MINS(9)

433 35 0
                                    

HAPPY READING!

~MINS~

Seminggu berlalu, kini keluarga Harsya sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksakan kehamilan Harsya.

"Mas, nanti pulang kita mampir ke supermar-" ujar Harsya, tapi ucapannya terpotong oleh Sadam.

"Oke, sayangku. Atau mau sekalian kita beli supermarketnya aja?" canda Sadam, sambil tertawa kecil. Sejak Harsya hamil, Sadam menjadi jauh lebih memanjakan istrinya. Bahkan El, anak mereka, ikut-ikutan memanjakan Harsya.

"Apaan sih, nggak usah lebay gitu," jawab Harsya sambil tersenyum, sementara Sadam hanya tertawa dan mencubit pipi Harsya yang terlihat semakin gembul.

"Kira-kira dedek nanti mirip siapa ya?" tanya Sadam lembut sambil mengelus perut Harsya dengan penuh kasih.

"Mirip Daddy!" teriak El dari kursi belakang dengan semangat.

"Enggaklah, El aja udah mirip Daddy. Sekarang dedek harus mirip Papi," jawab Harsya, tersenyum ke arah El. Mendengar itu, El pun menunduk dan merengek.

"El gak mau mirip Daddy. El maunya mirip Papi! Papi kan cantik, sedangkan Daddy jelek," protes El polos, membuat Sadam mengernyitkan alis, merasa tersinggung.

"Heh, bocil! Daddy tuh ganteng, ya," ujar Sadam dengan nada seolah tidak terima. El menatap Sadam dari belakang, lalu tiba-tiba mencubit bahu Sadam.

"Aduh! Kok dicubit, El?!" keluh Sadam dengan pura-pura kesakitan, sambil melepaskan satu tangan dari setir untuk menggenggam tangan Harsya.

"Papi, lihat deh, El nakal," adu Sadam dengan wajah menggemaskan, menekuk bibirnya seolah minta belas kasihan. Harsya hanya tertawa pelan melihat kelakuan dua pria di hidupnya itu.

"El, kamu kan mirip Daddy sayang. Masa nggak mau mirip Daddy? Daddy ganteng loh," ujar Harsya, mencoba menenangkan El.

El menggeleng pelan, masih tampak kesal. "Enggak, Daddy nggak ganteng."

Harsya tersenyum, lalu menambahkan, "Kalau Daddy gak ganteng, mana mungkin Papi mau sama Daddy?"

Mendengar itu, El berhenti menggeleng. Ia berdiri dari duduknya, mendekat ke wajah Sadam yang sedang menyetir, dan tiba-tiba tersenyum.

"Iya, Daddy ganteng. Hehe," ujar El sambil tertawa kecil, membuat Sadam merasa sangat percaya diri.

Sadam menurunkan alisnya dengan gaya sok cool dan tersenyum puas, merasa menang. "Nah, gitu dong, El. Daddy memang ganteng kan, Pi?" ujar Sadam sambil mencuri pandang ke arah Harsya yang hanya tersenyum geli melihat tingkah suami dan anaknya.

~MINS~

“Selamat, Sadam. Kandungan Harsya sudah berusia 4 minggu,” ujar dokter Oky dengan senyum hangat. Sadam yang terkejut langsung menoleh ke arah Harsya dengan mata berbinar-binar.

“Sudah lama juga ya, baby-nya ada di perut kamu, sayang,” ucap Sadam dengan lembut, sambil meraih tangan Harsya. Harsya tersenyum dan mengangguk, perasaan bahagia jelas terpancar dari wajahnya.

Setelah pengecekan kandungan selesai, mereka berjalan keluar menuju mobil. Seperti biasa, Sadam yang kini semakin protektif dengan kehamilan Harsya, tidak membiarkannya jauh dari pandangannya. Ia merangkul pinggang istrinya erat-erat, seolah takut ada yang terjadi pada Harsya.

“Sekarang mau kemana, sayang?” tanya Sadam sambil membukakan pintu mobil untuk Harsya.

Harsya tampak berpikir sejenak, sebelum El, yang duduk di kursi belakang, tiba-tiba menyela, “Kita ke mall aja yuk, Dad!”

Harsya tersenyum mendengar usul El, lalu mengangguk setuju. “Boleh juga tuh, sekalian kita refreshing,” katanya.

“Let’s go!” seru Sadam sambil tersenyum lebar, lalu melajukan mobil dengan semangat. Mobil mereka pun meluncur menuju mall.

Di dalam mobil, El tidak berhenti mengoceh tentang adik bayi yang sedang dikandung Harsya.

“Nanti baby-nya mau dikasih nama siapa, Pi?” tanya El penuh semangat.

Harsya tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. “Kita kan belum tahu baby-nya cowok atau cewek, sayang,” jawabnya lembut, membuat El hanya bergumam “Oh” dengan ekspresi polosnya.

“Gak sabar deh mau main sama baby!” seru El lagi, matanya berbinar. Harsya tersenyum melihat betapa antusias anak sulungnya itu.

Akhirnya, mereka tiba di mall yang terkenal ramai di daerah itu. Setelah memarkirkan mobil, mereka turun dan berjalan menuju pintu masuk mall. Di tengah perjalanan, El yang penuh energi tiba-tiba menunjuk sebuah toko es krim.

“Daddy, mau es krim!” seru El riang, mengarah ke toko itu.

Sadam pun menggandeng tangan kecil El dengan tangan kirinya. “Ayo, Daddy temenin,” katanya dengan penuh perhatian. Sementara itu, ia melirik ke Harsya yang ada di sebelah kanannya. “Kamu mau es krim juga, sayang?” tanyanya lembut.

Harsya tersenyum. “Mau dong, rasa matcha aja,” jawabnya.

“Dad, aku mau yang cookies and cream!” El langsung menyebutkan pilihannya dengan tegas.

Sadam mengangguk dan menyampaikan pesanannya kepada pegawai di kasir. “Satu matcha, satu cookies and cream,” katanya sambil menunjuk rasa es krim itu.

Namun, sebelum pegawai itu sempat merespons, ia terdiam dan melongo. “Sadam?!” teriaknya dengan suara penuh kejutan dan kegembiraan. Sadam mengangkat alis, bingung.

Pegawai itu lalu dengan penuh semangat berkata, “Boleh minta foto gak?! Anak saya ngefans banget sama kamu!”

Sadam hendak menolak dengan halus, tetapi Harsya mencubit lengannya lembut, memberikan isyarat. “Bolehin aja, Mas, kasihan dia. Senang banget ketemu kamu,” bujuk Harsya sambil tersenyum.

Akhirnya, Sadam mengangguk setuju. Pegawai itu segera berlari dari balik kasir, merogoh ponselnya, dan siap untuk berfoto.

“Harsya, ya? Sini sekalian foto juga! El, kamu ikut ya!” ajak pegawai itu dengan antusias. Namun, Harsya tersenyum lembut dan menolak dengan sopan. “Gak apa-apa, biar sama Mas Sadam aja,” jawabnya.

CEKREK. CEKREK. CEKREK.

Beberapa jepretan pun diambil. Setelah puas, pegawai itu mengucapkan terima kasih sambil tersenyum cerah dan kembali ke kasir untuk menyelesaikan pesanan es krim mereka.

“Saya buatkan dulu ya, Mas. Sebentar, ya,” ujarnya dengan senyum sumringah. Ia pun cepat-cepat menyiapkan pesanan dengan cekatan.

Setelah selesai, pegawai itu menyerahkan es krim dengan senyum lebar. “Jadi 60 ribu, Mas,” katanya.

Sadam mengangguk, mengeluarkan uang dari dompetnya, lalu menyerahkannya kepada pegawai itu sebelum membawa es krim tersebut kepada Harsya dan El.

~MINS~

maaf ya beberapa hari ini alie gak up, tapi nnt alie usahakan buat up setiap hari.

jangan lupa vote dan komen, jangan jadi pembaca hantuu 👻👻

thank you~

Marriage is Not Scary || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang