13

2 0 0
                                    

Happy reading



Sari yang sudah penasaran pun akhirnya serius menanggapi pembicaraan ini.

" Aku bakalan tunangan ri" cicit Izzah

" Kami serius zah?"

" Iya, jujur aja aku masih ragu sama pertunangan ini tapi orang tua aku dukung dukung aja"

" Ya ampun zaah kamu ya" ujar sari sambilan mencubit ujung hidung sedikit mancung Izzah

" Gapapa kok kalo kamu mau tunangan memang nya kenapa? Kan itu pilihan kamu sendiri, dan juga kamu harus yakin dengan pilihan mu sendiri" lanjut sari dengan senyum manis nya

" Btw siapa nama cowok nya? Ganteng gak?, kaya?, Baik gak?" Tanya sari bertubi - tubi

" Satu satu ri tanya nya"

" Nama nya tuh kalo gak salah Gibran Abijaya deh, aku sih gak pernah liat dia tapi dia pernah ke rumah sama ayah nya, nama ayah nya Sakria Amirul Abijaya" lanjut Izzah

Sari yang mendengar marga
' Abijaya '  tardiam sejenak.

" Gak mungkin dia kan?" Batin sari

" Ri?" Panggilan dari Izzah membuat lamunan sari budyar

" Eh- ehehe sorry tadi lagi mikir, kok kayak nama nya gak asing gitu ternyata nama nya hampir sama, sama tetangga sebelah nama nya Gifran" jawab sari dengan muka yang di hiasi cengiran maut nya

Mereka lanjut berbincang dan tak lama dari itu orang tua mereka datang dan mengajak untuk kembali ke rumah dan beristirahat.

Izzah dan sari berpisah di gerbang sekolah dan pulang ke rumah masing-masing, sari masih kepikiran dengan kejadian yang tadi, ia masih berpikir.

" Nama mereka sama tapi gue gak boleh souzon dulu, tapi gue gak bisaa,!!"batin sari yang terus bertengkar

" Sayang kamu kenapa komuk kamu kayak lagi mikir keras?" Tanya bunda aura

Bunda Maria dan sari satu mobil, mereka pulang bersama karena Thalita harus melanjutkan pekerjaan nya di kantor jadi mereka pulang bedua saja.

" Eh enggak nda tadi cuma mikir mau masuk kemana "

" Mikir boleh tapi jangan terlalu keras" ujar bunda aura

" Iya nda" jawab sari.

Dan taksi yang mereka tumpangi sudah sampai di rumah mereka, satu turun terlebih dahulu dan menunggu bunda aura yang sedang membayar uang taksi.

" Bunda sari mau tanya sesuatu sama bunda" lirih sari

"Emang nya apa yang mau di tanyakan?"

" Bunda boleh cerita gak kenapa ayah sari gak ada di sini?" Tanya sari dengan suara sedikit kecil

Mendengar itu bunda aura terdiam bak patung, ia bingung harus mengatakan yang sebenarnya atau harus berbohong, tetapi lambat laun sari pasti akan tahu tentang 'ayah' nya.

" Huh.. jadi "

Flashback on

Di sebuah kediaman megah bak istana terdapat satu keluarga yang hidup penuh akan kekayaan tetapi tidak dengan kasih sayang.

keluarga Abijaya

Keluarga yang memiliki banyak perusahaan dan hampir terkenal di berbagai kalangan bisnis, seorang pria atau lebih tepatnya seorang kepala keluarga Abijaya , yang bernama Sakria Amirul Abijaya, ia memiliki istri yang bernama Aura Al Fauzan, seorang wanita cantik yang sangat malang, dimana ia harus menikah dengan orang seperti Amir.

Sakria Amirul abijaya seorang lelaki brengsek yang tak peduli akan kelurganya sendiri ia hanya peduli akan harta nya saja.

Amir dan aura memiliki 2 orang anak, satu perempuan dan satu laki-laki.
Thalita Latief Abijaya namanya dan yang laki-laki Gibran Abijaya. Mereka hidup penuh akan kasih sayang dari seorang bunda aura tidak dengan Amir yang gila harta, ia bahkan memiliki seorang jalang yang terus bersamanya bahkan di saat Thalita lahir ia tidak hadir.

Berbeda dengan gibran, Gibran adalah anak laki-laki satu satu nya di keluarga Abijaya, Amir membesarkan Gibran sebagai penerus Abijaya dan Gibran di kekang habis-habisan oleh ayah nya sendiri, ia di tuntut Sempurna, bagai robot, Gibran yang hanya bisa pasrah akan nasib nya, jika Gibran tak bisa menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang di berikan Amir maka Gibran akan di kurung selama 2 hari tanpa makan dan minum setelah masa hukuman selesai ia akan di cambuk sebanyak 5 kali.

Bunda aura yang sudah tak tahan hidup bersama pria brengsek seperti Amir pun mengatakan ingin bercerai.

" Mas aku mau bicara sama kamu" ujar bunda aura

" Hmm"

" Aku ingin bercerai "

" Silahkan dan jangan minta sepeserpun harta kepada saya" ujar Amir tanpa menoleh ke arah  aura

Aura yang mendengar itu seakan di masukkan jeruji panas ke dalam hati nya, aura langsung beranjak pergi dengan lelehan likuit bening yang sudah keluar dari mata indahnya.

" Sayang.. kita jalan-jalan yuk sebentar" ucap aura kepada Thalita

" Kemana bunda kita, mau ke taman ya?" Ucap Thalita kecil

" Iya sayang ayok, kemas baju mu dan pakai pakaian yang hangat ya, di luar dingin"

" Iya bunda tapi ayah ikut enggak sama adek giblan ?" Tanya Thalita dengan suara cadel nya

" Ayah sama Gibran sedang latihan jadi mereka tidak ikut kamu saja ya yang ikut"

" Iya bunda" Thalita menurut

Mereka pergi dari rumah megah itu larat neraka bagi aura. Iya akan pergi ke rumah orang tua nya yang sudah kosong, karena kedua orang tua aura sudah pergi saat aura baru menikah dengan amir.

_________________________________
_________________________________

Maaf kalo ada typo🙏

Jangan lupa mampir di cerita baru aku!

  👇

JARAK DIANTARA KITA ||MASA REVISI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang