MINS(1)

785 51 0
                                    

Hai, aku usahain update setiap hari ya.

Maaf bab sebelumnya terpaksa aku hapus, aku bakal skip bagian itu🙏

~MINS~

Suara keras terdengar dari pintu kamar Harsya, seolah ada yang berusaha mendobrak masuk. Dengan mata masih setengah terpejam, Harsya terbangun dari tidurnya, meski tubuhnya masih terasa lelah setelah malam panjang bersama Sadam.

“Tok tok tok!” suara ketukan terdengar lagi, kali ini lebih keras. Harsya menghela napas berat, perlahan bangkit dari tempat tidur, meskipun kakinya terasa lemas.

"Jadi olahraga gak?" suara Jovan terdengar begitu energik dari balik pintu, memecah keheningan pagi.

Harsya melirik jam di samping tempat tidurnya—06.00 pagi. "Serius baru tidur dua jam?" pikirnya, tak percaya dirinya berhasil memecahkan rekor tidur tersingkat.

Saat Harsya membuka pintu, tiba-tiba saja Reja, yang berdiri di samping Jovan, memukul pantatnya dengan bercanda. "PLAK!"

“Ugh, pantat gue sakit, anjing!” Harsya meringis kesakitan, reflek memegang bagian yang baru saja dipukul.

"Eh? Sakit? Maaf, maaf!” ujar Reja cepat, sedikit tertawa namun merasa bersalah. Jovan, di sampingnya, mengangkat satu alis penasaran.

“Kenapa pantat lu bisa sakit gitu?” tanya Jovan, menatap Harsya dengan rasa ingin tahu.

Harsya tidak menjawab langsung, hanya melirik ke arah Sadam yang masih tertidur pulas di kasur. “Tuh,” jawabnya sambil menunjuk Sadam dengan dagunya.

Jovan pun tersenyum nakal, sudah memahami apa yang terjadi. “Gila, berani juga lu,” gumamnya sambil tertawa kecil.

Harsya hanya menghembuskan napas panjang, masih merasa lelah. “Gue aja, semalem si Jaki minta, tapi malah kabur ke kamar Reja," celetuk Jovan sambil terkekeh, membuat Harsya semakin geli mendengar cerita itu.

Reja mengangguk, ikut tertawa. “Katanya cuma mau dimasukin doang, anjing. Eh, malah kabur!” tambah Harsya mengeluh, meskipun tawanya tak bisa ditahan saat mengenang kejadian semalam.

Tawa mereka memenuhi kamar, mencairkan suasana pagi di villa itu meskipun tubuh Harsya masih terasa pegal. Tapi, rasa lelah sepertinya hilang sejenak saat berbagi cerita kocak bersama sahabat-sahabatnya.

“Sayang?” suara Sadam terdengar lemah, dia baru saja terbangun dengan telanjang dada, mengucek matanya yang masih berat karena kantuk.

“Apa, Mas?” sahut Harsya sambil menoleh sekilas ke arah suaminya, kemudian melanjutkan obrolannya dengan Jovan dan Reja.

Reja, yang tak sengaja melirik ke arah Sadam, langsung bereaksi berlebihan. “Aduh, mata suci gue...” ujar Reja, cepat-cepat menutup matanya dengan tangan seolah tak ingin melihat pemandangan itu.

“Alay banget, lu,” ujar Sadam dengan nada jengkel. Dia melirik tajam ke arah Reja sebelum akhirnya kembali merebahkan tubuhnya di kasur, mencoba melanjutkan tidurnya.

“Dih, suami lu gak ada malu-malu, Sya,” kata Jovan sambil tertawa kecil melihat Sadam yang sudah menutup matanya lagi, seolah dunia di sekitarnya tidak penting.

Marriage is Not Scary || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang