7 : Pertemuan Bersorak

122 12 0
                                    

LOVE SENIOR
KARNRADA






“Tundukkan kepalamu!!”

“Tundukkan kepalamu!!”

“Apakah hanya ini yang kamu punya?!”

Sorakan bergema dari para senior tahun kedua yang berjalan dalam prosesi, mengenakan kemeja fakultas merah, dengan percaya diri melangkah ke alun-alun acara.  Dengan kehadiran yang mengesankan dan suara riuh, mereka bisa mengintimidasi adik-adik tahun pertama. Mereka duduk dengan menunduk, tidak ada seorang pun di tahun pertama yang berani melihat ke atas, melihat para senior yang berdiri melingkar di sekitar mereka sekarang.

Manaow duduk di barisan depan dengan tertib. Bayangan di depannya yang terlihat dari sudut matanya adalah sepatu kulit hitam mengkilat milik para senior. Ini adalah pertemuan bersorak dari fakultas untuk pertama kalinya sejak universitas dibuka. Kini para senior sudah berada di posisinya masing-masing dan masih belum ada suara yang keluar. Seluruh halaman begitu sunyi hingga terdengar suara angin yang meniup dedaunan yang bergoyang. Suasana dingin terasa seperti sedang digosok. Bagaimana jika para senior membuat janji untuk membantai mereka?

Aroma parfum yang samar dan familiar berhembus di hidung Manaow. Suara sepatu mengikuti irama langkahnya dan pergelangan kakinya yang ramping dari ujung rok panjang itu terlihat dari sudut mata Manaow. Apakah itu Gyoza? Meski disuruh menundukkan kepala, sampai hanya pergelangan kaki yang bisa terlihat, tapi dia ingat betul aroma samar ini. Itu pasti Gyoza. Anggota organisasi senior di tahun kedua, totalnya ada lima orang. Ada Phi Thida dan Gyoza yang berjenis kelamin perempuan, dan tiga lainnya adalah laki-laki jangkung yang terlihat sangat mengintimidasi.

Gyoza hari ini memakai topeng Ketua yang sama sekali tidak mirip dengan Gyoza yang ia kenal. Wanita langsing, berwajah mulus, tenang itu memancarkan aura yang menakutkan.

“Aturan Bersorak!!”

Suara tenang namun bergema dari Ketua itu memberi perintah kepada para junior. Aturan Bersorak yaitu mereka harus menepuk lutut mereka dengan semangat. Dan ketika tepukan itu selesai mereka harus segera kembali ke posisi semula. Dan jika mereka menepuk lutut tidak secara bersamaan, Ketua akan memerintahkan mereka untuk melakukannya lagi.

“Apakah hanya ini yang bisa kalian lakukan? Ayolah UNITY!”

“Aturan Bersorak!!”

Suara lutut yang saling bertepukan menggema di seluruh alun-alun.

“Hari ini, kami para senior bertemu dengan kalian untuk pertama kalinya. Untuk memastikan kalian sudah mengikuti peraturan para senior, kami akan melakukan inspeksi untuk memastikan kalian berpakaian dengan rapi. Berdirilah, tahun pertama!” Ketua mengakhiri perintahnya, dan para senior, bersama dengan Ketua, berjalan menyusuri barisan junior untuk memeriksa pakaian mereka.

“Kancingkan dibagian lehermu” suara tenang Gyoza berbicara kepada Manaow. Sosok kecil itu berdiri dengan tangan di belakang punggung dan badannya tegak. Manaow bisa mengerti bahwa hari ini dia harus formalitas, tapi nada dingin itu bisa membuatnya pingsan.

Manaow mencoba memasukkan kancing atasnya, dia berjuang tetapi tidak bisa mengatasinya. Akhirnya, Gyoza harus membantunya mengancingkan. Biasanya, Gyoza jauh lebih kecil darinya, hanya mencapai bahunya. Tapi hari ini, sepertinya karena ban lengan Ketua itu memudahkan si kecil untuk membantunya. Kedekatan mereka sekarang meningkatkan detak jantung Manaow. Gyoza, yang kali ini tidak mengenakan kacamata, menatapnya dengan mata bulat dan jernih, anehnya membuatnya merasa berdebar. Setelah kancingnya diamankan, Ketua lalu pergi dengan diam dan tanpa ekspresi, tidak berkata apa-apa lagi.

Love Senior 1 (VERSI INDONESIA)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang