Chapter 5

15 13 3
                                    

Haiii👋🏻

Jangan lupa vote, comen dan follow biar author semangat ngetiknya hehe ^0^

I hope you like it
Happy reading 🦋

Dipinggir jalan yang gelap ada seorang gadis berjalan sambil bersenandung kecil, saat sedang berjalan tiba-tiba hujan turun. Membuat gadis itu menatap kelangit dan tersenyum, dia memutuskan untuk berjalan kesebuah lapangan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia mulai merebahkan tubuhnya diatas rumput hijau dan memejamkan matanya menikmati tetesan air hujan ditubuhnya.

"hmm sangat nyaman, pantas saja lin betah berlama-lama dibawah hujan"gumamnya

"kau baru menyadarinya kak, dari mana saja kau selama ini"saut seseorang

"lin?"

"bukan"

"lalu?"

"sialan kau, aku angkasa"

"baik-baik aku hanya bercanda, aku hanya merindukan sahabatku yang sangat cerewet itu."

"kak, bagaimana kondisi lin sekarang"

"kau bodoh atau bagaimana"

Dia hanya tertawa mendengara balasan dari sahabatnya, yang terdengar sangat ketus. Beberapa menit berlalu diiringi dengan hujan yang semakin deras.

"saaa?"panggilnya, namun tak ada balasan dari sampingnya

"sudah pergi rupanya"

Dia menghela nafasnya pelan lalu memandang langit yang sedang turun hujan, dia beranjak dari tidurnya dan kembali berjalan menuju rumah marchel.

Saat sudah tiba disebuah pagar, dia melihat ke kanan dan kiri untuk memastikan kondisi aman. Dirasa sudah cukup aman dia mulai memanjat pagar dan turun dengan perlahan, dia mencari sebuah tangga untuk menuju tempatnya dikurung. Dia tersenyum saat menemukan sebuah tangga yang tertutup oleh tong sampah, dan menaiki satu persatu anak tangga dengan hati-hati hingga sampai kesebuah ruangan yang gelap. Dia menarik tangga itu naik dan menyembunyikannya dibelakang sebuah sofa. Perlahan dia berjalan menuju rantai dan memakaikan pada kedua kakinya lalu tanggannya, angin kencang menerpa tubuhnyayang dingin karena baju yang dikenakannya sudah basah kuyup.

Sial dia lupa menutup jendelanya, persetanan dengan tubuhnya yang menggigil.

Dia memutuskan untuk menutup matanya, biarkan saja jendela itu terbuka menampilkan hujan diluar sana, dia sudah punya alasan untuk itu. Keesokan harinya dia merasakan pusing dan panas disekujur tubuhnya. Dia mencoba untuk memejamkan matanya kembali guna meredam rasa sakit karena kepalanya yang berasa berputar.

"ugh"

Dengan menahan sakit dikepalanya dia mencoba untuk kembali tidur, ia harus mengistirahatkan tubuhnya. Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan eul yang membawa nampan berisi makanan ditangannya, eul meletakkan nampan itu disebuah meja. Eul mendekat kearah lin berniat untuk membuka rantai yang mengikat tangan dan kaki gadis itu.

Tunggu?, badannya sangat panas.

Eul meletakkan telapak tangannya untuk mengecek suhu tubuh gadis itu. Sedangkan si gadis hanya diam tanpa kata dan menatap eul dengan matanya yang sayu.

"hmm sangat nyaman"batinnya sambil memejamkan matanya

"SIALAN!!!"

Umpatan itu keluar dari mulut eul, ia segera mengambil sebuah remote diatas meja dan mengubah sebuah sofa diruangan itu menjadi sebuah kasur. Eul membawa tubuh lin kekasur setelah melepaskan rantai yang mengikat tangan dan kakinya.

Ia bergegas mengambil air menggunakan baskom kecil dan sebuah kain. Dia akan membersihkan tubuh gadis itu dan mengompresnya, eul segera menanggalkan pakaiannya dan mengelap tubuh lin dengan kain basah. Selesai membersihkan tubuh lin, eul berdiri mencari baju yang sekiranya pas. Ketika mendapatkan baju yang pas eul memakaikan bajunya kepada gadis itu, setelah selesai memakaikan gadis itu baju dan mengompresnya, eul mulai menyuapinya bubur yang sudah dia bawa tadi. Dia tidak menolak saat eul menyuapinya bubur sampai habis, eul memberinya sebuah obat. Eul menaruh punggu tangannya dikening untuk memeriksa suhu tubuhnya

"suhu tubuhmu sedikit mereda, mungkin karena perutmu sudah terisi dan juga meminum obat"

"siapa kamu sebenarnya?"tanya eul tiba-tiba

"HAH?"balasnya bingung

"mengapa kamu melakukan semua ini?"tanya eul sembari membawa tangan lin untuk dia genggam

"jika alasanmu ingin balas dendam, apakah tujuanmu adalah membunuh wanita itu?"tanyanya lagi

Gadis itu segera melepaskan tangannya yang digenggam, sedikit menjauh dari eul.

"apa yang kau katakana itu semua benar, bahkan jika dendamku sudah terbalaskan, aku tetap tidak bisa melupakan semua kejadian itu."ucapnya emosi

Eul menghela nafas berat, mengambil nampan dan beranjak meninggalkan gadis itu sendiri diruangan tersebut.

Sepanjang malam eul tidak bisa tidur nyenyak, pikirannya masih memikirkan apa yang dikatakan oleh gadis itu tadi, eul tidak sengaja melirik sebuah album keluarga. Dia beralih dari tempat tidurnya dan berjalan kelemari kaca, mengambil album itu dan membukanya. Lembar pertama memperlihatkan foto-foto eul saat masih kecil, eul tersenyum melihat foto tersebut namun saat dia membuka lembar berikutnya, senyum eul tiba-tiba saja pudar digantikan dengan sebuah genangan dikelopak matanya, dia melihat fotonya bersama miminya lin waktu remaja. Eul mengelus fotonya bersama sahabatnya itu, genangan yang ada dikelopak matanya pun sudah turun.

"cei apa mungkin wanita itu dalang dari semua ini?"

"kalau seperti ini apa mungkin dia juga yang mendalangi kecelakaan yang menimpamu dulu?"

"tapi ini semua atas dasar apa?"gumam eul

"apa kamu belum tenang disana?"

"maafkan kelalaianku cei, aku akan segera mengembalikan senyummu dan juga lin."

Eul mengecup foto wanita yang sedang berpelukan dengannya dan kembali memejamkan matanya sambil memeluk album itu. Dalam hati eul sudah memantapkan niatnya untuk membantu lin dan terus menjaganya.





















"DIA BERBOHONGG!!"














TBC
Thank you untuk vote dan commennya, semoga suka sama chap berikutnya. I love you so much guys💐💐

Langit Dan Dendamnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang