CHAPTER 3

1.2K 145 5
                                    

Pagi harinya dijam setengah enam Hael bangun lebih awal dengan perasaan tidak nyaman, dirinya selalu saja gelisah seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya dijam setengah enam Hael bangun lebih awal dengan perasaan tidak nyaman, dirinya selalu saja gelisah seperti ini. Melihat Devano yang masih tertidur Hael hanya memilih diam dan beranjak turun dari kasur. 

Devano terbangun dan langsung menarik Hael kepelukannya, Hael hanya bisa menghela napas panjang, "abang lepasin, El mau kekamar" ucapnya berontak. 

"Disini saja" titah Devano tidak ingin dibantah. 

"Yaudah iya, sekarang El mau mandi dulu" ucap Hael dan dilepas oleh Devano. 

Dengan langkah gontai Hael beranjak masuk kedalam kamar mandi, didalam itu Hael termenung cukup lama.

"Haruskah aku menghubungi mereka yang ada dipenjara?" Ucap Hael dirinya ingat jika memiliki banyak  orang berguna didalam sana.

Tanggal kematian dan perpindahan jiwa mereka sama, Hael terpaksa harus menundukkan mereka lagi satu persatu karena tidak mungkin para tahanan itu akan mau bersujud di kaki Hael begitu saja.

Hael menatap kearah cermin, dirinya menyeringai sangat lebar. "Kakak lihatlah bagaimana caraku membalaskan dendammu pada para pendosa itu, kau pasti akan senang karena aku akan mengirim mereka kedalam neraka dunia yang sesungguhnya" gumamnya lalu tersenyum manis setelahnya.

Hael bergegas mandi dan memakai komino, saat keluar ternyata seragamnya sudah disiapkan oleh Devano membuat Hael tersenyum manis pada Abang pertama nya itu.

"Makasih abang" ucap Hael dan Devano hanya berdehem sambil mengelus Surai Hael lembut.

'aku ingin bertemu dengan dokter gila itu, semoga saja laboratorium nya masih ada didekat hutan itu' batin Hael dirinya sudah memiliki rencana.

"Aku lupa, aku masih siswa sekolah menengah atas. Ck, menyusahkan saja" gumamnya memakai seragam seragamnya dan berpenampilan cupu.

Devano yang baru saja keluar dari kamar mandi mengerutkan dahinya heran.

"Kenapa seperti itu?" Tanyanya aneh melihat Hael yang berpenampilan cupu.

Hael tersenyum tipis,"menjengkelkan jika dikerumuni ngengat" ucapnya.

Devano paham sekarang, ternyata adik bungsunya ini sengaja berpenampilan seperti itu.

Setelah mereka selesai bersiap, Devano mengandeng tangan Hael menuntunnya kemeja makan.

/Ting

Lift berbunyi dan pintu terbuka, semua orang menatap kearah Hael dan Devano yang terlihat akur.

"Pagi semuanya" sapa Hael.

Geo tercengang, "apa apaan penampilanmu itu?" Ucapnya kurang suka.

Hael hanya diam dan acuh, Devano membantu Hael untuk duduk di kursinya dan tingkah aneh Devano itu tidak lepas dari perhatian Dewa sang Daddy.

Persona vindictae [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang