Pagi itu, udara Pulau Tiru terasa dingin dan segar saat matahari baru mulai menembus horizon. Di penginapan, Alex, Maya, Dito, dan Rina berkumpul di ruang makan yang dikelilingi dinding kayu dan jendela besar yang menawarkan pemandangan pantai yang tenang. Suasana tenang pagi itu bertolak belakang dengan ketegangan yang menyelimuti kelompok.
Alex memeriksa ransel yang sudah dipenuhi dengan peralatan eksplorasi-tali, lampu senter, dan peta detail dari area gua. "Oke, semua sudah siap. Kita harus memastikan semua peralatan kita berfungsi dengan baik sebelum kita masuk ke dalam gua," katanya, memeriksa lampu senter dengan teliti.
Maya, yang tengah menyiapkan kamera dan perlengkapan dokumentasinya, mengangguk. "Aku sudah memeriksa semua baterai dan memori. Harusnya kita tidak akan kehabisan apapun. Tapi aku rasa kita harus waspada. Pak Joko tampaknya sangat khawatir."
Dito, yang tampaknya bersemangat untuk kembali ke gua, memeriksa tali dan perlengkapan lain dengan antusias. "Ini akan menjadi penjelajahan yang luar biasa. Kita mungkin menemukan sesuatu yang benar-benar penting di dalam sana."
Rina, yang terlihat lebih cemas dibandingkan anggota kelompok lainnya, mengaduk kopi di cangkirnya. "Aku hanya berharap kita tidak akan menemukan sesuatu yang lebih berbahaya. Pak Joko tampaknya sangat khawatir tentang tempat itu."
Sebelum mereka berangkat, Pak Joko datang ke ruang makan dengan senyuman lembut di wajahnya, meski mata tuanya menyiratkan kecemasan. "Selamat pagi, anak-anak. Sudah siap untuk perjalanan kalian?" tanyanya, matanya menilai perlengkapan mereka dengan seksama.
Alex mengangguk dan menjawab dengan nada penuh rasa hormat. "Pagi, Pak Joko. Kami sudah memeriksa semua peralatan dan siap untuk kembali ke gua. Kami hanya ingin memastikan semuanya aman."
Pak Joko menyandarkan tongkatnya di sampingnya dan menatap mereka dengan tatapan serius. "Aku hanya ingin mengingatkan kalian lagi. Gua itu bukan tempat biasa. Ada banyak cerita lama tentang tempat itu. Cerita yang tidak bisa dijelaskan dengan logika sederhana."
Maya, yang merasa ada yang tidak beres, bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi di sana, Pak? Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari yang kami duga?"
Pak Joko menatap Maya dengan pandangan penuh makna, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa mengungkapkannya sepenuhnya. "Ada legenda yang mengatakan bahwa gua itu adalah tempat peristirahatan jiwa-jiwa kuno. Dan ada sesuatu yang tidak ingin diganggu. Hati-hati, anak-anak. Ada sesuatu yang tidak bisa kalian lihat atau dengar."
Dito menelan saliva, merasa semakin bersemangat dan sedikit cemas. "Terima kasih atas peringatannya, Pak. Kami akan berhati-hati. Tapi kami juga ingin mempelajari lebih banyak tentang tempat itu. Ini mungkin menjadi penemuan besar."
Pak Joko mengangguk perlahan. "Baiklah, jika itu keputusan kalian. Tapi ingatlah, kadang-kadang pengetahuan bisa menjadi beban yang berat."
Dengan itu, Pak Joko memberi mereka selamat jalan dan mereka keluar menuju bukit. Jalan menuju gua terasa lebih menanjak dari biasanya, dan suasana pagi yang cerah tidak bisa sepenuhnya menghapus ketegangan yang ada di antara mereka.
Saat mereka mendekati pintu gua, Alex mengarahkan tim dengan percaya diri. "Ingat, kita harus bergerak hati-hati dan memeriksa setiap detail. Kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi di dalam."
Maya menyalakan lampu senter dan mulai memeriksa peta yang telah mereka buat dari penjelajahan sebelumnya. "Kita harus mengikuti jalur yang sudah kita tandai. Kalau kita berbelok atau tersesat, kita mungkin tidak bisa menemukan jalan keluar dengan mudah."
Rina memegang lampu sorot dan menyinari jalan di depan mereka dengan cermat. "Aku merasa ada sesuatu di sini. Semoga kita tidak terlalu terlambat untuk menemukan jawaban."
Mereka mulai memasuki gua dengan langkah-langkah hati-hati. Suasana di dalam gua terasa dingin dan lembab, dengan gemericik air yang terdengar dari kejauhan. Cahaya senter mereka menerangi dinding-dinding gua yang dipenuhi dengan ukiran kuno, sebagian di antaranya terlihat seperti simbol yang sudah mereka amati sebelumnya.
Dito memimpin dengan semangat, menunjuk ke beberapa ukiran di dinding yang tampaknya lebih jelas dibandingkan sebelumnya. "Lihat ini. Simbol-simbol ini terlihat berbeda dari yang kita lihat sebelumnya. Mungkin ini bagian penting dari cerita yang ingin kita temukan."
Sementara mereka menjelajah lebih dalam, suasana di gua terasa semakin menegangkan. Suara-suara yang tidak dapat diidentifikasi mulai terdengar lagi, dan langkah kaki yang samar-samar bisa terdengar di kejauhan. Setiap langkah terasa lebih berat dan menambah ketegangan di antara mereka.
Saat mereka melangkah lebih jauh, mereka menyadari bahwa suasana di sekitar mereka mulai berubah. Getaran kecil di tanah membuat mereka merasa tidak nyaman, dan cahaya lampu senter tampak berkedip-kedip seolah ada sesuatu yang mengganggu. Kegelapan semakin menyelimuti mereka, dan suasana di dalam gua terasa semakin mencekam.
![](https://img.wattpad.com/cover/376826195-288-k709829.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DI PULAU TERPENCIL
AventuraSaat merencanakan liburan santai di sebuah pulau terpencil, Alex dan teman-temannya tidak menyangka bahwa mereka akan terjebak dalam sebuah misteri kuno yang telah lama terlupakan. Penemuan tidak sengaja memicu serangkaian peristiwa yang mengungkap...