Queen Of Tears (Another Story)✅

kecerobohan

Hening menyapa disaat malam semakin dalam, kebanyakan manusia memilih untuk tidur setelah lelah seharian membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan atau untuk sekedar bertahan hidup, mengumpulkan kembali tenaga untuk hari esok dengan menyaksikan persembahan dari alam mimpinya masing-masing, hingga saat pagi tiba mereka bisa melakukan kegiatan serupa dengan semangat yang baru.

Suasana kediaman Baek family saat ini sudah sangat hening, bagaimana tidak? Ini sudah jam dua malam, jelas mereka semua sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing, namun di antara sekian banyak orang yang tinggal di rumah itu hanya tersisa satu yang masih terjaga hingga saat ini.

Hong hae-in, dia lah orangnya, sempat tidur satu jam lalu kembali terbangun karena aktivitas bayi dalam perutnya yang terus menerus bergerak seolah tak ingin sang ibu tidur dan menemani mereka bermain. Haein kini duduk bersandar pada dua bantal yang di tumpuk di belakang punggung nya, tangannya yang sejak tadi tak hentinya mengusap perut buncit dimana bayi kembarnya berlindung hingga saat ini.

"Kenapa aku selalu lapar di saat yang tidak tepat" keluh Haein, menoleh ke arah samping dimana sang suami yang kini sedang terlelap dalam tidurnya, ingin rasanya membangunkan laki-laki itu dan mengajaknya untuk turun ke bawah menemaninya makan, tapi ia urungkan niatnya itu mengingatkan hari ini sang suami pulang telat karena lembur di kantornya, laki-laki itu bahkan baru pulang pada jam sepuluh malam, tentu Haein tak cukup tega membangunkannya hanya untuk meminta di temani makan.

Haein menghembuskan nafas beratnya, dengan perlahan ia menyibak selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya, bergerak secara perlahan untuk turun, meminimalisir gerakan ataupun suaranya agar tak membangunkan sang suami yang tampak kelelahan itu. Setelah berhasil menurunkan kedua kakinya, kini Haein sibuk menolong dirinya untuk bangun dan berdiri, sungguh sial sejak perutnya semakin membesar ia benar-benar kesulitan untuk melakukan kegiatan ini sendirian, setelah beberapa menit berpikir dan berusaha bagaimana caranya berdiri sendiri tanpa harus meminta bantuan, akhirnya Haein berhasil, walaupun ia harus sampai berkeringat hanya untuk bangun dari tempat tidur saja.

Haein kini berjalan pelan keluar kamar, menapaki selangkah demi selangkah menuju dapur yang ada di lantai bawah, berhasil berjalan keluar kamar kini Haein masih memiliki tantangan yang harus ia lewati, masih ada tangga yang harus ia tempuh untuk sampai di tempat tujuan nya. Well, sekarang ia merasa sedikit menyesal karena telah menolak ajakan sang suami untuk tidur di kamar tamu untuk sementara waktu, dan ya, inilah resiko yang harus ia tanggung sendiri, saat ia kelaparan tengah malam dan tak ada siapapun yang bisa ia mintai bantuan, maka ia harus siap naik turun tangga hanya untuk menuntaskan rasa laparnya.

Suasana rumah itu benar-benar hening, ruangan di lantai bawah pun hanya di terangi oleh lampu kecil yang menempel di dinding dan memancarkan cahaya berwarna kuning, sehingga ruangan-ruangan itu tak begitu terang. Dalam hening dan sepi itu Haein berjuang sendirian menuruni satu persatu anak tangga, beberapa kali berhenti untuk mengambil nafas karena terasa sesak akibat beban berat di perut nya yang semakin membesar dan harus ia bawa kemanapun selama sembilan bulan ini.

Selesai dengan tangga itu, kini Haein sudah berada di dapur, membuka kulkas berharap ada sesuatu yang bisa ia makan tanpa harus bekerja keras untuk memasak, namun nihil dalam kulkas itu hanya ada sayuran, buah-buahan, telur juga daging yang memang harus di olah terlebih dahulu.

Haein sangat malas sebenarnya, tapi perutnya terus mendemo untuk segera di beri asupan, akhirnya ia memutuskan untuk memasak ramyeon yang akan ia tambah dengan telur dan kimchi sebagai pelengkap nya, langkah putus asa yang Haein ambil, ia tak cukup kuat berdiri lama untuk memasak sesuatu yang lebih bergizi dan pastinya membutuhkan waktu dan effort untuk membuatnya, biarlah sang suami mengomelinya nanti karena makan sesuatu yang sebenarnya menjadi pengecualian untuk di konsumsi olehnya selama hamil.