CHAPTER 4

1K 127 6
                                    

Setelah sampai didepan kelas,Hael Langsung membuka handphone miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai didepan kelas,Hael Langsung membuka handphone miliknya.

"Haruskah aku menelpon mereka?" Gumam Hael pada dirinya sendiri.

Setelah berpikir lumayan keras Hael memutuskan menghubungi seseorang yang berjanji sesuatu padanya dulu.

Telepon berdering setelah beberapa saat akhirnya ada yang mengangkat telepon tersebut.

"Hallo, siapa?" Tanya orang yang ditelepon.

Hael tersenyum menyeringai, "wah~ sepertinya paman melupakan anak sekeren aku. Aku jadi sedih" ucapnya seperti kekanak Kanakan.

"Siapa? Aku tanya siapa ini?" Tanya orang itu lagi membentak.

"Aku akan memberi sebuah clue, aku adalah domba yang disembelih oleh para polisi" ucap Hael datar.

"Tidak mungkin!!" Kaget orang tersebut.

"Bukankah paman pernah berjanji padaku untuk menjadikan diriku yang terkuat dan berkuasa didunia bawah, aku menagih janji itu paman" ucap Hael tegas tanpa basa basi.

Orang yang ditelepon terdiam beberapa saat sampai akhirnya membuka suara.

"Aku sendiri yang melihat mayatmu digotong oleh para polisi itu, jangan berbohong padaku atau kau akan tau akibatnya" sahut orang tersebut datar dirinya merasa dipermainkan.

"Hahaha.. paman~ haruskah aku memberitahu satu hal padamu agar kau yakin?" Ucap Hael tertawa pelan.

"Apa?"

"Pelaku dari pembunuh istimu adalah ***** yang saat ini juga menjadi musuhku, paman jadikan aku Malaikat maut untuk para pendosa itu" ucap Hael mulai serius.

Orang tersebut terdiam sebentar, "ayo bertemu, aku akan mengirim waktu dan tempat dimana kita bertemu dan membicarakan semuanya" sahutnya.

Hael tersenyum senang,"terimakasih paman" ucapnya berbinar lalu mematikan telepon tersebut sepihak.

Semua murid masuk kedalam kelas karena bel masuk berbunyi, Hael menjadi pendiam langsung menundukkan kepalanya untuk tidak terlalu terlihat.

Tidak ada yang mau bergaul apalagi mendekati Hael karena dia adalah babu dari para perusuh.

Jam kosong membuat murid murid berkeliaran seperti hewan lepas kandang, Hael merasa mulai risih dengan keributan ini dan memilih meninggalkan kelas untuk pergi keperpustakaan yang lebih tenang.

Ditengah perjalanan Hael melihat seorang wanita yang menindas anak pungut itu tapi apa pedulinya?

Hael tetap meneruskan langkahnya menuju perpustakaan, walaupun dirinya melihat kejadian itu Hael memilih acuh dan enggan untuk membela.

Dengan langkah cepat langsung pergi menuju perpustakaan, disana hanya ada beberapa orang membuat Hael lega.

Dirinya memiliki tempat paling pojok lalu duduk disana sambil membaca beberapa buku tentang orang tubuh manusia, Ya. Dia membaca buku biologi jika ditanya untuk apa tentunya untuk memperdalam ilmu.

Persona vindictae [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang