Shine. 13√

847 127 307
                                    

Ghara terburu keluar dari kantor dengan ponsel di telinga, mencoba menghubungi sang kekasih yang tengah bergelud dengan panas tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghara terburu keluar dari kantor dengan ponsel di telinga, mencoba menghubungi sang kekasih yang tengah bergelud dengan panas tubuhnya.

"Ada lagi yang kamu inginkan selain coklat itu, sayang?" tanya Ghara ketika sudah duduk di kursi kemudi.

"That's enough. Aku biasanya tidak banyak makan ketika siklusku datang, hanya butuh coklat, Kak." Suaranya tertahan dengan ringisan.

"Tunggu sebentar ya, baby. Aku akan segera menemuimu."

"Um."

Sesaat setelah panggilan berakhir, Ada panggilan lain di ponsel Ghara, dari ibunya.

"Ya, Bu?"

"Ibu mendapatkan berlian yang bagus untuk cincin pernikahan kalian, Nak."

"Bu, nanti saja ya? Ghara harus segera menemui Shine. Mmm, siklusnya datang, dia mungkin membutuhkan aromaku."

"Kamu di mana sekarang?"

"Masih di kantor, harus mencari coklat suppressant yang biasa Shine makan."

"Ibu tidak jauh dari apartemennya, biar ibu saja yang menjemput. Kamu langsung pulang ke rumah ya? Tidak baik membiarkan omega haet sendirian, apa lagi tak ada keluarganya di sini."

"Um, baiklah. Terima kasih, Bu."

Panggilan berakhir, Ghara melajukan mobil mencari coklat yang Shine butuhkan lalu kembali ke kediaman orangtuanya.

Tiba di sana, sang ibu sedang mengompres tubuh Shine dengan air dingin.

"Bu?"

"Ah, syukurlah kamu sudah datang."

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia nyaris pingsan saat ibu ke kamarnya tadi. Apa dia selalu seperti ini?"

"Ini musim panas, Bu. Shine lebih menderita saat heat di musim panas dari pada di musim lain."

"Naiklah, selimuti dengan feromonmu agar Shine lebih tenang."

Ghara menurut, membuka jas-nya lalu naik ke atas ranjang, meraih Shine dalam pelukan.

"Ibu keluar ya?" Pamit sang ibu, ragu.

Alpha itu hanya menjawab dengan anggukan. Tapi sang ibu terlihat khawatir.

"Nak...?"

"Ya, Bu?"

"Langsung pakai supressantmu jika kamu mulai terpengaruh, jangan sampai lepas kendali, ya?"

Ghara terkekeh kecil. "Tenanglah, Bu. Ghara sudah menguasai segalanya."

"Um, ibu percaya padamu, Nak." Sempat menepuk-nepuk bahu sang anak sebelum pergi.

"Sshhhh..." Shine meringis nyeri.

"Aku di sini, sayang."

Shine meringsek ke ceruk leher sang Alpha, mengendus aromanya cukup dalam. Insting omeganya sudah sangat tinggi, seolah tak bisa menahan diri.

SHINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang