Typo tandain!
Liam berjalan ke mansionnya dengan langkah mantap, malam telah begitu larut, dan keheningan menyelimuti seluruh mansion.
Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam, cahaya dari lampu gantung yang tamaram di ruang tamu menciptakan bayangan panjang yang membuat suasana di dalam terasa sepi.
Langkah kaki Liam bergema pelan di lantai marmer menandakan betapa sunyinya mansion besar itu.
Ketika dia sampai di lorong utama, Liam melihat pelayan perempuan muncul dari arah dapur, wajahnya tampak lelah mungkin karena hari yang panjang tetapi saat menyadari kehadiran Liam, wajahnya langsung memucat dan langkahnya terhenti.
Liam mendekat dengan ekspresi datar, "Dimana mereka?" tanyanya langsung tanpa basa-basi.
Pelayan itu tersentak kaget dan suaranya tercekat di tenggorokan dan butuh beberapa detik untuk merespon, "A-apa yang tuan maksud?" balasnya gugup.
Ia tahu betul bahwa Tuan besar ini Liam Carter--- atau sekarang Damon Hartman yang menghuni tubuhnya terkenal karena sikapnya yang tegas dan tidak sabar.
Pelayan manapun yang bekerja di mansion ini selalu diliputi rasa takut jika harus berhadapan langsung dengannya.
"Anak-anak, dimana mereka?" ulang Liam dengan nada sedikit lebih tegas, meski tidak marah nada bicaranya membuat siapapun yang mendengarnya merasa tertekan.
Pelayan itu tampak lebih gugup kemudian mengerutkan kening saat mendengarnya, "M-maaf tuan anak-anak tidak pulang malam ini," jawabnya dengan tenang namun suaranya terdengar gugup, jelas dirinya takut membuat Liam kesal.
Liam berhenti sejenak mencoba mencerna, "Kenapa mereka tidak pulang?" tanyanya, alisnya sedikit berkerut.
Liam tak mengingat lengkap tentang kebiasaan anak-anak Liam asli.
Pelayan itu menundukkan kepala tak berani menatap wajah Liam.
"Tuan Leo dan Tuan Ace menginap di apartemennya, dan Tuan Victor menginap di markasnya bersama teman-temannya." jelas pelayan itu hati-hati nada suaranya penuh kecemasan takut kalau-kalau jawabannya tidak memuaskan.
Liam mengangguk pelan tanpa menunjukkan banyak reaksi, "Baiklah." kata Liam, singkat.
Lalu ia berbalik dan melangkah pergi meninggalkan pelayan yang masih berdiri kaku tak berani bergerak.
Begitu punggung Liam menghilang dari pandangannya pelayan itu menarik nafas dalam-dalam seakan baru saja lolos dari sesuatu yang berbahaya.
Jantungnya berdebar keras dan ia segera bergegas kembali ke dapur dan kembali menuju kamar pribadi miliknya yang khusus untuk pembantu mansion.
Liam menaiki lift menuju kamarnya di lantai atas, lift itu bergerak perlahan membuatnya memikirkan apa yang di katakan pelayan tadi.
Dia bertanya-tanya apakah anak-anak Liam asli memang jarang menginap di mansion?
Melihat bahwa mereka menginap di tempat-tempat yang berbeda membuatnya berpikir bahwa hubungannya dengan sang anak memang terasa renggang.
Setibanya di lantai atas ia keluar dari lift dan berjalan menuju kamar tidur utama, ia membuka pintu dan langsung di sambut oleh keheningan yang lebih pekat seperti kehidupan pertamanya.
Ruangan besar itu terasa dingin dan kosong, mencerminkan suasana hatinya yang berkecamuk di dalam dirinya.
Ia melepaskan dasinya dan melemparkannya ke atas meja, lalu duduk di tepi tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Papa
Science FictionBrothership(BROMANCE) JADI DUDA?! Damon hartman pria yang berusia 39 tahun yang hidupnya sepenuhnya di dedikasikan untuk pekerjaan atau bisa disebut workaholic meninggal dan masuk di tubuh seseorang duda yang memiliki 3 anak.