Prolog

30 14 4
                                    

Hallo👋🏻

Ini cerita keduaku yang di publish, jangan lupa buat vote, comen dan follow biar authornya semangat ngetiknya hehe.

I hope you like it
Happy reading🦋

Dimalam itu hujan sangat deras, badai hujan berbunyi sangat keras dan tidak ada orang yang bisa mendengar apapun kecuali suara hujan yang menghantam tanah. Disebuah rumah, disana ada ruangan yang sangat gelap, yang sepertinya berusaha keras untuk bersembunyi dari orang lain. 

Dalam kegelapan itu ada seorang gadis yang sedang memeluk lututnya sambil menangis terisak di sofa, kilatan masa lalu kembali berputar di kepalanya.

Lin turun dari sofa dan merangkak menuju laci disamping pintu, dia sudah tidak tahan lagi lin mengambil beberapa butir obat yang ada didalam laci dan meminumnya, kepalanya sangat pusing.

Tanpa gadis itu sadari pintu terbuka dan seseorang yang berteriak dengan khawatir, marchel memeluk lin dengan sangat erat

"ini akan baik-baik saja lin, ini akan baik-baik saja".

Orang yang memeluk lin juga menangis terisak sambil mencoba menghibur lin dilengannya. Marchel dengan lembut memegang pipi lin yang memar, marchel tidak tahan melihat lin seperti ini hatinya begitu sakit.

"aku minta maaf lin"

Marcel berbisik ditelinga lin dan mencium kepala lin yang basah dengan semua cinta yang dia miliki. Lin seketika menatap marchel dan menangis lebih keras

"jangan katakan seperti itu, kau tidak salah ini semua salahku. Jangan bilang kamu juga akan meninggalkanku"

Lin meremas ujung bajunya sangat kuat dengan tangganya yang bergetar.

Dia menatap lin sebentar dan membawa tangan lin untuk dia genggam, marchel menggeleng sambil tersenyum



































"Aku akan bersamamu selamanya, kita akan bersama selamanya"
























Semoga suka sama cerita aku yaaaa! Makasih banyak buat kalian yang udah vote, comen, dan follow aku. I LOVE YOU SO MUCH GUYS💕

Langit Dan Dendamnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang