SHINE [END]

Shine. 11√

Hampir dua pekan Arzhan terpuruk meratapi kandasnya hubungan bersama Danish.

Ny. Lekha menatap khawatir pada pintu kamar yang tak sekali pun terbuka sejak malam tadi.

"Pa, kita harus bagaimana?"

"Biarkan saja, biarkan dia menangisi pilihannya."

Tn. Lian melanjutkan langkah.

Di sisi lain, ada Ashana yang juga menatap iba pada kondisi sang kakak. Gadis itu berusaha menghubungi Shine tapi belum ada jawaban. Ashana pikir, Shine pasti sibuk dengan pendidikannya.

Sementara di belahan dunia yang lain, Shine sedang dalam perjalanan menuju Eropa tengah bersama sang kekasih. Dia tak sengaja meninggalkan ponselnya di apartemen.

Sepanjang perjalanan, Ghara mengurus Shine dengan baik. Actions of service-nya membuat pipi Shine terus bersemu.

Bahkan saat Shine terlelap, Ghara tak melepaskan genggaman tangan. Dia tak henti menatap wajah damai sang pujaan hati.

"Terima kasih, Tuhan."

Ghara tak tau lagi harus bagaimana mengungkapkan rasa syukurnya.

***

Hawa sejuk Swiss —tanah kelahiran sang nenek, menyambut kehadiran Ghara dan Shine, karena kediaman Ny. Agatha dekat dengan pegunungan Alpen.

Jamuan hangat dan peluk haru Shine dapatkan dari wanita tua yang paling bersemangat meresmikan hubungan mereka.

Semuanya memang terbilang singkat, tapi perlakuan keluarga ini membuat Shine merasa sudah saling mengenal cukup lama.

Setelah beristirahat beberapa jam, Ny. Agatha mengajak Shine memetik anggur di kebun miliknya.

"Aku ikut, Nek."

"Hey, berikan nenek waktu berdua dengan cucu cantikku ini."

Ghara mendekap tubuh Shine dari belakang, menumpukan dagunya di bahu. "Jangan pisahkan kami, Nek. Nanti aku rindu."

Ny. Agatha menggeleng berulang. "Dasar anak muda, berlebihan sekali. Ayo...," ajaknya.

***

Hamparan kebun anggur berbagai macam jenis memanjakan mata. Shine terlihat bahagia memetik bersama sang calon nenek mertua, hingga gelak tawa terdengar seiring dengan mata Shine yang melirik ke arah di mana Ghara duduk.

Dari gazebo tempat beristirahat itu, Ghara berteriak. "Nenek sedang membual, Sayang, jangan percaya!" Dia yakin sang nenek pasti menceritakan aib masa kecilnya.