CHAPTER 03

180 49 5
                                    

Di pagi yang cerah ini Maureen berencana tidak akan ke toko, ia ingin bersantai di hari weekend ini. Walaupun begitu ia akan tetap produktif dengan tetap bangun pagi.

Maureen bersenadung ria sembari menyiram tanaman-tanaman yang sudah ia rawat dari bibit-bibit kecil hingga bertubuh menjadi tanaman cantik.

Duk! Duk! Duk

Maureen mengalihkan perhatiannya dan melihat ke arah gerbang rumahnya yang berbunyi seakan ada yang memukulnya.

Awalnya Maureen kira itu hanya hewan saja tetapi makin lama suara itu semakin kencang, "Duh apa sih."

Maureen membuka gerbang rumahnya dan betapa terkejutnya dirinya melihat Baila sedang duduk di depan pintu gerbangnya.

"Ya ampun kamu ngapain disini bayi." Maureen mengangkat Baila pada gendongannya.

Baila menanggapi Maureen dengan segala ocehannya yang tidak jelas.

Maureen mengintip gerbang pintu rumah tetangganya yang terbuka, "Kamu kabur ya dari rumah."

"Eung! Eung! Hihihi." Baila memperlihatkan dua giginya yang sudah tumbuh dan juga satu gigi lainnya yang masih berproses.

"Dasar bayi nakal, kalau Papi cariin kamu gimana hum? Terus kalau ada yang culik kamu bagaimana. Kamu mau buat Papi sedih ya?"

Baila menggeleng dan juga matanya mulai berkaca-kaca.

Maureen tertawa, "Udah udah jangan nangis. Anak cantik engga boleh nangis. Ayo kita samperin Papi Naresh."

Maureen membawa Baila menuju rumahnya, ia tidak habis pikir bagaimana bisa Naresh kecolongan. Untung bayi itu pergi ke rumahnya, bagaimana jika ke tempat lain, ah Maureen tidak bisa membayangkannya.

"Permisi." Maureen masuk ke dalam rumah Naresh yang terbuka.

Maureen melihat disana Naresh sedang bergelut di dapur, "Mas lagi masak?"

"Eh, Maureen. Sedang apa disini dan bagaimana bisa kamu masuk."

"Baila tadi ke rumah aku, kamu kayanya lupa buat tutup pintu dan gerbang jadinya Baila keluar tanpa sepengetauan kamu."

Mata Naresh membelalak, "Serius kamu?" Naresh mendekati Maureen lalu mengangkat Baila, "Ya ampun nak kamu berani banget keluar. Maafin Papi ya, tadi Papi lupa tutup pintu habis panasin mobil."

"Lain kali jangan teledor gitu Mas. Takutnya di luar ada kendaraan lewat, walaupun ini komplek tapi tetep aja kadang suka ada anak bawa motor kenceng-kenceng." Maureen memperingati.

Naresh mengangguk, "Iya, tadi saya benar-benar lupa."

"Iya Mas. By the way Mas masak apa?" Maureen mendekati dapur.

"Saya buat pancake untuk Baila, kamu bilang Baila suka makanan padat jadi saya buatkan pancake dengan yogurt nanti."

Maureen mengambil mangkuk berisikan adonan pencake yang telah dibuat oleh Naresh, "Mas ini terlalu cair atuh, ini mah engga akan jadi."

"Masa sih, tadi saya sudah sesuai takaran yang ada di you tube kok."

Maureen tertawa saat meyendoki adonan yang jauh dari kata baik, "Ini adonan atau cairan tepung Mas? Ini kalo kamu masak juga bukannya padet malah blubuk blubuk ini mah."

MAS DUDA I'M COMING! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang