Queen Of Tears (Another Story)✅

sleeping together

Selesai sudah ketakutan Haein tentang masalah kehamilannya yang di takutkan nya tak akan di terima oleh keluarga itu. Seperti sebuah kejutan tak terduga melihat bagaimana reaksi bijak keluarga harmonis itu tentang kondisi Haein yang kini tengah berbadan dua, tiga bahkan karena ada bayi kembar di perutnya, tak ada kata saling menyalahkan, saling menghakimi, apalagi membebankan masalah kepada salah satu pihak.

Mereka menyelesaikan masalah ini bersama-sama, mengambil keputusan paling bijak yang tentunya menguntungkan semua pihak, dan menanggung resikonya bersama-sama.

Sekarang bagaimana dia bisa membiasakan diri pada hubungan pernikahan yang akan segera di mulai dalam waktu dekat, memang tidak akan ada perayaan apapun, hanya acara pemberkatan di gereja lalu pergi ke kantor distrik setempat untuk mendaftarkan pernikahan mereka agar sah secara agama baik hukum di negara itu.

Mungkin akan butuh waktu yang cukup lama bagi wanita itu untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya, dimana mulai malam ini tepatnya, ia tak lagi tidur bersama ketiga temannya, melainkan tidur bersama Hyunwoo di kamar laki-laki itu. Membiasakan diri akan hadirnya seorang laki-laki yang akan menjadi teman tidur nya setiap malam, serta orang pertama kali yang ia lihat dikala ia membuka mata di pagi hari. Dia pun mulai besok tak di perbolehkan lagi memegang pekerjaan sekecil apapun itu, karena menurut mereka Haein sudah bukan lagi pekerja di sana, melainkan menantu barunya. Selain itu dokter juga memintanya untuk bed rest selama beberapa hari kedepan.

**

Makan malam bersama telah di mulai sejak tadi, bahkan sudah hampir selesai. Hong hae-in, wanita itu pikir jika nafsu makannya telah kembali mengingat bagaimana ia bisa menghabiskan bubur yang di belikan Hyunwoo tadi siang, namun ternyata dugaannya salah, rasa mual itu kembali lagi dan tentunya menyulitkan wanita itu untuk menghabiskan makan malamnya. Di saat orang-orang sudah hampir menandaskan makanan mereka, ia hanya berhasil menelan tiga suap, itupun harus bersusah-payah.

Ini tidak adil, apa bayinya hanya ingin makan jika di suapi oleh ayahnya saja? Bahkan sekarang ia sudah tak sanggup menelan apapun lagi, membuat semua orang yang ada di sana hanya bisa mendesah pelan melihat wanita itu hanya memainkan makanan di piringnya tanpa berniat menyuapkan itu kedalam mulutnya.

"Kau merasa mual lagi?" Tanya bibi Beom ja membuat wanita itu menghentikan aktivitas nya lalu melirik ke arah suara, lalu mengangguk sebagai jawaban, ia takut jika ia buka mulut dan berbicara sekarang, makanan yang sudah berhasil ia telan akan keluar lagi.

"Kalau begitu istirahat lah, wajahmu mulai terlihat pucat lagi" lanjutnya.

Hyunwoo yang kebetulan sudah menyelesaikan makan malamnya kini ia berdiri dan berjalan kesamping wanita itu.
"Ayo istirahat" ajaknya mengulurkan tangan untuk membantu wanita itu berdiri.

Haein terdiam beberapa saat melihat uluran tangan laki-laki itu lalu mengedarkan pandangannya kesemua orang yang ada di sana, merasa tidak enak serta canggung sekaligus, bagaimana laki-laki itu bisa terang-terangan memberikan perhatian padanya di depan semua orang seperti ini?
"Pergilah" suruh mama Seon Hwa seraya tersenyum tipis. setelah satu bulan lebih sejak kecelakaan malam itu, kini ia kembali merasakan aura positif terpancar dari sang putra, sebagai seorang ibu ia bisa merasakan jika putranya tidak hanya sekedar bertanggung jawab saja, namun perlahan menaruh rasa suka pada wanita yang sebentar lagi akan menjadi Istrinya, itu lebih baik setidaknya hubungan mereka tak akan terasa seperti orang asing yang di paksa hidup bersama.

Haein menganggukkan kepalanya lalu menerima uluran tangan itu, sesaat kemudian ia di kejutkan oleh aksi laki-laki itu yang secara tiba-tiba melingkar kan tangan pada pinggangnya, laki-laki itu perlahan membawanya berjalan menjauh dari ruang makan, sama sekali tak memperdulikan tanggapan orang-orang di sana yang mungkin sama terkejutnya dengan Haein melihat keberanian laki-laki itu menunjukkan perhatiannya.