14

0 0 0
                                    

HAPPY READING



Begitulah hal yang di ceritakan kepada sari, ternyata Thalita kakaknya sudah mengetahui semua bahkan Thalita dan sang bunda nya langsung mengalami hal yang sangat miris.

Tapi kenapa bundanya mau menikah dengan lelaki brengsek seperti ayahnya? Tidak, tidak, bukan ayah nya tapi pria asing yang tak tau diri?.

" Bunda kok mau nikah sama pria kayak begitu" lirih sari, jujur saja suara nya tercekat karena ia merasa sesak di dadanya.

Bunda aura yang melihat sari seperti menahan nangis pun tersenyum miris, lalu ia memeluk sang anak bungsu nya.

" Bunda dulu di jodohin sama nenek kamu, setelah bunda dan ayah kamu nikah, sehari setelah acara pernikahan nya, nenek dan kakek kamu meninggal akibat kecelakaan" jelas aura, dan tangan masih sibuk mengusap kepala sari yang masih sesegukan.

" Kenapa bunda gak nolak aja?" Tanya sari

" Saat itu kakek dari ayahmu mengancam jika ibu dan ayahnya bunda di bunuh, jadi terpaksa bunda nikah sama ayah kamu, padahal hasil dari pernikahan itu tak ada apa-apa" ucap aura yang masih meneglus rambut sari

Aura yang masih menatap kosong ke depan dan tangan yang masih sibuk mengelus rambut sari, pikiran nya sedang berperang, semua ingatan dan hal hal yang tak aura ingin kan terjadi.

Jujur saja aura sangan menyesal telah menikah dengan pria brengsek seperti Amir tetapi ia tidak menyesal telah melahirkan Thalita, Gibran dan sari . Ia senang bisa menjadi ibu, tetapi ia masih ragu, apakah ia ibu yang baik? Apakah perannya sebagai seorang ibu terpenuhi?.

Sari yang melihat binaran mata sang bunda padam, sari bangun dan memeluk sang bunda. Dengan likuid bening yang mengalir dari mata indahnya.

" Bunda tenang aja, sari bakalan jadi anak yang bisa bunda banggain nanti"ucap sari di pelukan sang bunda. Aura yang mendapat serangan langsung dari sari terkejut, lalu aura pun membalas pelukan sang anak dan ikut menangis.

Mari kita tinggal kan ibu dan anak yang sedang menangis ini.

☁️☁️☁️☁️

Kini gadis cantik ini sedang memasak sendirian, ia tak memasak dengan sang umma nya karena umma dan Abba nya sedang keluar. Jadi ia harus menyiapkan makan malam.

Izzah memasak dengan lihai, ia memasak soto ayam, ayam goreng, dan sambal,  Izzah  juga membuat biskuit dan susu sebagai pemanis dan penutup.

Karena jam sudah menunjukan pukul 15: 56 jadi Izzah memutuskan untuk mandi dan sholat terlebih dahulu sambilan menunggu umma dan ABBA nya pulang.

Izzah naik ke atas dan mulai melakukan ritual mandi nya dan di lanjutkan dengan berwudhu dan sholat ashar.

Izzah kini duduk di atas sajadahnya dan melamun sebentar lalu ia berzikir dan berdoa. Izzah melipat dengan rapi mukena dan sajadahnya. Ia duduk di atas ranjang dan melamun kembali, entah lah akhir-akhir ini Izzah sering melamun sejak hari ke lulusan nya.

Pikiran nya benar- benar tak jelas, terkadang berpikir ke sini kadang berpikir ke sana.

Izzah sering merasa gelisah selama menerima pertunangan itu, ia sudah mencoba melupakan dan belajar menerima tapi ia tetap gelisah.

Izzah tak memiliki rasa terhadap Gibran, tetapi ia juga tak tau kenapa ia meneriman pertunangan ini.
Izzah semakin bingung. Tetapi Izzah juga tak mau mengecewakan kedua orangtuanya.

Izzah masih berperang dengan pekiran nya tiba-tiba Izzah mengingat seseorang yang dulu ada di sampingnya, seseorang yang sangat berharga baginya dan bagi orangtuanya.

"Bantu aku Zeera" lirih Izzah yang sudah memasuki alam mimpi, padahal ini sudah sore tetapi Izzah benar - benar lelah dengan pikirannya tadi.

Izzah sudah terlelap dan Izzah tidur nyenyak dan tak menyadari bahwa ada seseorang yang mengintip di jendela kamar Izzah.

______________________________
______________________________

Maaf ya pendek

Kalo ada typo tolong tandai agar bisa direvisi.

Jangan pelit, berbagi itu indah

   👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JARAK DIANTARA KITA ||MASA REVISI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang