-turun dengan tempo yang cepat dan menggairahkan, membuat suara decakan dan desahan memenuhi ruangan.

Sean meraih pinggang Gracia, membantunya mengatur tempo sementara dia sendiri menggerakkan pinggulnya maju-mundur, menghujam masuk ke dalam Gracia dengan kuat. Gracia merintih dan mengerang, tubuhnya tersentak-sentak dalam kenikmatan yang luar biasa.

"Ya, Sean... terus... jangan berhenti!" pekik Gracia di sela-sela desahannya. Dia dapat merasakan gejolak orgasme lain mulai membangun di dalam dirinya, membuatnya semakin liar dan tak terkendali.

Setelah pergulatan panas mereka Suasana di dalam kamar itu terasa begitu lembut dan intim. Gracia dan Sean berbaring berhadapan, tubuh mereka saling bersentuhan dengan lembut. Jari-jari mereka saling bertaut, seolah tak ingin melepaskan kontak satu sama lain.

Gracia menatap Sean dengan sorot mata penuh kasih dan gairah. Perlahan, tangannya terangkat untuk menyusuri wajah Sean dengan ujung jarinya yang lembut. Dia menelusuri garis rahangnya yang tegas, naik ke tulang pipi yang tinggi, dan berakhir di bibir Sean yang penuh.

one shot JKT48 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang