CHAPTER 01

356 67 13
                                    

Pagi bertemu pagi tetapi yang dilakukan oleh seorang Maureen Sharon hanyalah baking dan baking. Hidup gadis berumur 27 tahun itu tidak jauh dari dapur, tidak ada hal lain yang ia lakukan selain berjualan dan membaking.

Brak!

Maureen tersentak terkejut saat suara nyaring dari pintu yang terbuka paksa terdengar di telinganya, sangat bising.

"Pagi-pagi udah di dapur aja neng." Ucap Gia, sahabat Maureen.

Maureen memutar bola matanya, temannya yang satu itu memang sangat berisik dan juga suka sekali mengganggu waktu Maureen. Jangan kira bahwa Maureen pendiam, ia juga sama berisiknya tetapi tidak seberisik Gia.

"Yang ada lo ngapain kesini pagi-pagi. Kalo mau numpang makan, lagi engga bisa. Hari ini gue ngga lagi mau masak." Balas Maureen ketus.

"Masak dong, laper nih belom makan." Pinta Gia secara tidak tau diri.

"Di bilang lagi ngga masak. Hari ini pesanan gue banyak, gue ngga sempet masak. Udah sana lo beli aja kenapa sih, emang harus apa gue masakin terus." Cerca Maureen pedas.

Gia terkekeh, dirinya emang suka sekali numpang makan di rumah Maureen. Katanya masakan Maureen sangat enak, padahal itu hanya alasannya saja karena sebenarnya ia hanya malas saja untuk membeli makan apalagi memasak karena dirinya tidak bisa.

"Eh by the way di samping rumah lo tadi gue liat ada yang lagi pindahan."

Maureen mengangkat satu alisnya, "Belom ada keluar rumah gue dari tadi. Siapa emang yang pindah, lo liat orangnya?"

Gia mengangkat bahunya kemudian berjalan menuju jendela, ia buka jendela itu dan mengintip rumah sebelah yang sebelumnya ia lihat sedang pindahan.

"Engga keliatan siapa yang pindah, cuma ada abang-abang angkat barang aja."

Maureen menghampiri Gia lalu ia menepuk bokong gadis itu pelan, "Kepo banget sih lo! Yaudah biarin aja sih, ngapain ngintip-ngintip."

"Gue kan pengen tau! Siapa tau aja cowok cakep, kan lumayan buat cuci mata."

"Jadinya lo mau sama abang gue atau gimana? Kasian banget abang gue di duain."

"Abang lo ngga jelas anjir! Udah gantungin gue dua tahun, sekarang malah kabur ke Bandung lagi tu orang."

Maureen tertawa, "Dia engga kabur, dia cuma ada kerjaan di Bandung ya. Jangan alay please."

"Alesan aja itu, sebenarnya dia itu mau ketemu sama mantannya di Bandung."

Maureen menggeleng, ia terkadang tidak mengerti kenapa dua manusia berisik seperti Gia dan Hiro bisa bersatu.

Hiro adalah kakak dari Maureen tetapi mereka tidak tinggal bersama karena Hiro tinggal bersama Gia di sebuah apartment yang tidak jauh dari rumah Maureen.

Sedangkan Maureen tinggal di rumah peninggalkan kedua orang tua mereka yang sudah meninggal 4 tahun lalu. 

Hiro dan Gia tinggal bersama sejak keduanya memutuskan untuk berkomitmen untuk bersama dari sekitar 2 tahun lalu, ingat hanya berkomitmen saja dan tidak ada status lebih. Gila memang, tetapi itulah nyatanya mereka tidak terikat status apapun tetapi tinggal satu apartment. Hubungan mereka memang rumit jika di jelaskan.

Bahkan Maureen sendiri pun juga tidak mengerti hubungan antara Abang dan sahabatnya. Terlebih lagi dulu Maureen sempat tidak setuju dengan hubungan mereka karena Maureen sendiri tau seberapa brengseknya Abangnya. Tetapi biarlah sepertinya Gia menikmatinya juga, lelah juga menasehati orang yang sudah gila cinta.

•••

Setelah selesai membuat pesanan Maureen berencana ingin beristirahat dengan tidur seharian ini. Pesanan kali ini cukup banyak bahkan sampai ia tidak sanggup untuk membuka tokonya seperti biasa.

MAS DUDA I'M COMING! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang