MINS(2)

544 42 1
                                    

Selamat malam all, maaf up malem.

~MINS~

Sarapan sudah selesai, dan kini mereka semua tengah berkemas untuk pulang dari villa. Suasana mulai riuh saat Harsya, yang terlihat lelah, harus kembali menghadapi El yang enggan untuk mandi.

“El, mandi sekarang,” ujar Harsya dengan nada dingin, kesabarannya mulai habis setelah berkali-kali menyuruh El tanpa hasil. Namun, El masih asyik bermain mobil-mobilan bersama Jie.

“Sebentar, Papi,” jawab El santai, tanpa mengalihkan perhatian dari mainannya. Harsya menghela napas panjang, mencoba menahan amarah yang semakin memuncak.

Melihat situasi itu, Jie mendekati El dan berbisik, “El, papi Sya udah nyuruh kamu mandi tuh. Cepetan, nanti papi marah loh.” Namun, El hanya menggeleng pelan, tetap fokus bermain.

Akhirnya, Harsya menggunakan nada tegas. “Kalau gitu, papi sama Daddy pulang, ya. El tinggal di villa ini kalau gak mau mandi,” ucapnya jengkel, berusaha memberi ultimatum.

“Hm,” jawab El dengan cuek. Harsya yang sudah sangat kesal pun memutuskan untuk pergi ke kamar utama, mencoba menenangkan dirinya sejenak.

Sadam yang mendengar itu menghampiri El. Ia berjongkok di depan anaknya, mencoba mengajak bicara dengan lebih lembut.

“El, papi kamu udah marah tuh. Ayo mandi, sayang?” bujuk Sadam sambil menatap El. Namun, El masih terdiam.

“El, Daddy lagi ngomong, kamu harus dengar dan lihat Daddy kalau diajak bicara, gak sopan kalau kamu cuek begitu,” jelas Sadam dengan lembut namun tegas. Mendengar itu, El akhirnya menatap Sadam dengan wajah sedikit bingung.

“El males, Daddy,” jawab El, suaranya pelan. Sadam hanya terkekeh kecil, menahan tawa melihat kelakuan anaknya.

“Nanti kalau papi beneran marah, El gak takut, ya? Papi kalau marah serem, lho,” lanjut Sadam, mencoba mengingatkan. El menggeleng dengan cepat, matanya melebar ketakutan.

“El takut kalau papi marah,” jawabnya sambil menunduk.

“Nah, kalau begitu, El mandi sekarang, ya?” ujar Sadam dengan nada membujuk. Tanpa berpikir panjang, El bangkit dan berlari menuju kamar untuk mandi.

“Good boy,” teriak Sadam dengan penuh kebanggaan sambil mengacungkan jempol.

Melihat El pergi, Sadam menoleh ke arah Jie yang hanya diam memperhatikan dari tadi. “Jie gak mandi?” tanya Sadam.

“Tunggu papa selesai mandi, jie mau mandi bareng Daddy,” jawab Jie sambil tersenyum malu-malu. Sadam mengangguk paham, lalu berjalan santai menuju kamar utama untuk menemui Harsya.

~MINS~

Kini mereka sudah berpamitan, saatnya untuk pulang ke rumah masing-masing. Dengan berat hati, Harsya menghampiri Jovan dan Reja, memeluk erat tubuh mereka satu per satu.

“Bakal kangen banget,” ucap Harsya dengan suara sedikit bergetar. Jovan hanya tertawa kecil sambil mengusap punggung Harsya dengan lembut.

“Kayak kita gak bakal ketemu lagi aja. Tenang, bro, pasti bakal sering ketemu lagi kok,” ujar Jovan sambil tersenyum, mencoba mencairkan suasana.

Marriage is Not Scary || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang