Sorry lama up guys, habis sakit 3 hari kemarin, ini baru banget sembuh hehe.
HAPPY READING!
~MINS~
Hari-hari berlalu dengan tenang, dan keluarga kecil Sadam dan Harsya semakin bahagia. Namun, ada satu hal yang mengganggu Harsya-setiap pagi, ia selalu merasakan mual. Bukan hanya di pagi hari, terkadang rasa mual itu datang tiba-tiba, bahkan di sore hari.
Suatu pagi, Harsya kembali berada di kamar mandi, memegangi perutnya dengan wajah yang pucat. Sadam berdiri di sampingnya, memijat lembut leher istrinya sambil berusaha menenangkan.
"Huek..." Harsya kembali memuntahkan cairan bening, sementara perasaannya mulai tak menentu. Ia sudah mulai curiga dengan kondisinya. Nafsu makannya belakangan ini meningkat tajam, dan suasana hatinya berubah-ubah dengan cepat.
"Mas! Mijetinnya jangan keras-keras dong!" seru Harsya dengan nada kesal. Sadam menarik napas panjang, mencoba lebih lembut, namun tampaknya itu tetap tidak cukup bagi Harsya.
"udah deh! Nggak usah dipijat lagi! Sono pergi aja!" ucap Harsya dengan nada jengkel, lalu kembali muntah. Melihat istrinya yang semakin kesal, Sadam hanya diam, lalu melangkah keluar dari kamar mandi.
Harsya termenung di tempatnya, tatapan matanya tertuju pada perutnya yang sedikit membuncit. "Gue hamil, ya?" gumamnya pelan, meraba-raba perutnya seolah mencari jawaban.
"Apa gue minta Mas Sadam beliin testpack?" pikirnya. Setelah menarik napas panjang, ia akhirnya memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar mandi.
Di kamar, Sadam sedang tiduran santai, asyik bermain ponselnya tanpa menyadari kegelisahan Harsya. "Mas, beliin aku testpack," kata Harsya dengan nada datar. Namun, Sadam tak langsung merespon.
"MAS!" teriak Harsya tiba-tiba, membuat Sadam terlonjak kaget dan segera duduk tegak. "Apa, Sayangku?" jawabnya, tersenyum canggung.
"Udah, nggak usah deh! Aku udah nggak mood!" gerutu Harsya, merasa kesal dan berjalan keluar kamar sambil menghentakkan kakinya.
Sadam yang bingung segera bangkit dan mengejar istrinya. "Sayanggg, tungguu!" teriaknya.
Harsya berhenti dan menoleh tajam. "Apa?!" suaranya terdengar ketus, membuat Sadam menghentikan langkahnya dengan cepat agar tidak menabrak Harsya.
"Kamu butuh sesuatu?" tanya Sadam dengan hati-hati. Harsya hanya menghela napas panjang, lalu mengangguk. "Beliin aku testpack," katanya singkat, tanpa menoleh ke arah suaminya.
Sadam mengangguk cepat, bersiap pergi, tapi tiba-tiba dia terdiam di tempat. "Testpack apaan, sih? Beli di mana?" gumamnya, lalu berbalik ke arah Harsya dengan wajah bingung.
"Di apotek, Mas," jawab Harsya dengan nada malas. Sadam tersenyum canggung, mengangguk, dan langsung berlari keluar rumah secepat kilat.
~MINS~
Di perjalanan, Sadam menggumam pada dirinya sendiri, "Testpack... testpack... semoga ada di apotek terdekat..."
Akhirnya, Sadam tiba di apotek yang tak jauh dari rumahnya. Ia buru-buru memarkirkan mobilnya, keluar, dan masuk ke dalam apotek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is Not Scary || Markhyuck
Romansa⚠️ WARNING ⚠️ INI LANJUTAN DARI POV DITIKTOK @aralieyie JIKA BELUM MEMBACA, HARAP DIBACA TERLEBIH DAHULU KALAU INGIN MENGETAHUI ALURNYA‼️ #Markhyuck #Bxb Enjoy~