Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Gracio dan Indah berdiri di altar, saling menatap dengan penuh cinta. Indah tampak anggun dalam balutan gaun pengantin yang indah, sementara Gracio terlihat tampan dalam setelan jas formalnya.
Ketika upacara pernikahan dimulai, Gracio tak bisa mengalihkan pandangannya dari Indah. Baginya, Indah adalah wanita tercantik yang pernah dilihatnya. Indah pun tak kalah terpesona oleh pesona Gracio yang sangat menawan.
Saat mengucapkan janji suci, suara Gracio dan Indah terdengar bergetar penuh emosi. Mereka mengucapkan janji-janji pernikahan dengan tulus, saling bertukar cincin sebagai simbol cinta abadi mereka.
"Aku, Gracio, bersedia menerima kamu, Indah, sebagai istriku yang sah. Aku akan mencintai dan menyayangimu, dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, hingga akhir hayatku."
"Aku, Indah, bersedia menerima kamu, Gracio, sebagai suamiku yang sah. Aku akan mencintai dan menyayangimu, dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, hingga akhir hayatku."
Setelah mengucapkan janji suci, Gracio perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Indah. Dengan lembut, ia mendaratkan ciuman manis di bibir istrinya yang telah sah. Indah membalas ciuman Gracio dengan penuh cinta, seakan ingin melebur menjadi satu.
Tepuk tangan riuh terdengar memenuhi gereja. Tamu undangan bertepuk tangan bahagia, menyaksikan ikatan cinta Gracio dan Indah yang kini telah disahkan. Keduanya saling tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca, membayangkan kehidupan baru yang akan mereka jalani bersama.
Setelah upacara pernikahan selesai, Gracio dan Indah berjalan beriringan keluar gereja, diiringi lemparan kelopak bunga dari para tamu undangan. Mereka berdua tampak bersinar, memancarkan kebahagiaan yang tak terkira.
Resepsi pernikahan Gracio dan Indah berlangsung meriah dan penuh kebahagiaan. Suasana di venue mewah itu terasa hangat dan romantis, menandakan ketulusan cinta yang terjalin di antara kedua mempelai.
Begitu Gracio dan Indah memasuki ruangan, semua mata tertuju pada mereka. Indah terlihat bersinar dalam balutan gaun pengantinnya yang elegan, sementara Gracio tampak gagah dan memesona. Mereka berdua berjalan beriringan, senyum bahagia terkembang di wajah mereka.
Saat sepasang pengantin baru itu berdansa di tengah lantai dansa, semua orang terpana menyaksikan kemesraan mereka. Gracio memeluk pinggang Indah dengan lembut, sementara Indah meletakkan kepalanya di dada Gracio. Mereka bergerak lembut mengikuti alunan musik yang mengiringi, seakan hanya ada mereka berdua di sana.
Suara riuh tepuk tangan dan sorak-sorai kebahagiaan memenuhi ruangan saat mereka selesai berdansa. Para tamu undangan tak henti-hentinya memberikan ucapan selamat dan doa restu untuk pasangan yang baru saja mengikat janji suci itu.
Saat jamuan makan malam dimulai, Gracio dan Indah tampak menikmati setiap hidangan lezat yang disajikan. Sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain, membuat tamu undangan gemas melihat kemesraan mereka.
Di sela-sela acara, Gracio dan Indah juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama keluarga dan sahabat-sahabat terdekat. Tawa dan canda terdengar memenuhi ruangan, menambah suasana hangat dan bahagia.
Menjelang akhir acara, Gracio dan Indah berdiri di depan semua tamu undangan. Dengan wajah berseri-seri, mereka mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan. Kemudian, dalam sebuah ciuman mesra, mereka memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka sebagai sepasang suami-istri yang bahagia.
Sesampainya di apartemen baru mereka, Gracio segera meraih Indah ke dalam pelukannya. Ia mengecup dahi istrinya dengan lembut, menatap mata Indah yang berbinar bahagia.
"Akhirnya, kau benar-benar menjadi milikku seutuhnya, Sayang," bisik Gracio dengan suara berat yang penuh gairah.
Indah membalas tatapan Gracio, jemari lentiknya membelai wajah tampan suaminya. "Ya, Gracio. Aku sepenuhnya milikmu, selamanya."
