Love Senior 1 (VERSI INDONESIA)

12 : Sosok Dalam Bayang-Bayang

LOVE SENIOR
KARNRADA

Obrolan grup untuk mahasiswa baru Teknik Elektro, yang terdiri dari lebih dari 80 anggota, menerima pesan dari ketua senior. Ini mengumumkan pertemuan tidak resmi hari ini pukul 16:30 di halaman, dengan semua orang diminta untuk mengenakan kaos hitam, celana olahraga panjang, dan sepatu kets. Tak perlu heran; kemungkinan besar terkait dengan video yang beredar dan diskusi penuh semangat yang sudah memenuhi grup obrolan cabang. Pesan yang dipertukarkan hanyalah kata-kata penyemangat dari teman-teman.

‘Jika itu aku, aku tidak akan memukulnya begitu saja.’

‘Apalagi dengan kata-kata yang menghina seperti itu. Kenapa aku tidak ada saat itu? Aku akan menghajarnya.’

‘Jika kamu akan dihukum, kami akan berbagi tanggung jawab juga. Jangan terlalu banyak berpikir, Nao.’

‘Pria itu lemah. Seorang wanita mahasiswa baru dari cabang kita meninjunya, haha. Tidak apa-apa, Manaow. Kami akan berbagi hukuman denganmu.’

Manaow menggulir untuk membaca pesan dari teman-temannya dalam grup obrolan. Kedekatan antar teman di cabang memang tidak bisa dipungkiri. Hal ini terjadi karena berbagai aktivitas. Mereka telah melakukan banyak hal bersama sejak semester dimulai, termasuk menghadiri pertemuan bersorak di mana mereka dihukum oleh mahasiswa tahun kedua. Manaow senang teman-temannya ada di sampingnya. Tapi untuk menerima hukuman juga padahal hanya satu orang yang melakukan kesalahan, dia merasa tidak enak sama sekali.

“Teman-teman yang lain semua memahamimu. Kamu tidak perlu stres” Jaojom sedang berbaring dan memainkan ponselnya di tempat tidur, berbicara dengan nyaman.

“Aku tidak ingin ada orang yang ikut menerima hukuman. Ini kesalahan satu orang” Manaow menghela nafas, dia menyalakan rokok dan menghisapnya saat berada di kamar.

“Kamu sama sekali tidak pantas menjadi seorang wanita. Lihatlah ruangan yang sangat berantakan ini. Ditambah lagi kamu merokok di dalam kamar”

“Jangan mengeluh. Aku tidak memintamu menjadi temanku. Kamu usil sekali” Manaow memasukkan abu rokoknya ke salah satu gelas. Itu mungkin gelas wine yang tergeletak sejak tadi malam.

“Yah, kakakmu yang memintaku untuk menjadi temanmu karena kamu anak yang nakal, bajingan! Kalau kamu patah hati, jangan buka mulutmu” Jaojom menerima panggilan telepon dari Phi Fuang. Dia menelepon meminta bantuan untuk merawat adiknya. Kondisi Manaow cukup serius. Sesuai dengan sifat aslinya dan dia adalah orang yang tidak sabaran dan melakukan sesuatu tanpa berpikir. Jaojom baru saja melihatnya dan banyak memikirkan tentangnya. Wah, gadis ini. Kemarin dia hampir bertengkar dengan seorang karyawan toko serba ada yang menolak menjual alkohol karena mereka belum berumur 20 tahun. Hingga Jaojom-lah yang harus membereskan semuanya dengan membeli karena dia lebih tua dari Manaow. Dasar anjing yang busuk!!

“Aku akan menjauh darinya. Aku tidak akan membawa dia untuk mendapat masalah karena aku lagi”

“Amin, semoga kamu bisa melakukan ini, idiot. Dia menghilang selama satu atau dua hari saja sudah membuatmu jadi gila. Kamu berpura-pura akan menyerah. Aku akan menunggu dan melihat berapa hari kamu bisa melakukannya” Kata pria sarkastik itu kepada sahabatnya yang sedang menyalakan rokok keduanya. Mungkin sebentar lagi dia akan terkena kanker paru-paru, lalu mati muda!!

Pada jam setengah empat, mahasiswa teknik elektro tahun pertama sudah berkumpul di halaman kegiatan lebih dari sebelumnya. Mungkin karena semua orang tahu betul alasan para senior memanggil mereka untuk menerima hukuman bersama temannya. Para senior sudah menegaskan dan mendisiplinkan mereka, setiap kali salah satu dari mereka berbuat masalah, yang lain juga akan ikut bertanggung jawab.