17

3.6K 470 78
                                    

familyship & brothership area

Terserah mau baca ulang apa kaga, yang penting bab akhirnya gue revisi.



........

Sinar matahari pagi perlahan masuk melalui celah tirai kamar, menyinari wajah Liam yang masih tertidur lelap. Keningnya sedikit berkerut karena cahaya itu, membuatnya secara reflek berbalik ke sisi lain. Namun, gerakannya terhenti ketika lengannya menyentuh sesuatu----atau lebih tepatnya, seseorang.

Liam membuka mata perlahan, menyesuaikan pandangannya yang kabur. Di sisi kanannya, Ace tidur tengkurap, wajahnya setengah tertutup oleh lengan yang digunakan sebagai bantal. Napasnya pelan dan teratur,
Tapi rambutnya berdiri ke segala arah membuatnya terlihat seperti singa liar yang baru bangun tidur.

Liam menahan tawa kecil melihat bentuk rambut Ace, sebenarnya semalam ia hanya ingin menunggu Enzo tertidur sambil mengusap punggung anak bungsunya itu, namun entah bagaimana dirinya malah ikutan terlelap di kamar Enzo.

Gerakan di sisi kirinya menarik perhatian Liam, ketika ia menoleh ia mendapati Enzo yang tidur dengan posisi yang jauh lebih rapi, telentang dengan tangan di atas perut, seperti sedang meditasi.

"Sepertinya celana Stevan sudah penuh," gumamnya pelan. Tanpa sadar, pikirannya melayang ke adiknya yang mungkin tidak bisa tertidur karena memakai diapers maybe?

Liam berusaha bangkit dari kasur, tapi lengannya tiba-tiba di genggam erat oleh Ace, anak itu menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. "Jangan pergi...,"

Liam memandang Ace yang bibirnya setengah terbuka, mencoba berbicara meski hanya gumaman samar yang keluar, Cup tanpa sadar Liam mencium bibir Ace yang terbuka itu dengan lembut.

Ia merapikan rambut Ace yang berantakan, berusaha menahan tawa saat meluruskan setiap helai rambut Ace yang tampak seperti singa liar walaupun usahanya sia-sia. "Hei, bangun dan lihat rupamu sekarang baby," ucap Liam sambil menepuk pelan pipi Ace.

Ia akhirnya memeluk Ace dengan gemas, sementara anak itu masih tertidur pulas tak merasa terganggu oleh Liam yang memeluknya erat serta memberikan kecupan pada punggung anaknya dan meninggalkan sedikit tanda merah muda disana.

Liam akhirnya menatap Ace dengan menyeringai, saat melihat warna merah samar di sepanjang punggung dekat leher Ace, "Papa kembali ke kamar dulu ya," bisiknya di telinga Ace pelan.

Kemudian ia langsung berdiri dan mencoba melepas pelukan dari Ace, dengan hati-hati agar tidak membangunkan kedua anaknya yang masih terlelap. Sebenarnya ia berniat membangunkan mereka untuk bersiap ke sekolah, tetapi perhatiannya tertuju pada ponselnya di nakas samping Enzo yang baru saja berbunyi.

Ia membuka pesan tersebut dan membaca isinya, rupanya dari pihak sekolah yang mengumumkan hari ini kedua anaknya beserta Stevan mendapat hari libur karena para guru sedang mengadakan rapat persiapan lomba.

Setelah memastikan pesan itu ia mendekati wajah damai anak bungsunya, tanpa sadar sebuah senyuman terukir hangat di bibirnya. Liam membungkuk, mengecup pipi kanan Enzo dengan penuh kasih sayang, "Tidurlah yang nyenyak, Enzo," bisiknya sambil menghaluskan kerutan di dahi Enzo yang mungkin sedikit terusik karenanya.

•••••••••••••••••

Setelah keluar dari kamar Enzo, Liam kini sudah bersih setelah mandi di kamarnya dan sekarang ia sedang berjalan menuju ruangan adiknya berada,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 19 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Becoming PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang